Lisa merebahkan badannya ke atas kasur sambil memejamkan mata merileksan pikiran yang memberatkan kepalanya hari ini. Tidak. Bukan hari ini, tepatnya beberapa menit yang lalu setelah Jeka mengantarnya pulang lalu mengatakan sesuatu yang membuat Lisa terpikir sampai sekarang.Flashback
Jeka menghentikan mobil sesaat setelah sampai di gerbang rumah Lisa. Mengangkat rem tangan lalu melirik ke Lisa yang sedang membuka sealtbelt. Jeka memainkan jemari nya di stir mobil sembari menunggu Lisa membuka sabuk pengaman yang nampaknya kesulitan.
Berinisiatif membantu Lisa yang terlihat kesulitan apalagi ekspresi sebal Lisa karena tak mau lepas .Jeka mencondongkan badannya.
"Pelan-pelan bukanya, buru-buru banget." Ujar Jeka lembut membuka dengan pelan sealbelt pada pengaitnya membuat tangan mereka bersentuhan. Beberapa detik pandangan mereka bertemu dengan jarak cukup dekat. Saling menatap, inci bola mata Jeka dan Lisa tak berkedip sedikitpun. Seakan mereka menikmati beberapa detik yang indah ini.
Deg..
Hari semakin gelap namun kedua insan ini tak bergerak sedikitpun didalam mobil. Sampai detik dimana Lisa mengerjapkan matanya berkali-kali kemudian mengalihkan pandangannya ke arah luar. Jeka pun langsung memposisikan badannya seperti semula.
"Ekhem.." Jeka berdehem memecahkan suasana canggung yang dirasakan mereka berdua sekerang. Entah kenapa rasanya kali ini beda, biasanya mereka yang selalu bercekcokan dimanapun dan kapanpun berbeda dengan sekarang.
"Oh ya..thanks tadi lo udah bantuin nyokap gua, dan..sorry gue kelepasan ngebentak lo waktu lo dateng. Gue minta maaf." Ucap Jeka tulus menatap lekat bola mata Lisa.
Lisa tersentak, tak biasanya Jeka bersikap baik seperti ini padanya, apalagi tatapannya seolah meluluhkan hati Lisa.
"Ah eum ya, its okay. Makasih juga udah anterin gue." Jawab Lisa gugup sambil menggaruk leher nya tak gatal.
"Kenapa jadi gugup gini sih? akhh Lisa lo kenapa sihh!" Lisa dalam hati
"Kalau gitu gue masuk dulu." Jeka mengangguk, Lisa yang hendak membuka pintu terhenti ketika Jeka menahan lengannya.
"Lisa."
"Ya?" Lisa mengernyitkan dahi bingung menunggu Jeka yang tak lekas bicara. Ia terlihat sedang berfikir keras membuat Lisa penasaran apa yang akan dikatakan cowok dihadapannya ini.
"Aa gua...,Gak jadi." Ketus Jeka melepas genggaman tangannya pada lengan Lisa.
"Gajelas banget. Ckk..Bilang aja mau pegang tangan gue, ya kan? Dasar modus."
"Gausah ge'er. Udah masuk sana."
"Dari tadi gue juga mau masuk, lo nya aja ribet pake segala nahan-nahan gue." Ucapnya setelah itu keluar dari mobil Jeka. Didalam Jeka masih berfikir. Tangannya masih bermain di stir mobil kemudian beranjak keluar dari mobil dan mengejar Lisa.
"Lisa tunggu!" Panggil Jeka sedikit keras
Belum sempat membuka gerbang, Lisa menghentikan langkahnya, kemudian berbalik memandang penuh tanda tanya kepada sosok laki-laki yang sudah didepannya.
"Apalagi Jungkook? lo mau ngomong apa?!" Tanya Lisa sedikit jengah
"G-gua mau ngomong aa---"
"Yaudah tinggal nomong, susah banget." Lisa memutar bola mata malas.
"Gue--"
"Gue mau lo jadi pasangan gue nanti untuk acara pensi minggu depan!"
Lisa tercengang setelah mendengar ucapan Jeka. Ia termenung tak percaya apa yang diucapkan laki-laki didepannya ini. Lisa tak tahu harus menjawab apa berbeda dengan Jeka yang menunggunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/299571485-288-k142536.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love Story [Liskook & 97 liner]
RomanceKisah cinta anak sma antara Jeka Alexandrez dan Lalisa Gabriella. Dua sepasang remaja populer dikalangan SMA Galaxy bersama para sahabatnya mengisi kehidupan mereka dengan cerita-cerita baru tentang percintaan, persahabatan dan kekeluargaan. Kalau k...