12 Babygirl

11.2K 571 55
                                        

12 Babygirl

"Aku ke kamar mandi dulu ya?" Gracia melepas gandengan tangannya kepada Lukas untuk meminta izin. Saat ini keduanya masih berada di rumah sakit setelah memeriksakan kandungan Gracia.

"Hati-hati." Ujar Lukas singkat, lalu beranjak duduk di kursi tunggu yang kebetulan berada didekat sana.

Gracia pun berjalan menuju sebuah kamar mandi khusus wanita dengan langkah bersemanagat. Ia sangat bahagia diperhatikan dengan Lukas dengan sebegitunya. Kehadiran anak ini benar-benar membawa keberuntungan.

"Ya meski aku tidak yakin ini anak Lukas atau tidak, yang penting aku hamil. Dan semua orang percaya jika ini darah daging Lukas." Gumamnya pelan. "Salah siapa dia selalu saja menolakku. Hanya dengan cara ini Lukas akan selalu menurut padaku!"

Ketika wanita itu baru saja masuk kedalam kamar mandi, tiba-tiba lampu ruangan tersebut mati. Gracia seketika berteriak dan meminta tolong karena ketakutan. Terlebih ketika ia melihat seseorang memakai hoodie hitam dan wajah bertopeng badut, berjalan ke arahnya sambil memegang sebuah sebuah garpu.

"Masih ingat aku?" Tanya orang itu sambil tertawa cekikikan.

"Siapa kamu!" Gracia berteriak histeris ketika orang tersebut mendekat.

"Kamu tidak ingat seseorang yang wajahnya yang telah kau rusak? Jantungnya kau tusuk? Perutnya kau cabik dengan sebilah pisau, dan jasadnya yang telah kau buang kelautan?"

"Olivia jangan macam-macam!"

"Aku akan membuat wajahmu, sama sepertiku!"

"Kamu pikir kamu bisa? Kamu sendirian, jangan terlalu percaya diri! Orang sepertimu pantas mati!" Teriaknya.

"Lalu orang sepertimu pantas hidup?"

Gracia semakin histeris ketika tangan wanita itu menjambak rambutnya. Mendorongnya dengan begitu kencang, hingga membuatnya terjatuh. Sebenarnya Gracia ingin melawan, namun sayangnya ruangan terlampau gelap. Ia tidak bisa melihat dengan jelas.

"Matilah kau!"

"Lukas tolong....!!!" Teriaknya kencang sambil memejamkan matanya.

Ketika mendengar suara pintu terbuka, tiba-tiba saja lampu diruangan itu sudah menyala terang. Tidak ada siapapun selain dia disana. Padahal Gracia yakin sekali dengan apa yang ia lihat beberapa detik lalu.

"Kenapa berteriak?" Lukas bertanya dengan khwatir melihat wajah pucat istrinya.

"Lukas, ada Olivia!" Isaknya. "Dia mau membunuhku!"

"Jangan bicara sembarangan! Aku tidak melihat siapapun masuk ke kamar mandi selain kamu!"

"Aku beneran lihat!" Gracia memeluk Lukas dengan sangat erat karena ketakutan. Banyak sekali pertanyaan dibenaknya. Termasuk apakah semua hanya halusinasinya saja? Tapi kenapa apa yang ia lihat terasa nyata?

"Jangan memikirkan masa lalu lagi. Sekarang katakan, apa ada yang sakit?"

"Aku ingin pulang, aku ingin istirahat."

"Baiklah, ayo aku gendong." Lirihnya seraya mengangkat tubuh Gracia pergi dari sana. Lukas memandang lekat wajah ketakutan Gracia. Sepertinya istrinya benar-benar shock. Apakah Olivia benar masih hidup seperti yang Gracia dan ibunya katakan?

Apa Olivia akan memaafkannya, jika tahu dirinya diam saja setelah mengetahui segalanya?

Lukas tidak punya pilihan lain. Tidak ada seorang anak yang tega membiarkan ibunya dipenjara. Sejahat apaun Paula, Lukas akan tetap melindunginya. Lukas harap Olivia dapat mengerti keadaanya.

Bukan PenggodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang