Wortel🥕

175 37 5
                                    

"Astagfirullah, wortel sebanyak ini buat apa?" sepulang sekolah Haikal dibuat kaget dengan mama Ita yang sedang ada dirumahnya, tak lupa satu tas belanja penuh dengan wortel.

"Mata kamu kan sakit, dianjurkan makan wortel juga kan? Ya udah, ini mama beliin satu tas sekalian."

Membayangkan dia memakan wortel satu potong saja sudah membuatnya mual tak tertahan, Haikal paling membenci wortel. Dan sekarang sialnya malah harus makan wortel satu tas penuh. Hidup Haikal berubah menjadi neraka dalam sekejap.

"Mampus, makanya nggak usah benci-benci sama wortel. Akhirnya malah jadi kek gitu kan. Itu tuh karma gara-gara kamu benci sama wortel!" oceh Jendra dengan muka mengejek kearah Haikal.

"Jendra ikut makan kan?" tanya Haikal dengan harap-harap cemas. Mama Ita menggelengkan kepalanya, tak lupa tangannya yang juga dia silangkan.

"Kalau Jendra mau ya silahkan, kalau nggak mau ya udah. Jendra makan yang lain aja, lagian wortelnya kan khusus buat kamu. Ya kamu lah yang ngabisin!" ujar bunda sembari membawa dua gelas berisi jus wortel.

Jendra menarik tangan Haikal kemudian mendudukkannya di sofa, kemudian mengambilkan satu gelas jus yang dipegang oleh bunda Imah.

"Nih, diminum."

Haikal menatap jijik kearah gelas yang dipegang oleh Jendra. Demi apapun yang ada di dunia ini, selamat kan Haikal dari sini.

"Nggak usah jijik, ini yang buat bunda sendiri! Nggak beli, jadi terjamin aman." Sindir bunda Imah ke anaknya, mama Ita hanya terkekeh pelan.

Dengan ragu Haikal mengambil gelas yang ada ditangan Jendra, lalu meneguknya pelan. Mata Haikal melotot saat minuman tersebut sudah berada di mulutnya, dengan cepat Haikal menyemburkan nya.

Jendra reflek berdiri menjauh dari Haikal, bunda dan mama yang berada didepan Haikal juga langsung berdiri menjauh.

"Hoek, nggak mau! Buang aja, nggak enak! Hoek." Ucap Haikal kemudian berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya disana. Mama Ita yang melihatnya langsung menghampiri Haikal, sedangkan bunda dan Jendra masih terdiam di sana.

"Astagfirullah, trus mau digimanain lagi itu wortelnya? Belum juga masuk perut udah muntah-muntah aja!" gumam bunda Imah sembari memijat pelipisnya.

Jendra menatap bunda nya sebentar, kemudian beralih menatap meja dan sofa yang terkena semburan jus wortel dari Haikal. "Ya dipaksain aja, mau gimana lagi? Sofa sama meja nya jadi kotor tuh Bun!"

Akhirnya Jendra dan bunda Imah membersihkan meja dan sofa tersebut. Sementara mama Ita menemani Haikal yang masih muntah-muntah di kamar mandi.

🐻🐻🐻

"Udah mendingan belum?" Saat ini Jendra sedang mengoleskan minyak kayu putih ke tengkuk Haikal. Setelah adegan drama tadi, wajah Haikal jadi memerah semua.

"Lagian ya dek, itu cuma jus wortel doang. Nggak pakai racun atau Baygon, kenapa sampai muntah-muntah segala?"

Haikal menoyor kening Jendra pelan. "Ya namanya juga nggak suka, mau di gimanain juga nggak suka. Nggak ingat apa? Aku terakhir makan wortel tuh kelas lima SD? Itu aja butuh perjuangan banget makannya!"

"Siapa suruh nggak suka wortel, jadi bermasalah kan matanya." Cibir Jendra pelan, walaupun begitu masih setia memijat pelipisnya Haikal pelan-pelan.

Haikal terkekeh pelan melihat wajah sahabat nya, kelihatannya sih nggak suka gitu ya. Padahal mah khawatir tingkat Nasional. Heran Haikal tuh, kenapa mesti pakai acara tsundere segala.

Best Friend (01)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang