CHAPTER : 22

4.9K 383 30
                                    

Beberapa hari telah berlalu semenjak Isabella pergi ke Milan untuk menemui sahabatnya. Saat ini, wanita tersebut sudah pulang kerumah dan memberitahu respon Elleza kepada Louis. Tapi tentu saja Isabella tidak memberitahukan tentang 'kelahiran kembali' yang dialami Elleza. Karena Isabella memang belum sepercaya itu.

Menurutnya, semua terasa sangat mustahil. Tapi sayangnya, Elleza tidak terlihat sedang berbohong. Ditambah responnya saat Isabella memberikan beberapa foto Dorian dan Alana yang bertelanjang. Respon yang terbilang sangat santai.

Semua orang yang diceritakan tentang 'kelahiran kembali' pasti akan bersikap sama seperti Isabella. Berada didalam dilema antara percaya dan tidak. Jika belum mengalami langsung, pasti akan begitu.

"Dia tidak mengamuk?" dia yang dimaksud Louis adalah Elleza. Maksudnya, Louis hanya merasa aneh saja. Karena dikehidupan dulu, Elleza sampai bunuh diri saat tahu Dorian berselingkuh. Tapi mengapa dikehidupan sekarang, semua sangat berbeda?

'Ini sangatlah aneh,' batin Louis. Kemudian Pria itu menatap Istrinya yang saat ini juga terlihat melamunkan sesuatu. "Apa Elleza tidak menceritakan tentang apapun padamu?"

"Tidak." Isabella menjawab singkat. Tidak mungkin dia memberitahu Louis yang sebenarnya. Karena Isabella sempat berfikir, mungkin saja Louis mengalami hal yang sama seperti Elleza.

Apakah dia harus menanyakannya pada Louis?

Tapi bagaimana caranya agar Louis tidak curiga?

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Isabella menatap Louis.

"Bertanya apa?"

Isabella terdiam sejenak. "Sebenarnya, aku ingin menanyakan hal ini sejak lama. Sejak sikapmu padaku dan anak-anak berubah."

Entah kenapa, perasaan Louis mendadak jadi tak enak. Dari tatapannya terlihat jika Louis mulai gelisah.

"B-bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa aku menyesal? Aku hanya baru sadar jika selama ini hanya diperbudak oleh wanita jalang itu." jawab Louis pelan dengan pupil mata yang bergetar.

Melihat respon Louis yang terasa aneh, sedikit meyakinkan prasangka Isabella tentang sesuatu yang dialami Elleza.

"Aneh sekali," Isabella menyahut santai. "Padahal saat malam itu kau masih berhubungan dengan Alana dan mengabaikanku. Tapi saat pagi tiba, kau langsung sadar dan menyesal?"

Keringat dingin turun dari pelipis Louis. Alisnya sesekali mengerut. Matanya pun juga seperti menghindari tatapan Isabella.

"Bi-bisakah kita hentikan pembicaraan ini dulu? Aku ingin kita—" Louis menggigir bibir bawahnya dengan kedua tangan bergetar yang saling bertaut. "Aku ingin kita menyelesaikan permasalahan Elleza lebih dulu."

Mata Isabella memicing samar. Respon Louis benar-benar membuat prasangkanya semakin kuat.

"Apakah ada yang kau rencanakan?" tanya Isabella dengan suara tenang.

"Isabella, kumohon ..." mata Louis terlihat nanar menatap Isabella. "Bisakah—"

"—Sebenarnya apa yang terjadi padamu?" decak Isabella memotong ucapan Louis. Wanita tersebut melipat kedua tangannya didada. "Pertama, kau tiba-tiba berubah sikap. Berkata bahwa kau menyesal dan ingin memperbaiki segalanya. Dan kau terlihat seperti ... telah melewati sesuatu yang besar?"

Kedua tangan Louis saling meremas erat. Dia menatap Isabella dengan tatapan memohon. "Sayang, bisakah ... bisakah kita tidak membicarakan ini? Kumohon ...,"

"Lihat? Respon-mu yang seperti ini semakin membuatku curiga." Isabella menghela nafasnya. "Baiklah, kurasa pembicaraan kita telah selesai. Aku ingin menemui anak-anak."

FATE; Rebirth Of The Villaines || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang