14 Rencana / 18+

14.4K 600 67
                                    

"Aku sudah memberikan obat itu untuknya, tapi kenapa dia masih aman-aman saja selama ini? Bukannya itu akan memperparah penyakit jantungnya?"

Paula berbicara kepada seorang dokter keprcayaan, yang biasa menangani kesehatan suaminya. Dokter itu juga merupakan teman dekat suaminya yang sudah terjalin selama puluhan tahun.

"Entahlah Paula, dia menolak untuk diperiksa selain hanya diberi obat. Abraham selalu berkata bahwa dia pasrah dengan penyakitnya. Setidaknya jika aku memeriksanya, kita bisa tau sejauh apa obat perusak jantung itu bereaksi."

"Aku lelah hidup di bawah kendalinya. Jika dia sakit, pasti semua kekuasaan akan jatuh di tangan putraku Lukas. Abraham itu sangat menyebalkan. Bahkan sampai saat ini Lukas belum mendapatkan apapun darinya."

"Kamu harus membujuknya untuk diperiksa."

"Dia jarang di rumah sekarang!" Paula menggigit jarinya untuk memikirkan sebuah ide agar suaminya mau menjalani pemeriksaan.

"Kita pasti berhasil menyingkirkan Abraham, dan merebut segalanya sayang. Cukup tenang, dan coba bujuk Abraham untuk memeriksa jantungnya padaku." Dokter itu memeluk Paula dengan mesra.

"Kita sudah sejauh ini, jangan menyerah." Lanjutnya dengan yakin.

"Jika Abraham tau, aku akan habis. Kamu tidak punya obat yang lebih ampuh?"

"Kamu mau cari aman bukan? Itu berarti harus perlahan. Jika kamu mau cara cepat, banyak sekali resikonya. Obat yang aku berikan selama ini akan membunuhnya perlahan."

"Kamu benar, jika Abraham tiba-tiba mati semua orang pasti curiga padaku."

"Maka dari itu sabarlah sedikit... " Pria itu mencium kening Paula dengan mesra.

Paula mengeratkan pelukannya kepada Rico. Hubungan mereka berawal dari ketika Rico sering datang, untuk memeriksa kesehatan jantung suaminya. Bahkan sudah terjadi dari sejak awal Paula dan Abraham menikah.

Karena di jodohkan, Paula enggan menjalani komitmen dengan serius. Mereka menikah karena sebuah kerja sama. Ayahnya bangkrut saat itu. Hal itulah yang membuat Paula tidak memiliki apapun, dan bisa dibilang menumpang segalanya kepada sang suami.

Bahkan, Paula juga tidak yakin jika Lukas adalah darah daging Abraham. Karena dulu ia dan Rico sering bercinta ketika Lukas pergi keluar kota meninggalkannya sendirian.

"Aku juga mau kamu menemukan Olivia, sayang. Wanita yang aku lenyapkan bersama Gracia."

"Itu hal mudah, aku akan segera menemukannya untukmu. Jangan khawatirkan apapun." Rico meyakinkannya.

*****

"Tidak ada rahasia yang tidak aku ketahui." Abraham menatap santai wajah sinis Alice yang saat ini sudah merebah pasrah di bawahnya.

Semenjak wanita itu menggodanya, Abraham mencari tahu segalanya tentang Alice. Dan saat itulah Abraham mendapatkan fakta bahwa Alice adalah Olivia. Calon menantunya yang tiba-tiba hilang empat tahun lalu.

Yang lebih mengejutkan, anak, istri, dan menantunya terlibat dalam pembunuhan Olivia. Jadi selama ini hanya dia yang tidak tau apa-apa?

"Kamu mau apa? Membongkar segalanya? Mengikuti jejak Lukas untuk menutupi kebenaran?" Alice meneteskan airmatanya.

"Tidak."

Alice menarik Abraham kepelukannya dengan mesra. Kali ini tidak ada unsur menggoda dan sebagainya. Ia hanya benar-benar membutuhkan sebuah pelukan.

"Aku akan berikan segalanya untukmu. Tapi jangan halangi aku untuk balas dendam." Mohonnya sambil terisak.

"Lalu apa tujuanmu mendekatiku? Untuk memanfaatkanku?"

Bukan PenggodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang