CHAPTER : 27

660 66 14
                                    

Javid turun dari Mobil yang dikendarainya, kemudian membukakan pintu penumpang agar Louis bisa segera keluar. Mereka lalu masuk kedalan sebuah restoran dengan gaya italia itu, dengan Louis yang memimpin.

Pelayan menggiring mereka kearah tempat yang memang sudah direservasi lebih dulu. Dari jauh, Louis sudah bisa melihat Dario duduk berdua bersama sekertarisnya.

Dario yang juga melihat Louis dan Javid datang pun segera berdiri dengan wajah sumringah. Dia menyambut kedatangan dua orang itu dengan hangat seperti biasanya.

"Selamat datang, tuan Louis." Sapa Dario tanpa bisa menyembunyikan kesenangannya. Karena selama ini, Louis tidak pernah memintanya untuk bertemu secara pribadi begini. Dan ini adalah kali pertamanya. Tentu saja Dario senang bukan main.

"Panggil Louis saja, karena tak ada siapapun selain asisten kita." Ujar Louis sembari duduk dikursinya.

"Ah ... ya?" Dario terlihat linglung saat mendengar ucapan Louis. Bukan hanya Dario, tapi Javid dan asistennya Dario juga sama linglungnya. "Apa ... tak apa jika seperti itu?"

Louis mengangguk. "Santai saja."

"Ba-baik kalau begitu," ujar Dario pelan. Dia pun duduk dihadapan Louis. Kemudian, Louis mulai membicarakan soal bisnis yang akan dia jalankan bersama dengan Dario. Bisnis yang beberapa bulan kedepan akan sukses besar dengan cara yang bersih.

Dimasa lalu, bisnis ini Louis bangun dengan cara yang begitu kotor. Dia mencuri ide Dario, dan membuat ide itu seakan miliknya.

Tapi kali ini, Louis tak akan melakukan itu.

"Wah, aku sangat setuju!" Dario terlihat antusias. "Bagaimana bisa pemikiran kita sejalan seperti ini?"

Louis meringis.

'Tentu saja karena aku tahu apa yang akan terjadi dimasa depan.' Batin Louis yang merasa tak enak hati.

"Itulah mengapa aku mengandalkanmu untuk proyek besar ini, karena aku tahu pemikiranmu akan sama denganku." Louis menjawab percaya diri.

Dario tertawa kecil. Hatinya membuncah. Dia merasa senang sekaligus bangga karena berhasil mendapatkan kepercayaan Louis.

"Ah, dan satu lagi," ujar Louis. "Bekerja sama lah dengan P--play, kau tidak akan menyesal nantinya."

"Apa?" Kening Dario mengernyit. "Bukankah itu hanya perusahaan kecil? Mengapa aku harus bekerja sama dengan mereka?"

"Percaya saja padaku, aku yakin jika kau bekerja sama dengan perusahaan itu, maka perusahaanmu akan lebih berkembang dari sekarang." Ujar Louis dengan pasti.

Dia bukannya bicara tanpa berfikir, hanya saja, dimasa lalu, P--play akan menduduki posisi kedua setelah perusaan Louis dalam dunia Bisnis.

Louis lalu melihat jam tangannya, sudah pukul setengah dua siang. Dia harus ke suatu tempat untuk membeli hadiah.

"Hey, apa kau tahu hadiah apa yang cocok untuk anak perempuan?" Tanya Louis pada Dario dengan tiba-tiba.

Dario terlihat berfikir. "Bukankah putrimu sudah remaja sekarang?"

Louis mengangguk.

"Kupikir, remaja saat ini sedang tergila-gila dengan musik hiphop? Apa kau tahu pemusik, penyanyi, atau girlgroup yang disukai oleh putrimu?"

"... tidak," jawab Louis lemas. Merasa kecewa pada dirinya sendiri yang tak tahu apapun mengenai hal yang disukai putrinya.

Dario dan Javid beradu pandang, kemudian mereka berdua berdehem bersamaan. "Bagaimana jika kau membelikan satu album dari girlgroup luar negara yang sedang populer saat ini?"

FATE; Rebirth Of The Villaines || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang