12.Putus

265 38 34
                                    

Mina terbangun dari tidurnya menatap kanan kiri lalu dia menatap jeongyeon.

"Oh kau sudah bangun jeong! apa yang sakit? bagian mana jeong?" tanya mina bertubi tubi mengkhawtirkan jeong.

Jeongyeon hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan mina.

"Aku tidak papa mina" ucap jeongyeon lirih. Mina mendengar jawaban jeongyeon langsung memeluk erat jeongyeon, air matanya tumpah dengan derasnya.

"Hiks hiks maafkan aku jeong hikss maafkan aku!" ucap mina menangis dengan kerasnya.

"Aku telah melukai mu hiks" ucap mina, jeongyeon ingin membalas pelukan mina tapi terhenti, seperti ada yang mengganjal di dalam hatinya.

Lama mina menangis memeluk jeongyeon, mina melepaskan pelukkannya dengan tatapan bingung.

"Kenapa kau tidak membalas pelukan ku jeong?! kenapa?! apa tangan mu sakit? ata-" ucap mina terputus.

"Tidak mina. tangan ku baik baik saja" ucap jeongyeon menatap mina.
Jujur jeongyeon masih terluka karena mina.

"Tapi kenapa?" ucap mina masih memojokkan jeongyeon dengan pertanyaannya sedangkan matanya memerah menahan air mata.

"Maafkan aku mina, sepertinya aku masih terluka karena mu" ucap jeongyeon menundukkan kepalanya.

menghembuskan nafas beratnya lalu menatap ke langit langit ruangan jeongyeon menahan air matanya keluar kembali.

"Maaf...karena aku menyembunyikan hubungan ku dengan mark" ucap mina menatap jeongyeon sedih, lalu menundukkan kepalanya, mina menggigit bibirnya.

"Tapi kenapa kau tidak bilang kepadaku dulu mina?" ucap jeongyeon menatap mina.

"Kenapa kau tidak bertanya padaku dulu..mark tidak baik untuk mu mina..mark lelaki baj-" ucap jeongyeon menatap mina matanya memerah menahan air mata.

"Stop jeong!. cukup."

"Mark adalah pria baik selama ini jeong dia selalu ada untuk ku dan dia sangat perhatian pada ku..dan karena aku tidak bilang kepada mu tentang hubungan ku dengannya..dan kau tidak suka dengan mark kau bisa seenaknya menjelek jelekkan dia jeong" ucap mina marah menatap jeongyeon.

"Aku memang tidak suka dengan mark tapi mema-" ucap jeongyeon terputus.

"Cukup jeong! kau sudah keterlaluan tau! kau bukan siapa siapa ku jeong. kau hanya sahabat dan teman ku!" ucap mina menatap tajam jeongyeon.

Jeongyeon terdiam mendengar ucapan mina, hatinya hancur karena mina lebih membela mark dari pada jeongyeon. Jeongyeon tertawa lalu menundukkan kepalanya.

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata jeongyeon. Hati jeongyeon hancur.

"Baiklah" ucap jeongyeon menatap mina sembari menganggukkan kepalanya dengan air mata mengalir di pipi jeongyeon.

"Pulanglah mina" ucap jeongyeon menatap mina.

"Apa kau mengusir ku?" tanya mina menatap jeongyeon.

"Aku tidak akan pulang sebelum kau sembuh jeong" ucap mina.

"Pulanglah! kumohon.."

"Dan lebih baik kau tidak usah merawat ku" lanjut jeongyeon menatap marah mina.

"Dan aku tidak mau melihat wajah mu lagi" ucap jeongyeon, mina terkejut dengan perkataan jeongyeon.

Mina mengerjab kan matanya tidak percaya dengan perkataan jeongyeon.
Hatinya sangat sakit mendengar jeongyeon tidak ingin bertemu dengannya.

Teman Cinta✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang