Sinar matahari masuk melalui jendela kaca yang memang tak sepenuhnya tertutupi oleh Gorden. Dua orang anak manusia yang tidur sambil terus berpelukan itu merasa terganggu.
Salah satu dari mereka membuka mata lebih dulu. Matanya menyipit karena sinar matahari langsung menyapanya begitu saja.
Alana, mengucak matanya dengan jari. Kemudian tatapannya turun kebawah, lalu tersenyum saat mendapati sebuah lengan yang memeluk tubuhnya dari belakang.
Baru saja Alana ingin membuka suara, dia mendengar suara geraman pria dibelakangnya. Lagi-lagi Alana tersenyum. Dia mengelus singkat lengan yang memeluknya itu sebelum berbalik badan, ingin menyapa sang Pria.
Senyum yang tadi mengembang diwajah Alana seketika memudar saat melihat Pria asing yang sama sekali belum ditemuinya. Mata Alana melebar, jantungnya berdegup cepat karena bukan wajah Louis yang dia dapati, tapi orang lain.
Alana segera bangkit dan turun dari kasur. Pergerakannya membuat pria asing tadi terbangun. Melihat mata pria asing itu akan terbuka, Alana buru-buru mengenakkan pakaiannya yang tergeletak dimana-mana.
Kemudian, mata pria asing tadi terbuka sempurna. Dia melihat ke sekeliling sebelum tatapannya tertuju pada Alana. Mata pria itu melebar. Lalu menatap tubuhnya sendiri yang masih telanjang bulat.
"A-apa ..." Pria tadi tak bisa meneruskan ucapannya karena terlalu shock. Dia pun turun dari ranjang dan memakai pakaiannya. Dia dan Alana saling bertatapan.
"Siapa kau? Mengapa kau bisa ada dikamarku dan kekasihku?" Alana bertanya lebih dulu.
"Seharusnya aku yang bertanya, siapa kau sebenarnya? Ini adalah kamar yang dipesankan sahabatku!" balas pria itu dengan tegas.
"Kau gila?!" pekik Alana tertahan. "Jelas-jelas orang suruhan kekasihku yang mengantarkan aku kemari. Sudah pasti ini adalah kamarku!"
"Apa?" kernyitan didahi pria itu terlihat. "Orang suruhan kekasihmu pasti yang salah! Jelas-jelas sahabatku memesankan kamar ini untukku!"
"Ah, sudahlah! Aku akan pergi! Dan, lupakan kejadian semalam!" Alana memang terlihat santai saja soal dia yang sudah tidur dengan pria asing. Toh, dia memang sudah sering tidur dengan banyak Pria. Jadi tak akan jadi masalah. Asalkan Louis tidak mengetahuinya.
Pria tadi berdecih sinis. "Aku juga tak sudi mengingat malam tadi!"
Alama berdecak jengkel, kemudian pergi dari sana seraya membawa tasnya. Meninggalkan Pria tadi yang kini terduduk dikasur dengan wajah frustasi.
Pria yang tak lain dan tak bukan adalah Dorian itu mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merutuki dirinya sendiri yang bisa sampai kelepasan seperti malam tadi. Bagaimana jika tunangannya dan awak media tahu tentang ini? Karirnya bisa hancur dalam sekejap.
Ditempat lain, Louis sedang tersenyum puas melihat hasil yang dikerjakan Quill, anak buahnya. Wajah pria itu tampak sangat senang sekali.
Saat ini, Dorian dan Alana memang belum mengenal. Saat dikehidupan pertama, mereka berdua bertemu dibulan kedua setelah ini. Louis yang mengenalkan Alana pada Dorian.
Dorian sebenarnya memiliki tunangan. Tapi pria itu sama berengseknya dengan Louis. Dia berselingkuh dengan Alana dan membuat tunangannya depresi saat mengetahuinya hingga berakhir bunuh diri.
Tapi saat itu Louis tidak tahu jika selingkuhan Dorian adalah Alana. Karena Dorian benar-benar menutupinya dengan rapat.
Louis merasa bersalah pada tunangan Dorian. Jika saja seandainya dia tidak memperkenalkan Alana pada Dorian, mungkin Elleza-tunangan Dorian-masih hidup saat itu.
Makanya, sekarang Louis akan menebus semuanya. Dia harus menjauhkan Elleza dari Dorian. Membuat pertunangan mereka batal tanpa harus membuat Elleza bunuh diri seperti dikehidupan pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE; Rebirth Of The Villaines || END
FantasíaLouis merupakan seorang antagonis dalam ceritanya sendiri. Dia dengan tega menelantarkan Istrinya, Isabella, beserta anak-anaknya dan mengkhianati mereka. Seharusnya, dia sudah mati dalam kecelakaan setelah memergoki selingkuhannya menjalin kasih de...