28. Kebenaran yang terbuka

736 89 4
                                    


.
.
.
.
.
Plak

Dhika bergeming setelah mendapat tamparan dari Nath, laki-laki yang sampai saat ini masih sah menjadi suaminya itu menatapnya dengan tatapan kecewa.

"Gue tau lo benci sama gue karena foto editan sialan yang dikirim istri sirih lo itu, tapi gue gak nyangka kalau lo sebajingan itu Dhika!" Nath memaki Dhika setelah mendengar cerita Gandy tentang Raka, bahkan Nath sendiri tidak tau jika putra nya mengalami hal seperti itu.

"Alasan Raka membuat mesin waktu dan pergi kemasa lalu adalah untuk memisahkan kalian, Raka ingin memastikan bahwa Nath akan hidup bahagia, tidak peduli jika dia sendiri menghilang." Nath menangis, laki-laki itu memang tau alasan Raka datang kemasa remaja nya, namun tidak pernah tau kisah dibalik semua itu.

"Lo bajingan bang, lo yang ngejar bang Nath dari SMA, tiba-tiba percaya sama foto yang dibawa jalang itu? Bahkan lo ngusir bang Nath gitu aja!"

Bruk

Dhika berlutut dihadapan Nath, memohon maaf karena sudah menyakiti buah hati mereka. Dhika datang kerumah sakit hari ini karena beberapa ingatan yang tiba-tiba muncul dikepalanya sejak semalam.

"Maafin gue Nath, maaf. Gue gak tau kalau Raka anak gue, maafin gue." Nath memalingkan wajahnya, dia merasa dejavu, kembali melihat Dhika berlutut memohon maaf.

"Minta maaf ke Raka, gue bakal maafin kalau Raka maafin lo!" ucapan Nath membuahkan pekikan tidak setuju dari Aksa juga Faras.

"Nath, lo serius mau maafin bajingan ini? Dia yang udah ngebuang lo, dia bikin lo kesusahan karena cacian tetangga waktu itu, dia udah bikin Raka dibully dari kecil." Nath masih menangis, membuat Faras memeluk tubuh mungil sahabatnya itu.

"Mungkin lo gak inget Sa, tapi gue masih inget gimana Raka minta gue bertahan sama Dhika waktu itu. Anak gue mutusin buat balik ke masa ini karena dia gak mau bikin gue sedih." Faras menatap tajam pada Dhika, kakak iparnya itu sungguh sangat bajingan.

"Apa yang harus gue lakuin supaya kalian maafin gue?" Indra mendekati Dhika yang masih berlutut.

"Ikut gue pulang, buka semuanya dan balikin hak bang Nath sama Raka dikeluarga Xavier." ucapan Indra membuat Dhika mendongak.

"Tapi." Indra berdecak.

"Jangan lupa bang, Raka anak kandung lo sedangkan Lisa bukan, meskipun dia lahir dari rahim istri lo. Lo sendiri udah denger obrolan istri lo sama selingkuhannya kan? Dan gue juga tau sejak kalian nikah lo gak pernah nyentuh jalang itu, lo itu gay bukan bisexual." mendengar ucapan Indra, Dhika langsung bangkit dan beranjak.

"Ayo pulang Ndra, gue janji bakal balikin hak Nath sama Raka dikeluarga kita." setelah mengatakan itu, Dhika mendekati ranjang Raka, mengecup dahi putra yang pernah dia sakiti itu.

"Ayah janji kamu bakal dapet semua hak mu Raka, karena aku ayah mu, ayahnya Raka Mahawira Xavier."

Nath hanya bisa menatap interaksi Dhika dan Raka dengan air mata mengalir, dia tidak pernah berharap bahwa Dhika akan mengetahui semuanya, namun dia sangat berharap Raka akan bahagia setelah ini.

"Posisi lo tetap jadi nyonya Xavier Nath, Dhika gak pernah nikahin jalang itu secara hukum." Nath mengangguk, tentu saja dia tau itu. Nath buka laki-laki bodoh yang akan membiarkan suami naifnya dimanfaatkan begitu saja.

"Gue tau Ras."
.
.
.
.
.
Aksa menatap Gandy yang terlihat panik entah karena apa, setelah Dhika dan Indra pergi, Gandy mengajaknya untuk berbicara ditaman rumah sakit.

"Gandy, ada apa?" Gandy menatap melas pada Aksa.

"Mama, Gandy mau tagih janji mama!" Aksa mengernyit.

DejavuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang