Seingatku, tadi kami pergi ke perpustakaan untuk belajar. Bukan malah berakhir di ujung ruangan tempat anak anak melukis...
"Bima, gradasi langit dimulai dari warna apa?"
Aku berdeham sejenak, meraih seperangkat kotak cat di depanku sambil memungut warna yang aku sebut.
"Oranye, kuning, biru muda, lalu gelap." Aku meletakkan cat cat itu di depan Kayleen, kemudian teringat, "Oh iya! Tambah sedikit merah muda!"
Gadis di sebelahku berdecak kagum, terkikik, "Hebat!" pujinya.
Apa dia tidak tahu kalau aku malu dipuji?
Lantas, aku mengusap ujung hidungku. Salah tingkah. Yang malah mendapat ledekan dari Kay hingga kami sedikit berisik—saling senggol.
"Jangan ge-er begitu! Aku cuma memuji bidangmu, tau!"
"Emang apa bidang gue?"
"Kamu nggak cocok menulis, jelek tulisanmu. Lebih cocok begini. Gambarmu bagus, warnanya juga cantik."
"Kan. Dibilangin jangan dipuji mulu, gue saltiiiing!"
"EH BIMA AKU JATUH NTAR!"
Tak!
Kami terdiam, mematung. Tidak ada tawa, celetukan, apalagi senggolan. Karena di balik seorang Kay yang perfeksionis, dia sebenarnya cukup ceroboh.
Nyaris jatuh ketika aku senggol, Kay bukan meraih lenganku dan malah menyahut angin kosong. Kemudian, sikunya tidak sengaja mengenai gelas air, lalu bum!
Lukisanku basah.
"Bim—"
"Nggak apa apa—"
"Bimaaaa—"
"Gapapa, Kay..."
"Bima, maaf bangettt, jangan marahhhh."
"Kayleen." Aku tersenyum, mendorong mundur bahu gadisku agar tubuhnya yang merayu tidak terkena noda air kotor tadi.
Serius, aku nggak marah. Sama sekali tidak ada niatan untuk marah, apalagi Kay segemas ini.
Aku cuma... khawatir baju putihnya terkena cat. Itu saja.
"Tenang, gue ga marah." Aku meyakinkan Kay yang nyaris menangis merasa bersalah.
Bagaimana aku tidak gemas? AGH RASANYA INGIN KUBAWA PULANG, DAN MENGADU PADA MAMA!
"Tapi lukisanmu jadi rusak..."
"Enggak, Kay. Aman!" Aku membersihkan air yang tumpah, kemudian kembali meraih kuas.
"Ini, bisa jadi tone dasar buat warna lukisan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sastra Rasa dari Karsa [✔]
Fanfiction[ғᴛ. ᴄʜᴏɪ ʙᴇᴏᴍɢʏᴜ] Tuhan selalu mengirimkan malaikat penolong untukku, kemudian di saat aku sembuh, Dia mengambilnya kembali. Apa begini cara hidup bekerja? sebuah catatan karsa, 2022.