Kota Agua, Samudra Xea 3333 Lux.
“Ingatan masa lalu adalah bagian perjalanan hidup.” – Deckey de Fuego
Semalaman Deckey memikirkan ucapan Asier mengenai identitas. Deckey merasa tertampar dengan ungkapan itu dan ia tidak bisa menepis fakta bahwa identitasnya tidak jelas. Deckey berbicara dengan pantulan rembulan malam, bertanya mengenai identitas aslinya.
“Berikan aku petunjuk,” gumam Deckey dengan suara pelan dan pasrah. Sudah berhari-hari ia keluar dari palung Dunia Moirei, tetapi ia tidak mendapatkan petunjuk mengenai identitasnya.
Setiap malam, setelah Asier tertidur pulas. Deckey akan melatih kekuatan spiritualnya. Ia hanya mengikuti naluri, tanpa guru atau panduan. Deckey meyakini, bahwa ia bukan dari ras biasa. Kekuatan Deckey cukup besar untuk menghabisi penghuni Kota Pie. Deckey berlatih hingga tanpa sadar, kedua tangannya mengeluarkan api suci di dalam Samudra. Hal itu sangat tidak logis dalam otak Deckey, karena bagaimanapun api dan air tidak bisa menyatu. Namun, Deckey dapat menggunakan kekuatan api dari kedua tangannya. Perlahan-lahan, ujung ekor Deckey mulai merapat. Sisik-sisik tajam bermunculan di sikunya.
“Apa ini?” tanya Deckey kepada dirinya sendiri.
Ia tidak ingin Asier mengetahui perubahan yang aneh dalam dirinya. Deckey pun menganyam rumput-rumput laut dan tumbuhan sekitar untuk menutupi sikunya. Setelah itu, Deckey kembali ke dalam gua dan tertidur pulas. Hingga suara teriakan membangunkannya.
Deckey melihat Asier dikelilingi sihir biru yang begitu indah, tetapi berbahaya. Deckey mengetahui rasa sakit yang ditimbulkan dari sihir biru. Sihir itu membuat Deckey terkurung, kekuatannya melemah, dan ia sangat tersiksa akan hal itu. Deckey tidak ingin Asier terjebak dengan rasa sakit.
Deckey berenang ke arah Asier, mengguncang tubuh mermaid dengan rambut hitam itu. Namun, Asier tidak kunjung membuka mata. Kekuatan sihir biru terlihat semakin jelas, mengurung tubuh Asier. Raut wajah pucat, terpampang jelas di hadapan Deckey.
“ASIER, BUKA MATAMU!” Teriak Deckey dengan suara bariton yang bernada tinggi.
Seolah ada tarikan, Asier membuka matanya, “A-apa yang terjadi?”
Deckey mengulang ucapan Asier, “Apa yang terjadi?”
Asier pun mulai sadar, “Aku sedang berlatih.”
Sebuah kerutan terlihat jelas di kening Deckey, “Berlatih apa sampai seperti ini?”
Asier menatap Deckey dengan serius, bola matanya mengunci manik gelap itu, “Sihir biru.”
Mendengar ucapan Asier, telinga Deckey tiba-tiba berdengung, lalu kepalanya berdenyut nyeri. Seolah dihantam batu besar. Deckey melihat beberapa potong gambar mengenai sihir biru. Deckey menggeram karena kepalanya yang sakit. Keringat dingin menyatu dengan arus Samudra Xea yang terasa semakin hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid In Love With Handsome Dragon
Fantasy⚠️CERITA MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN DAN ADEGAN DEWASA. ⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Asier, putri mermaid Kerajaan Arneval yang ditindas, hingga tewas. Setelah bangkit dari kematian, Asier bersumpah untuk balas dendam. Asier bersama Deckey-pria tampan y...