5 Berkencan

8.3K 617 23
                                    

Part 5 Berkencan

Alice mengamuk dan terus mengomel ketika tubuhnya dipeluk oleh Lukas, dan diikat secara bersamaan disebuah tali penghubung sebelum terjun dari atas ketinggian 18.000 kaki. Dimana ketinggian itu menjadi yang paling ekstrim dalam dunia skydiving.

"Lukas! Kita bisa mati! Ini tinggi sekali!" Rengeknya sebelum melompat dari pesawat khusus yang mereka naiki.

"Aku suka rengekan manjamu, sayang." Ujar Lukas dengan kekehannya, lalu membawa tubuh Alice untuk terjun bebas ke udara.

Lukas yang sudah terbiasa melakukan skydiving tertawa ketika wanitanya berteriak dan menangis dengan keras diangkasa. Di pengalaman pertama melakukan olahraga ekstrim ini, sepertinya membuat Alice sangat ketakutan.

"Tarik nafas sayang, jangan takut! Aku memelukmu dan melindungimu. Buka matamu dan lihatlah keindahannya." Lukas berusaha meyakinkannya, serta membimbingnya di atas sana.

"Percaya padaku!" Seru Lukas lagi dengan tegas.

Alice pun membuka matanya perlahan dengan satu tarikan nafas panjang. Ketika bola matanya telah disambut keindahan alam yang ada, senyumannya pun terbit.

Dari atas sana, ia seolah dapat melihat dunia dengan lebih dekat. Ia seolah sedang menjadi burung yang berterbangan bebas di angkasa, bersama awan-awan tebal yang biasanya tidak dapat ia gapai.

"Indah bukan?"

"Sangat indah.... " Lirihnya sambil mengangguk.

"I love you, Alice!" Teriak Lukas dengan kencang menyatakan perasaanya.

"I love you too Lukas..!!!" Balas Alice sambil tertawa lepas.

"Tutup telingamu sebentar baby!" Teriaknya, lalu membuka tali parasut yang mereka kenakan ketika hampir mencapai daratan. Parasut itu membuat pendaratan mereka menjadi lebih lambat dari sebelumnya.

"Ini sangat asyik!" Alice berteriak bahagia ketika mereka melewati lautan lepas yang indah, dan juga pulau terpencil yang merupakan pulau pribadi milik Lukas.

"Kamu jauh lebih indah Alice."

"Jangan menggombaliku!"

"Jadi bagaimana pernyataan cintaku? Apakah cukup keren dan bisa diterima?"

"Jadi tuan Lukas yang terhormat, akhirnya jatuh kepelukanku?"

"Kamu sangat pandai menggoda pria beristri." Lukas menyempatkan diri untuk mencium pipi Alice sekilas.

"Bersiaplah, kita akan mendarat!" Ujarnya lagi seraya membimbing bagaimana Alice harus memposisikan tubuhnya.

Tak lama, keduanya pun mendarat di pinggiran laut yang sepi dan tak terdapat siapapun. Setelah melepas tali parasut dari tubuhnya, Alice berlarian ke tepi laut untuk bermain air.

"Katanya takut! Cih..." Lukas tersenyum ketika melihat Alice sudah melepas baju yang dikenakannya, dan hanya menyisakan dalamannya saja bak memakai bikini. Wanita itu segera masuk ke air dan berenang dengan bebas.

Sekarang Lukas menemukan satu perbedaan Alice dan Olivia. Alice bisa berenang, sedangkan Olivia tidak. Olivia bahkan pernah tenggelam di kolam renang karena terpeleset. Itu adalah perbedaan yang paling menonjol dari semua persamaan mereka selama ini.

Lukas ikut membuka bajunya menyusul Alice. Ia juga hanya menyisakan celana pendeknya saja, serta membiarkan tubuh kekarnya terekpos dengan sempurna.

"Dia sangat sexy!" Lukas mengutuk dirinya yang tiba-tiba saja tegang, dan menginginkan sebuah permainan panas yang menggairahkan siang ini.

Ditempatnya Alice masih bermain air dengan sangat antusias. Empat tahun lalu mungkin ia sangat ketakutan jika berada di laut, atau sekedar kolam renang karena traumanya setelah dibunuh.

Tapi sekarang tidak lagi. Ia sudah melawan semua ketakutan itu dengan rasa sakitnya. Sehingga yang tersisa saat ini hanya dendam dan dendam.

Alice menyunggingkan senyuman ketika merasakan sebuah lengan kekar memeluknya didalam air tersebut. Matanya seketika terpejam saat bibir hangat Lukas menyentuh lehernya. Membuatnya lemas ketika satu jemari pria tersebut menyentuh titik sensitifnya dibawah sana.

"Lukas..."

"Kamu sangat sexy." Bisiknya seraya......

*Adegan tidak tayang di wattpad demi pedoman komunitas

*****

Lukas memeluk Alice yang terus bermimpi buruk disepanjang malam setelah mereka lelah bercinta. Entah apa yang terjadi dengannya di masa lalu. Lukas yakin yang Alice hadapi adalah hal yang sangat buruk.

"Jangan pisahkan aku dengan bayiku.." Lirih Alice dengan airmata bercucuran.

"Sssstttt..." Lukas mencium puncak kepalanya dengan lembut, dan terus mencoba membuatnya tenang.

Ia lalu menatap kembali luka bekas tusukan di perut dan dadanya. Sepertinya Alice memang pernah mengalami hal yang sangat buruk. Tidak diragukan lagi. Tapi apa? Lukas akan mencari tahu hal ini diam-diam.

"Tidurlah, besok aku akan memberimu kejutan." Bisik Lukas seraya mengotak-atik ponselnya untuk mengirim pesan perintah kepada seseorang.

Meski ponselnya banyak history telefon masuk dari sang istri dan juga ibu, Lukas tidak peduli.

Paling-paling hanya tentang Gracia yang marah dan menuduhnya berselingkuh. Tapi memang itu faktanya.. itulah yang terjadi. Dan Lukas tidak peduli.

Lukas tidak pernah mencintai Gracia. Ia bahkan tidak pernah menyentuhnya, jika bukan karena mabuk atau obat perangsang yang sengaja Gracia berikan. Wanita itu sangat licik dan menyebalkan.

"Lukas... " Alice yang masih terpejam memanggilnya.

"Iya sayang..."

"Aku sangat mencintaimu." Lirihnya sambil mengeratkan pelukan.

"Benarkah?" Lukas kembali memeluk Alice setelah selesai dengan ponselnya. Ia mencium pipi wanita itu dengan gemas bekali-kali.

"Jangan pergi."

"Tidak akan. Kamu sangat penting dalam hidupku sekarang. Bukan hanya karena kamu seperti Olivia, tapi karena aku juga mencintaimu sebagai Alice." Bisiknya.

"Aku janji akan menjadi sosok baru yang akan membuatmu bahagia. Aku akan membuatmu melupakan masa lalu buruk itu."

****

Secinta itu yaaa :(


****

Buat yang mau baca cepat bisa kunjungi karya karsa yaaa :*

Bukan PenggodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang