Nyanyaa💕
Kakak, aku minta maaf.
Aku nggak sanggup lagi
Aku nggak bisa lanjutin kita
Kita udahan aja, ya?Jere masih terpaku di tempatnya dengan mata melebar setelah membaca pesan tersebut. Pikirannya mendadak kosong, yang kemudian ia bawa sadar kembali untuk mengingat-ingat kesalahan apa yang dia lakukan hingga si manis meminta seperti itu.
Apa Jere kurang benar dalam memperlakukannya sebagai pacar?
Apa Nath sudah bosan dengannya?
Apa rasa Nath untuknya sudah tiada?
Pertanyaan demi pertanyaan bermunculan. Hingga ia putuskan untuk mengambil langkah lebar, menuju rumah Nath.
———
"Aaaaaaaaaa, huhuhuuuu"
"Berisiiiik, Nanath!"
"Huaaaa nggak mauuu ini udah dibaca sama si kakakkk,"
"Hah? Udah dibaca, serius?" Fellie kemudian mendekat penasaran, mengintip layar handphone Nath.
Sedangkan Eri terbahak di tempatnya, "Yes! Tebak abis ini doi ngapain?"
Nath semakin cemberut, "Ih kalian jangan gitu dooong gue nggak tega, gimana kalo Kak Jere marah besar abis ini? Ih, sumpah pokoknya kalo abis ini gue beneran udahan sama Kak Jere, jangan harap kita masih temenan!"
"Ahelah, santai Nanaaath. Kakak pacar lo itu bucin next level, marah sama lo aja nggak bisa, gimana mau udahan. Tunggu aja bentar lagi juga kesini, trus kita teriak bareng-bareng, PRANKKK!!"
Fellie geleng-geleng tak percaya, "Emang otak lo kalo jahilin orang tuh, lancar banget nggak ngerti lagi,"
Yang dimaksud hanya menyengir tengil.
Sedangkan Nath yang dilanda gundah tingkat tinggi itu pun terus-terusan mengecek jam. Siang tadi, Jere sempat pamit untuk nongkrong dengan teman-temannya malam ini, yang diiyakan Nath karena ia juga pasti akan sibuk dengan acara pajamas party-nya bersama Eri dan Fellie. Dan terhitung, sudah hampir 20 menit pesan terakhirnya hanya ditinggal dibaca oleh si penerima.
Nath benar-benar kesal di situasi ini, dimana ia terpaksa menjahili sang kekasih— yang menurutnya sedikit keterlaluan. Namun apa daya, ia harus melakukannya karena dare yang diberikan oleh Eri.
Benar, hanya karena dare.
Terkutuklah kepada pensil mekanik milik Fellie yang diputar tadi, sehingga pucuknya berhenti tepat menunjuk Nath membuatnya terpaksa melakukan dare dari kedua temannya. Tidak ada pilihan lain, karena permainan yang mereka mainkan adalah dare or dare. Salahnya juga kenapa mau-mau saja saat Eri mengusulkan permainan tersebut.
"Makan dulu Nath, sebelum perang dunia jadi-jadian," ujar Eri sembari menyodorkan bungkus keripik kentang padanya.
Nath mendegus sebal, ingin sekali rasanya meninju muka tengil kawannya itu.
"Hah, anjir anjir anjir."
Itu suara Fellie, ia menoleh ke arah jendela kamar sedangkan Nath pun ikut panik karena ia sendiri mendengar suara motor yang sangat dikenalnya, suara motor Jere.
"Hayoloh," kompor Eri.
"Eh, Eri! Nggak mau tau ya, pokoknya ini salah lo!"
Nath lalu beranjak kemudian merapikan piyama pink-nya, kemudian berlalu meninggalkan kamar.
Ia dengan gesit membuka pintu utama, lalu menemukan Jere yang juga berjalan ke arahnya. Napas Jere memburu beserta rautnya yang panik, membuat Nath semakin gelisah dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Bon Chocolate | NOMIN✅
Fanfiction[END] Selama ini, Jere selalu memilih untuk memiliki pasangan yang lebih tua darinya. Alasannya, lebih dewasa maka lebih sehat hubungan yang dijalani. Jadi, ketika dia akhirnya menjalin hubungan dengan anak kelas dua SMA, sedangkan dirinya adalah ma...