Lembar Keenam belas

129 35 24
                                    

Aku tidak tuli. Selama hampir setahun bersama, aku tahu banyak yang membicarakan soal aku dan Bima di belakang, sayup sayup dalam diam.

Singkatnya, mereka merasa aku dan Bima tidak cocok bersanding bersama.

Penilaian subjektif tanpa paham apa apa.

Topiknya bukan tentang aku dengan Bima, tapi Bima denganku. Konotasinya berbeda.

"Abim kok bisa sih dapet cewek kayak Kayleen?"

"Kayleen yang kalem itu? Kok dia mau sama Abim yang berandal?"

"Kasihan Kayleen-nya sih kalo beneran dipaksa Abim."

"Abim urakan gitu, mana cocok sama Kayleen yang tau adat."

"Abimanyu, tolong, ya, jangan seret Kayleen ke pergaulan dan kebiasaanmu yang jelek itu. Ibu nggak melarang kalian pacaran, tapi mengingatkan saja."

Emosiku naik ke ubun ubun ketika mendengar itu dari celah pintu ruang bimbingan konseling.

Mereka tidak tahu apa apa, kenapa banyak bicara?!

Aku tidak sempat mendengar jawaban Bima, memilih masuk dan menarik keluar kekasihku dari sana. Bagaimanapun, dia kekasih hati yang lembut.

"Maaf, bu, saya permisi," ijinku ketus.

Tidak lagi peduli citra, aku lebih memilih mengamankan hati seorang Abimanyu. Dia punya karakter yang masa bodoh di luar, tapi di dalam, dia sangat peduli.

"Kay." Bima berusaha menghentikan langkahku. Berkali kali memanggil dan berusaha menarik genggaman kami tanpa terlepas.

"Kay."

"Hey."

"Kay—pelan pelan."

"Kayleen."

Aku berhenti, bersamaan dengan ditariknya pergelangan tanganku hingga aku berbalik menatapnya. Bima bergeming, diam sejenak sampai aku merasa tenang.

"Kay—"

"Nggak," selaku. "Mereka nggak tahu apa apa tentang kita. Kamu pantas, kamu cukup, kamu orang baik."

"Kayleen, justru itu. Mereka nggak tahu apa apa tentang kita, nggak masalah. Gue nggak apa apa, tenang ya?"

Aku berusaha menelisik kebohongan di netranya, paling tidak seiris sakit hati. Karena kata kata mereka sangat menyakitkan. Bagaimana mungkin dia bisa menutupi sakitnya?

"Bima." Aku menatapnya sedih, beralih dengan dekapan sambil berbisik, "Apapun yang mereka bilang, aku masih sayang kamu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sastra Rasa dari Karsa [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang