21. Ada Apa Dengan Jere?

2.7K 286 2
                                    

Hari-hari dilalui dengan berbagai kesibukan, baik dari Jere maupun Nath. Namun yang membedakan, pun mengesalkan bagi Nath, adalah intensitas komunikasinya yang berkurang dengan Jere.

Bukan berkurang seperti biasanya yang mana Jere tetap bersikap manis padanya di chat, sekarang ia sering diberi balasan apa adanya, bahkan menurut Nath terkesan cuek.

Seperti saat ini,

Nath
Kakakkkk hari ini seneng bangettt cuma dikasih materi terus free 🤩
No try out no soal hari ini omggg 😻😻
Abis ini aku pulangg yeyyy mau jajan terus tidur seharian!!

Niatnya ingin memberi kode tipis-tipis agar Jere peka, mungkin agar yang lebih dewasa itu menjemputnya, atau mengajaknya membeli jajanan seperti biasa. Namun nyatanya,

🙆🏻‍♂️Kakak Jere🙆🏻‍♂️
Hai, iya Na
Bagus dong kalau gitu, have a nice day ya
Kakak tinggal dulu msh sibuk d kampus

Nath
Ohhh gitu yaaa 😯😯
Yaudaaah semangat kakakkk, have a nice dayy!!

Yang kemudian percapakan berhenti di sana. Wajah Nath berubah masam sembari ia membereskan barang-barang di mejanya, bersiap pulang.

Bahunya tiba-tiba dirangkul dari belakang, pelakunya ialah Eri. Ada pula Fellie di sampingnya yang sudah siap untuk pulang.

"Kecut banget muka lo,"

Nath menggumam menanggapi, "Capek. Kesel juga,"

"Kenapa? Kak Jere? Masih sama kayak kemaren lagi?" Tanya Fellie.

"Hhh. Iya. Emang sih, lagi sibuk jadi panitia festival atau apa gitu. Nggak tau, tapi masa iya sampe segitunya nyuekin gue,"

"Yaaa mungkin aja. Panitia inti kali?"

"Hmm nggak tau, tapi katanya sempet bilang sih, jadi koor acara."

"Yeee itu mah, pantes sibuk. Udahlah ntar juga ke lu lagi kalo udah kelar."

Nath justru semakin cemberut mendengarnya.

"Kenapaaa Nanaaath? Sebel ya, besok ultah tapi malah dicuekin sama Kak Jere?"

Nath mengangguk mengiyakan ucapan Fellie, membuat kedua sahabatnya itu tertawa kecil.

"Gapapaaa, nggak mungkin nggak inget lah. Lagian ada kita, besok nginep di rumah lu kan, pajamas party nanti sekalian ngerayain ulang tahun lu. Jangan sedih dooong, pacaran tak selamanya indah, deeeek."

"Ish, iya iya. Ngeselin luu,"

"Hahah, yaudah yok cabs."

Melompat ke esok hari, di mana Eri dan Fellie sudah berada di rumah Nath. Hanya mereka bertiga serta kedua mbak di rumah itu.

Ayah dan bunda Nath, mereka tiba-tiba saja perlu ke luar kota tadi pagi. Nath kira mereka merencanakannya untuk memberikan surprise pada ulang tahunnya nanti, namun ternyata memang ada masalah bisnis yang perlu diurus.

Untuk Jere, pacarnya itu masih bersikap secuek kemarin. Nath menduga Jere merencanakan sesuatu pula untuk ulang tahunnya, namun tetap saja, sikap Jere membuatnya kesal.

"Bosen kali dia ama lu,"

Itu kata Eri yang sedang mengganti-ganti saluran televisi.

"Ngaco kalo ngomong. Eh, tapi bisa jadi sih, gaada yang tau, Nanath." Giliran suara Fellie.

"Wkakakak sama aja. Hayoloh, Nath, jangan-jangan kakak pacar lu lagi nyaman sama yang lain, tuh?"

Nath semakin sebal mendengarnya, "Kalian kompor mulu gue usir juga, ya!"

Pertengkaran dan perdebatan kecil itu terus berlanjut, hingga waktu menunjukkan pukul 9. Ketiganya baru selesai makan ramen, kemudian Nath bergerak untuk mengecek handphone yang memang telah ditinggalkannya beberapa waktu.

Matanya melebar ketika melihat beberapa notifikasi, di sana tertera 29 missed call dari Jere. Namun hanya panggilan yang tak sampai itu, tidak ada chat atau apapun yang sekiranya menjadi petunjuk mengapa Jere meneleponnya sampai sebanyak itu.

"Kenapa, Nath?" Tanya Fellie yang melihat temannya itu sedang gelisah sendiri.

"Engga... Ini kok Kak Jere missed call banyak banget tapi nggak ada chat apa-apa. Coba deh, gue telepon dulu."

Fellie dan Eri saling berlempar tatap.

Sedangkan Nath masih setia gelisah di tempatnya. Panggilannya tersambung namun tak kunjung diangkat.

Hingga panggilan ke enam, akhirnya panggilan tersebut tersambung pada yang di seberang.

"Kakak? Kak Jere? Haloo?"

Hanya suara grasak-grusuk yang terdengar beberapa saat, hingga suara berat menyahut dari sana.

"Kenapa?"

"Eng.... Itu, tadi kakak telepon banyak banget, ada apa kak?"

"Nggak jadi. Telat."

Nath mengernyit tidak mengerti, apalagi balasan Jere terdengar tidak bersahabat.

"Emm... Maaf tadi Nana nggak pegang hp, lagi makan, kakak ada perlu ya?"

"Nggak. Nggak jadi, gapapa."

"Ohhh gitu... Mmm.... Kakak ini lagi apa? Lagi di luar, ya?"

"Hm, mhm. Udah dulu ya, besok lagi. Kakak tutup,"

Tut.

Panggilan diputuskan begitu saja dari seberang sana, membuat Nath semakin tidak mengerti dengan sikap pacarnya itu.

Ada apa, sih?

"Kenapa si pacar?"

"Nggak tau.... Aneh banget,"

"Yaudah sih, paling sibuk,"

"Heem kayaknya... Yaudah deh.."

Nath pun menyerah dan akhirnya meletakkan handphonenya dengan bibir mengerucut, lalu mendekat dan mendusel pada Fellie.

"Jangan bete dooong, masa mau ultah bete,"

"Ngeselin, deh."

"Eh, nggak jadi vc sama bokap nyokap lo?" Tanya Eri.

"Nggak jadi. Katanya besok, lagi sibuk."

"Jiaaaahaha pantes kusut banget,"

Nath semakin cemberut, namun Fellie memberi usapan menenangkan di surainya.

"Kasiaaan, lagi pada ngeselin, ya? Ututu..."

"Huum. Beteee,"

"Haaaa, yaudah. Mending sekarang kita tidur, ntar jam 12 bangun lagi. Bentar gue set alarm,"

Ucapan Eri hanya diangguki oleh yang lain, kemudian masing-masing menuju tempatnya tidur.

Fellie yang terakhir masih terduduk, ia bergerak mematikan lampu kamar.

"Selamat bobo Nanath 16 tahun, kita ketemu lagi nanti sama Nanath 17 tahun yaa."









———

sisa satu chapter lagi, ending <33



Bon Bon Chocolate | NOMIN✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang