Setelah kepergian Alana, Louis kembali masuk kedalam kamar. Disana, dia mendapati Isabella sedang menyisir rambutnya yang setengah basah.
Louis tersenyum kecil. Pemandangan ini adalah pemandangan yang sangat dia rindukan. Dulu, disaat semuanya masih baik-baik saja, Isabella dengan manja akan meminta Louis untuk menyisir rambutnya.
Namun setelah kedatangan Alana, kegiatan seperti itu tidak ada lagi. Dan sekarang, Louis bertekad untuk memulai semuanya dari awal. Dia akan melakukan kegiatan-kegiatan kecil bersama Istri dan anak-anaknya.
"Sepertinya kepalamu memang sudah terantuk sesuatu," ujar Isabella sembari membalikan badan dan menatap Louis. Dia sebenarnya sudah sadar dengan kedatangan Louis sejak pintu kamar terbuka dan berniat untuk mengabaikan keberadaan Pria itu. Tapi dia jadi tidak tahan berucap saat melihat Louis justru senyum-senyum sendiri dengan mata menerawang.
Seperti tengah membayangkan sesuatu.
"Ah," Louis menggaruk rambutnya yang tak gatal. Pria itu terlihat kikuk. "A-aku hanya ... merasa senang memperhatikanmu."
Isabella mendadak geli mendengar ucapan Louis. Apa-apaan Pria ini?
Melihat wajah Isabella yang mengkerut saat mendengar ucapannya, Louis jadi salah tingkah. Pria itu menepuk bibirnya pelan.
"Ada apa denganmu hari ini sebenarnya?" Isabella jadi jengkel. Pasalnya, Louis terlihat seperti remaja yang malu-malu ingin mengutarakan perasaan pada orang yang disuka.
"Tidak ada apa-apa," Louis menyahut cepat. Dia pun menunduk. "Sebenarnya, aku ingin menyisir rambutmu. Sudah lama sekali aku tidak melakukannya."
Keadaan kamar pun menghening. Louis tidak tahu apa yang ada dipikiran Isabella. Apakah Isabella merasa senang akan ucapannya, atau justru kesal?
"Tidak perlu."
Louis mengangkat kepalanya dan menatap Isabella dengan sedih. "Mengapa?"
"Aku sudah selesai."
"Ah, begitu." gumam Louis. Matanya masih memperhatikan Isabella yang berjalan menuju lemari.
"Kau tidak bekerja?" tanya Isabella sembari mengambil sebuah Blouse berwarna Glaucous beserta celana bahan berwarna putih.
"Se-sebenarnya, aku berniat untuk menghabiskan waktu denganmu dan anak-anak kita." ujar Louis tersenyum kecil.
Kening Isabella mengernyit. Sebelum memakai pakaiannya, dia berbalik dan menatap Louis. "Apa setan yang ada didalam tubuhmu sudah keluar?"
"A-apa maksudmu?" heran Louis.
"Yah, lupakan." bukan tanpa alasan Isabella berkata seperti tadi. Dia mengira, Louis yang dulu adalah Louis yang sedang kerasukan. Atau, Louis yang sekarang yang justru sedang kesurupan sesuatu? Entahlah, Isabella jadi pening karena perubahan Louis yang tiba-tiba.
Pasalnya, kemarin Louis masih terlihat cuek pada dia dan anak-anaknya. Lalu sekarang malah kembali seperti awal-awal pernikahan mereka. Manis dan bertutur kata lembut. Dan tadi, Isabella jelas mendengar saat Louis memutuskan hubungannya dengan Alana.
Apa seseorang bisa berubah secepat ini?
"Bella ..." Louis memanggil Isabella dengan suara halusnya.
Isabella hanya menaikan sebelah alisnya.
"Aku tahu kau pasti merasa bingung dengan perubahanku yang tiba-tiba ini. Tapi, aku benar-benar ingin berubah. Aku ingin kita memulai semuanya dari awal. Aku harap, aku masih memiliki kesempatan." ujar Louis dengan wajah sendu. "Aku tahu, tidak mudah untukmu memaafkan kesalahanku. Maka dari itu, aku akan melakukan apapun yang kau mau untuk mendapat maafmu, Bella ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE; Rebirth Of The Villaines || END
FantasyLouis merupakan seorang antagonis dalam ceritanya sendiri. Dia dengan tega menelantarkan Istrinya, Isabella, beserta anak-anaknya dan mengkhianati mereka. Seharusnya, dia sudah mati dalam kecelakaan setelah memergoki selingkuhannya menjalin kasih de...