Lembar Kesepuluh

134 44 23
                                    

Lantas, entah bagaimana, berbekal batagor telur kesukaanku, Bima mengajak aku ke dalam sebuah hubungan romansa.

Masih ingat jelas waktu pemuda itu menyodorkan batagor ke arahku, katanya, "Kalau ini batagor telur, kita pacaran."

Lalu aku balas, "Kalau bukan?"

"Kalau batagor kentang, kita juga pacaran, tapi besok. Kalau batagor biasa, kita jadi orang biasa aja yang saling suka dan sayang, terus berakhir jadian."

Aneh, kan?

Apa bedanya kalau begitu? Semua berujung di garis akhir romansa. Jadian, pacaran, sama saja.

Tapi pada akhirnya, batagor yang disodorkan Bima benar benar batagor telur. Aku tersedak sementara Bima melompat kegirangan.

Itu cerita kemarin.

Sekarang, kami—sang pasangan baru—malah berakhir di kantin, tidak seperti biasanya.

"Tumben?" tanyaku bingung.

"Sekali kali beliin pacar makanan yang halal, masa haram terus," jelas Bima, meletakkan nasi goreng buatan tante kantin di depanku.

Aku melotot tentu saja, "Selama ini kamu beliin aku makanan tuh haram?!"

"Eh, bukan! Ga gitu! Halal, kok! Uang gue halal, bukan hasil nyuri! Cuma, beli makan di luar sekolah kan aslinya ga boleh, selama ini kita tuh ngelanggar doang."

Aku melirik sinis, melihat Bima yang kelabakan. Lucu. Padahal aku sudah paham bercandaannya.

Usai acara mengomel, Bima merengut memakan nasi gorengnya di depanku. Merajuk katanya. Jadi, mau tidak mau aku harus membujuk si bayi besar.

"Iya iya, maaf, besok gantian aku yang traktir deh."

Bima mengangkat alis, sangsi, "Yakin?"

"Iya. Mau apa?"

"Ketoprak Mang Cecep."

Aku mengerutkan dahi, tidak paham, "Mang Cecep siapa?"

"Yang jualan ketoprak."

Sabar, Kayleen, sabar. Abimanyu memang semenyebalkan ini dari awal. Apalagi tawa tengilnya di akhir gurauan.

"Hahahaha, itu, Kay, sebelah taman papan luncur di bawah jembatan layang waktu itu."

"Kenal kamu?"

"Kenal-lah! Om gue."

"..."



"Bercanda. Udah ah si cantik marah marah mulu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sastra Rasa dari Karsa [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang