Jere berjalan di lorong-lorong kampus sembari menenteng kertas-kertas berisi laporan hasil revisiannya kemarin. Ia banyak disapa dan menyapa di sepanjang jalan, maklum saja karena Jere termasuk orang yang mudah bergaul dan memiliki teman dimana saja.
Masuk ke sekre, ia disambut oleh si empu yang menjadi dalang dari aksi revisi laporannya ini. Jere menaruh laporan yang dibawanya dengan hentakan, membuat Alvin berjengit kaget dibuatnya.
"Anjirt! Santai buset, Jer!"
"Makan noh, revisi."
"Hehehe maaci Jere, duh. Lu emang paling top yang laen kinder joy dahhh."
"Murah gua dong, anying."
Alvin yang cengengesan lalu beranjak pergi dengan cepat meninggalkan Jere di sekre sendirian.
Menit kemudian, datanglah Marvin. Sebelumnya, Jere memang menyuruh kedua temannya untuk menyusul ke sekre, hanya nongkrong biasa sih, lagian ketiganya akan memiliki kelas yang sama sekitar satu setengah jam lagi.
"Yo, bro. Si Luca belom nyampe?"
"Belom, paling di jalan ketemu cemewew."
"Anjay cemewew ga tuh,"
"Ngapain muka lu judes amat btw?" Tanya Marvin sembari mengambil duduk di dekat Jere.
"Judes apaan anying, muka gua emang gini."
"Yeee dibilangin, judes lu Jerrr orang gua yang ngeliat ini,"
"Apasi bradsss judes judes sape yang judes," itu suara Luca dari pintu.
"Apa nih ribut-ribut," lanjutnya yang sudah duduk di depan Jere dan Marvin.
"Ribut mata lu," sahut Marvin.
"Nih, sirop mau kagak?" tawarnya.
"Lah, satu doang?"
"Ya iya."
"Njrit lu, seplastik bertiga macem bocah SD ga minta duit jajan." Maki Marvin, namun tak seperti perkataannya, ia justru merebut plastik es di tangan Luca lalu meminumnya.
"Yeee goblok, wes maido, iseh njaluk." Balas Luca.
"Don't understand what you sayin'," sahut Marvin .
"Bangsat lu bule gado-gado,"
"Et, diem-diem aja brads." Tegur Luca mencolek Jere.
"Nah itu tuh, kata gua juga tumbenan amat judes begitu dia." Kata Marvin.
"Napa tuh? Diputusin dedek Nana kah? Asik tuh," ceplos Luca yang dihadiahi jitakan yang tentunya, dari Jere.
"Ngablu kalo ngomong."
"Yaaa trus ngapeee,"
"Kagak si, apaan ya ntar dah gua mo nanya."
"Ya daaah, log in dulu dah yok." Usul Luca.
"Mager gua, maen catur aja nih ada catur nih." Tawar Marvin yang tiba-tiba di tangannya ada sepapan catur yang entah didapatnya dari mana.
"Lah, sekre jadi tempat nongkrong satpam apa gimana kok tiba-tiba ada catur anying, random amat."
Yang begitu lalu Luca dan Marvin memilih untuk memulai permainan caturnya. Sedangkan Jere, dirinya dari tadi hanya bersandar di dinding dengan lengan satu yang menindih wajahnya. Prustasi vibes.
Karena nyatanya, kejadian semalam ketika Nath megadu akan ketakutannya tak lantas membuat Jere diam saja. Ia jadi ikut berpikir apa yang sebenarnya dirasakan oleh hatinya, dari yang dulu hingga sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Bon Chocolate | NOMIN✅
Hayran Kurgu[END] Selama ini, Jere selalu memilih untuk memiliki pasangan yang lebih tua darinya. Alasannya, lebih dewasa maka lebih sehat hubungan yang dijalani. Jadi, ketika dia akhirnya menjalin hubungan dengan anak kelas dua SMA, sedangkan dirinya adalah ma...