3.DIA KHAWATIR ATAU KASIHAN

934 58 16
                                    

3. Dia khawatir atau kasihan?

Bel pulang sekolah berbunyi, Bora berjalan di koridor dengan wajah penuh senyum ceria, bersenandung ria mencari Galang.

"Galang akhirnya kamu ketemu juga, kamu kaya kata sandi aja kalo ilang panik nyari nya," kata Bora tersenyum jahil. Galang hanya menatap perempuan di hadapan diri nya malas,

"ngapain?" Tanya Galang dengan nada sedikit jutek. Bora langsung tersenyum senang,

"mau ketemu calon pacar kalau perlu calon suami juga boleh." Jelas Bora yang membuat Bagas dan Reyhan tertawa mendengar nya.

"Kalau begitu gue sama Bagas mau keparkiran duluan." Reyhan menarik tangan Bagas untuk pergi dari hadapan dua insan.

"Galang kamu mau ga jadi pacar aku?" Tanya Bora kesekian kali nya, Galang hanya menatap datar ke arah Bora.

"Tipe gue bukan kaya lo." Ucapan Galang membuat Bora mematung jadi tipe Galang seperti apa.

"Tipe kamu emang kaya gimana biar aku catet di buku," kata Bora mengambil notebook yang ada di dalam tas.

"Gak perlu jauhin gue, dengan begitu lo ga akan sakit." Ujar Galang namun raut wajah masih datar.

"Jauh sama kamu lebih sakit lang," kata Bora masih tersenyum ceria. Galang yang melihat senyum itulah jengah sampai kapan perempuan ini menjauhi diri nya.

Terjadi keheningan di antara keduanya, Galang dengan cepat berlalu meninggalkan Bora yang masih melamun. Seakan tersadar Galang sudah tak ada di hadapan Bora langsung berjalan mengikuti langkah Galang.

"Bora cinta Galang," Galang tak menjawab melanjutkan perjalanan ke parkiran.

"Bora cinta Galang." Bora melotot kaget saat Galang masih tetap berjalan.

"GALANG!" Jerit Bora seperti orang gila, haduh bisa stres dirinya karena sikap cuek Galang.

Bora saat ini tengah berada di kamar membaca buku Farah yang ia pinjam kemarin, buku cara menaklukkan hati cowo dingin.

"Demi Galang aku rela baca buku walaupun males," Bora berjalan ke arah meja belajar dengan lampu belajar yang menyala.

"Cara mendapatkan hati pria dingin harus ekstra sabar berlipat ganda." Bora merenungi diri sendiri Bora sudah sabar selama ini.

"Yang kedua adalah bersikap tenang saat bertemu."

"Tapi Bora kan suka salting gimana bisa tenang kalo ketemu." Bora besok harus yakin bahwa harus bersikap tenang saat bertemu Galang nanti.

Rencana untuk besok ia telah siapkan Bora harus bersikap tenang dan biasa saja saat melihat Galang.

Keesokan harinya pun telah tiba Bora berjalan menuju halte untuk berangkat sekolah karena tak melihat jalan akhirnya Bora terjatuh dalam kubangan air.

Bora meringis kesakitan karena luka di lutut nya yang sudah berdarah. Namun saat sibuk meringis ia tak melihat ada sebuah motor berhenti. Motor sport keluaran terbaru membuat Bora tercengang bukan karena motor, tetapi sang pemilik motor, Galang.

"Galang," ucap Bora gugup saat melihat Galang menghampiri nya.

"Bisa berdiri?" Tanya Galang namun tak dijawab karena yang ditanya sibuk tercengang, ini bukan mimpi kan.

"Ceroboh!" Dengus Galang membantu Bora berdiri. Bora tersentak kaget saat Galang memapah diri nya ke sebuah bangku yang tersedia di dekat halte.

"Lain kali kalau jalan lihat lihat!" Ujar Galang sedikit kesal.

"Kayanya aku rela jatoh tiap hari kalau di tolongin sama kamu." Ujar Bora senyum senyum sendiri. Galang yang melihat perempuan di hadapan nya ini sudah tak waras langsung memukul jidat perempuan tersebut dengan jari telunjuk.

GalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang