MONDAY

01 : Awal

Happy Reading
__________________________

Udah follow akun ini? Kalau belum, difollow dulu yah baru lanjut baca😊

*****

Pagi ini Maudy berangkat awal kesekolah di antar oleh supir pribadinya.Gadis itu dengan girang menuju kelas, sambil menunggu Altarel datang dia bermain ponsel untuk menghilangkan rasa bosannya.

Rifa, sahabat satu-satunya Maudy langsung masuk ke dalam kelas dan menghampiri Maudy yang sedang asik bermain ponsel.

"Kebiasaan tau gak." sarkas Rifa tiba-tiba.

Maudy menatap Rifa kaget. "Kebiasaan apasih Fa?"tanyanya bingung.

"Lo kebiasaan selalu mau ngasih Altarel uang lo ke dia,"

"Dia itu cuman mau manfaatin lo, Maudy." ujar Rifa kesal.

"Apaansih Fa, lo tau sendiri Altarel itu orang kaya mana mungkin dia mau manfaatin gue." kata Maudy yang juga sedikit kesal.

"Bisa aja dia pura-pura kaya, Maudy,"

"Ngaco lo kalau ngomong!"

"Dengerin kek kalau lagi dibilangin, lo--"

Maudy menghela napas berat, dia berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari kelas.

"Dy,"

"Maudy, dengerin gue dulu, gue belum selesai ngomong." Rifa dengan cepat mengejar Maudy yang malah semakin mempercepat jalannya.

"Fa,"

"Rifa." panggil Ardi sepupu Rifa.

Ardi menghampiri Rifa yang sudah kembali duduk di bangkunya dan tidak jadi mengejar Maudy.

"Masih pagi loh, masa udah marah-marah aja,"

"Ada apasih?" tanyanya sambil mengambil kursi lalu duduk disebelah Rifa.

"Gue bingung deh....."

"Maudy kalau udah sama Altarel, dia jadi cewek bego banget tau gak,"

"Semalam dia ngasih uang ke Altarel buat beliin Rina boneka, karena Altarel gak bisa nolak permintaan Rina,"

"Apalagi malam itu juga kartu Altarel di blokir sama Papanya karena suatu alasan."

"Padahal Maudy juga lagi nabung uang itu buat beli mobil buat hadiah ulang tahunnya Ari--"

"Ohiya yah, Ari kan dua minggu lagi bakal ulang tahun yah?"

Rifa mengangguk-angguk sebagai jawaban. "Altarel sialan." gumamnya setelah melihat Altarel dengan teganya membuang kotak makanan milik Maudy ketempat sampah.

Rifa menghampiri mereka berdua yang berada didepan kelas.

"BISA GAK SIH HARGAI DIKIT PEMBERIAN DARI ORANG LAIN!"

"RIFA!"

"Lo apa-apaansih kok lo ngedorong-dorong Altarel,"ucap Maudy menatap tajam Rifa.

"Kenapa lo dorong-dorong Altarel, dia gak punya salah apapun--"

"Cowok kek dia gak pantas dihargai Dy, orangnya aja gak bisa ngehargai orang lain!"

"Rifa! Stop yah, ini masih pagi dan gak enak dilihatin banyak orang." cegah Ardi.

"Kenapa emang kalau gue gak bisa ngehargai orang lain? Masalah buat lo?" tanya Altarel santai.

Rifa memandang Altarel sinis lalu beralih menatap Maudy. "Lo bego Dy,"

"Ngejar cowok yang jelas-jelas gak suka dikejar lo." ucapnya lalu kembali duduk di bangkunya.

Maudy terdiam mendengar perkataan Rifa barusan. Masa iya dia harus berhenti mengejar Altarel ditengah jalan.

"Sia-sia dong usaha gue selama 4 tahun ini."

Altarel yang melihat Maudy sedang melamun langsung berdehem pelan. "Kalau lo mau jadi pacar gue...."

"Apa, Al?"tanya Maudy penasaran.

"Lo harus jadi, Rina."

Maudy tersenyum mendengar perkataan Altarel, menjadi seperti Rina... sepertinya itu sangat mudah.

"Itu aja kan?"

"Ada lagi,"

"Apa?" tanya Maudy cepat.

"Lo harus tinggalin les musik lo dan lo harus fokus sama pelajaran lo,"

"Karena otak lo butuh materi buat persiapan ujian nanti."ucap Altarel meninggalkan Maudy didepan kelas sendirian.

"Ninggalin les musik?"

"Yahh, apa gue bisa yah ninggalin les musik gue secepat itu."

Maudy memasuki ekskul musik sudah dari kelas 5 sd, dan sekarang dia harus meninggalkan les musiknya itu.

Tapi tidak masalah, selagi Altarel bisa menjadi pacarnya.

"Gapapa deh, yang penting Altarel jadi pacar gue."

Maudy pun juga ikut duduk di bangkunya,bangku paling depan didepannya ada Rifa.

"Kenapa?" tanya Rifa melihat Maudy yang senyum-senyum tidak jelas.

"Gapapa." balas Maudy masih dengan mempertahankan senyumannya.

_________________