07 : Sehari mengikuti sifat Rina

24 8 8
                                    

Altarel menyudahi les biologinya, begitupun juga dengan murid-murid yang lainnya. Altarel langsung keluar dari ruangan itu sendirian.

Sampainya depan pintu ruang khusus les biologi dia kembali berbalik dan bersembunyi di bangku paling belakang.

Rafka yang satu les dengan Altarel menatap bingung Altarel karena tiba-tiba dia datang dan bersembunyi di bangku belakangnya.

"Main petak umpet sama siapa lo?" tanya Rafka menata Altarel.

Altarel menatap tajam Rafka dan mengisyaratkan dia untuk diam. Rafka membulatkan mulutnya lalu mengangguk singkat.

"Raf, ternyata lo satu les juga sama teman gue," Maudy menghampiri meja Rafka yang berada di meja paling belakang.

"Oh jadi gitu." gumam Rafka.

"Heh 
Rafka gue lagi ngomong  sama lo!" ucap Maudy memukul meja Rafka.

Rafka tersenyum singkat lalu dia mengangguk. "Baru pindah 3 Hari yang lalu."

"Oh gitu yah, pantas aja,"

"Ohiya, lo tahu kan Altarel?" Rafka terdiam sesaat,dia sedang memikirkan jawaban yang bagus untuk dia jawab.

Sedangkan Altarel yang berada di belakang bangku Rafka sudah merapalkan Doa, semoga Rafka tidak mmeberitahu Maudy kalau dia berada di belakangnya.

"Hm....."

"Gak tau." jawab Rafka singkat lalu memainkan ponselnya.

Maudy menatap kesal Rafka, dia mengambil ponsel Rafka lalu membawanya keluar dengan berlari.

"Ck gue kan udah janji gak bakal berinteraksi lebih sama dia." ujar Rafka kesal lalu berlari mengejar Maudy.

Setelah tidak mendengar suara Maudy lagi, Altarel langsung keluar dari kelas menuju kelas Rina untuk mengajaknya ke kantin bersama.

Altarel melewati koridor yang ramai itu, dia melihat Maudy dengan tatapan biasanya yang sedang asik kejar-kejaran dengan Rafka di koridor sekolah yang ramai.

"Balikin!"tegas Rafka sekali lagi.

Maudy terus tertawa di sepanjang perjalanannya. "Gak, wlee...."

Maudy kembali berlari dengan kencang, Rafka juga kembali mengejar Maudy, tapi ketika akan menuruni tangga dia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis.

"Astaga-astaga, boy kamu gak apa-apa?" tanya cewek itu dengan heboh sambil memegang tangan Rafka.

"Gapapa," jawabannya lalu kembali berjalan.

Siska, cewek yang bertabrakan dengan  Rafka tadi langsung mencegah tangan Rafka.

"Mau kemana sih,kok buru-buru?" tanyanya dengan lembut.

"Ponsel gu-"

"Hm,nih tulis nomor kamu...." Siska menyodorkan ponselnya kepada Rafka.

"Lain kali kalau mau minta nomor aku jangan kayak gini yah,"

"Bilang aja langsung pasti Ika kasih kok, apasih yang nggak buat kamu, ganteng." ucap Siska mengedipkan satu matanya.

Rafka tersenyum simpul, bukannya menulis namanya dia malah mengembalikan ponsel Siska lalu kembali berlari.

"Nomor gue mahal,cantik."

"Ih kok di tinggal!" kesal Siska.

"Eh tapi, gue baper di bilangin cantik...."Siska rasanya ingin melayang di panggil cantik.

Dasar baperan!

Maudy berhenti sejenak depan pintu kantin sekolah, matanya menelisik keberadaan Altarel.

Senyumnya seketika meluntur, melihat Altarel sangat mesra dengan Rina. "Sehari jadi kayak Rina aja rasanya susah,Rel."gumam Maudy dengan pelan.

Maudy memegang dadanya yang terasa sakit.

"Kok sakit yah? Bukannya gue gak punya penyakit?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Rafka tiba-tiba datang dari belakang Maudy dan mengambil ponselnya yang berada di tangan Maudy dengan cepat.

"RAFKA!!"teriak Maudy dengan keras sehingga murid yang berada di kantin melihat ke arah mereka.

Bahkan Altarel dan Rina pun juga ikut menatap mereka, Rina dengan tatapan takutnya dan Altarel dengan tatapan tajamnya.

Maudy menatap sinis Rina membuat Altarel semakin menatap tajam.

"Gue gak bakal sakitin ratu lo."kata Maudy keras dengan sengaja menekan kata 'ratu'.

Lalu Maudy menatap Rafka kesal yang sedang tersenyum tidak jelas.

"Mentang-mentang ganteng,pamer senyum lagi."

"Ngeselin banget sih lo ngebuat gue hampir jantungan!" kesal Maudy lalu meninggalkan area kantin.

"Alay."ucap Rafka terkekeh pelan, diapun juga ikut mengikuti Maudy dari belakang.

"Siapa suruh ngambil ponsel orang sembarangan,"

"Ya kan.....akh lo gatau main-main,"

"Ya kalau mainnya di kamar sih gue tau." ucap Rafka dengan santai.

Maudy semakin kesal dengan Rafka dan langsung menendang adiknya yang berada di bawah.

"Duh kasian junior lo nangis," dengan muka jahilnya Maudy meninggalkan Rafka yang kesakitan.

Rafka menatap Maudy dari jauh dengan senyum miringnya.

__________________________

Uhhkk udah lama gk up akhirnya up lagi 🤗

Jangan lupa vote and komennya!!!

Iyaa wajib banget buat kalian untuk votmen!

Sekiann n terimakasih, semoga kalian tidak bosan dengan cerita ini🫶

MONDAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang