nggak sadar banget ngetiknya kok tiba-tiba 1.3k words 😧😧 jangan gumoh yaa 😿
—
"Itu, mantan-mantan kakak tuh sepantaran sama kakak gitu ngga sih atau ada yang lebih muda gitu, kayak aku?"
"Ohhh. Enggak kok, mantan-mantan kakak dulu lebih tua di atas kakak semua,"
"Semua?"
"Iya, semua. Kenapa?"
"Berarti sama aku ini, pertama kalinya kakak pacaran sama yang lebih muda?"
"Mhm, betul."
Gawat. Kalau selama ini Jere pacaran sama yang lebih tua, lalu tiba-tiba memacari Nath yang notabenenya lebih muda beberapa tahun darinya, apa artinya itu kalau bukan coba-coba? Atau bisa dibilang, main-main?
Demi Tuhan, Nath masih ingin menanyakan hal lain tapi baru sampai sini saja ia sudah ingin menangis saja rasanya.
Ia benar-benar takut dirinya selama ini hanya dipermainkan.
Nath menatap Jere yang kembali sibuk dengan laptopnya, kacamata yang bertengger itu mulai menurun namun empunya tak berniat membetulkan.
Nath menipiskan bibir, menimang-nimang langkah selanjutnya.
"Kak, aku jadi penasaran lagi. Jadi, selama pacaran sama aku tuh, rasanya beda ya sama pacar-pacar kakak sebelumnya?"
Jere dibuat menoleh mendengarnya, sedikit menaikkan alis lalu berdeham, "Ya... Iya? Kenapa nanya gitu deh, yang?"
"Rasa bedanya, ke arah positif atau negatif?"
"Hah?"
"Eh, maksudnya apa ya, kalo sama aku tuh lebih enak apa lebih nggak enak?"
"Na.."
"Eh aduh gimana ya kata-katanya tuh, bentar bentar kak, tunggu bentar."
Beberapa detik saling diam, membuat Jere menaruh pandang menelisik pada sang pacar. Ia yakin, ini bukan sekedar penasaran biasa. Kekasihnya ini sedang menyelidiki sesuatu darinya, entah apa.
"Oke jadi.... Ah gini aja deh gampangnya, kasih rate dari mantan kakak yang pertama sampe ke pada kakak sekarang yang tentunya aku, biar bisa liat mana yang bikin kakak lebih nyaman pacarannya."
Jere sekuat tenaga menahan kekehannya mendengar instruksi dari si manis. Rautnya dibuat seperti sedang berpikir, walau nyatanya hanya main-main.
"Oke, itu sih gampang. Mantan pertama, 6/10. Mantan kedua, 3/10. Mantan ketiga, 3/10 juga. Mantan keempat, 7/10. Terus kamu, Nana kesayangannya kakak, dapet nilai tak terhingga dari sepuluh. Pokoknya, sempurna banget."
Perkataan Jere membuat pipi Nath bersemu. Ia jadi tersadar bahwa langkahnya semakin kesini semakin kacau, bahkan Nath yakin Jere pasti sudah mengetahui apa yang ada di pikirannya.
Pacarnya itu, entah bagaimana selalu bisa membaca pikirannya, sekali pun yang ada di pikirannya adalah strategi untuk beli seblak diam-diam tanpa sepengetahuan dirinya.
Hal itu membuat bibir Nath mengerucut. Jere yang melihatnya lantas mendaratkan ibu jari di sudut bibir si manis, menarik sudutnya main-main seolah agar tertarik membentuk senyuman.
"Nana?"
Nath berdehem singkat menyahutinya.
"Nathanio,"
Gawat. Nama aslinya. Nath meneguk ludah sedikit kasar lalu bergumam lirih menyahuti panggilan tersebut.
"Nana-nya kakak, kesayangannya kakak.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Bon Chocolate | NOMIN✅
Fanfic[END] Selama ini, Jere selalu memilih untuk memiliki pasangan yang lebih tua darinya. Alasannya, lebih dewasa maka lebih sehat hubungan yang dijalani. Jadi, ketika dia akhirnya menjalin hubungan dengan anak kelas dua SMA, sedangkan dirinya adalah ma...