Gua rahasia di Kota Agua, 3333 Lux.
“Berusahalah sampai semesta tidak bisa mematahkanmu,” Asier de Azul.
Nafasku terengah-engah, setelah berlatih bersama Deckey menggunakan kekuatan gelombang laut. Ternyata, ini lebih sulit dari yang aku bayangkan. Semesta mempersulitku dalam balas dendam. Kedua tanganku memerah, penuh dengan sayatan arus Samudra Xea.
“Apa tuan putri, kelelahan?” bisik Deckey di telingaku. Suaranya bernada rendah, tapi membuat jantung melompat.
Aku menganggukkan kepala dengan gugup, karena jarak tubuh Deckey begitu dekat denganku. Rasanya, ribuan kupu-kupu menari di dalam perut. Bahkan, pipi terasa memanas. Aku yakin, semburan merah merona terlihat di wajah. Ini sangat memalukan, jantungku tidak terkontrol, seakan maraton renang.
Deckey memegang kedua tanganku, “Apa yang sedang kamu lakukan?”
“Ini pasti sakit,” sesal Deckey dengan suara pelan, sarat akan rasa bersalah.
Deckey mencium kedua tanganku, menjilat luka yang mengeluarkan darah. Aku mendesis, menahan rasa perih, “Cu-cukup.”
Deckey melepaskan tanganku, rasanya tidak rela, tapi otak waras menentang hal itu. Jantung berdebar semakin kencang, dia menatap mataku. Matanya memperlihatkan tatapan bersalah, “Maaf.”
“Tidak perlu meminta maaf, ini latihan. Sesuai dengan arahan daun emas,” gumamku dengan memalingkan wajah ke arah lain.
Di dekat Deckey, menatapnya adalah hal yang tidak baik bagi jantung. Aku tidak mau, mati kedua kalinya karena serangan jantung. Aku masih punya sumpah yang harus dilaksanakan. Aku bertekad menghancurkan kekuatan Kerajaan Arneval. Aku akan menepis perasaan aneh kepada Deckey.
“Baiklah, kita mulai lagi,” kata Deckey sembari mengelus rambut hitamku.
Perasaan ini semakin hangat, entah sejak kapan aku menikmati kebersamaan dengan Deckey? Sebelumnya, tidak pernah ada yang melakukan hal semanis itu kepadaku. Mereka jijik, menjauh, menghina, mencaci, dan menindas. Tanpa ada yang peduli denganku. Bahkan, semenjak ayah menikah dengan Ratu Raisma, tidak ada lagi kasih sayang untukku.
“Aku yakin, kamu bisa. Percayalah kepadaku,” ucap Deckey dengan tangan terkepal kuat ke arah atas, menyemangatiku yang berulang kali gagal.
Aku tersenyum ke arah Deckey, “Pasti bisa!”
Aku memfokuskan diri, berusaha menyatu dengan arus Samudra Xea. Membentuk bulatan bola laut, “Ocepus, ocepus, ocepus, aku mohon bangkitlah.”
Aku merasakan arus menyatu membentuk gumpalan bola laut, “Ocepus.”
Perlahan bola laut itu menyebar, membentuk pusaran laut berukuran kecil, perlahan-lahan aku membuka mata dan melihat pusaran yang aku buat. Aku terkejut melihat pusaran yang ada di depan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid In Love With Handsome Dragon
Fantasy⚠️CERITA MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN DAN ADEGAN DEWASA. ⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Asier, putri mermaid Kerajaan Arneval yang ditindas, hingga tewas. Setelah bangkit dari kematian, Asier bersumpah untuk balas dendam. Asier bersama Deckey-pria tampan y...