Nemenin Mama!

167 32 6
                                    

Mumpung hari ini tanggal merah, dan yang pastinya Haikal sama Jendra libur sekolah. Mama Ita berniat mengajak mereka berdua ke toko kue milik nya, sekalian nyuruh mereka berdua buat bantuin jualan.

"UDAH SIAP BELUM? KOK LAMA BANGET GANTI BAJU NYA?!"

"BENTAR MA, HAIKAL LAGI NYARI KACAMATA!"

"KACAMATA MIN KAMU KEMANA EMANG? JANGAN DILEPAS LOH DEK!"

"ENGGAK!"

Didalam kamar Jendra, terdapat Haikal yang tengah mengobrak-abrik meja milik Jendra. "Astagfirullah, meja gue jangan diberantakin juga! Udah susah payah gue beresinnya gembul."

"Diem, daripada banyak omong mendingan bantuin adek buat nyari kacamata nya!" ucap Haikal yang masih asik mengobrak-abrik meja.

Jendra menatap Haikal geli, apa tadi? Adek? Bulu kuduk Jendra auto berdiri mendengar Haikal memanggil dirinya dengan panggilan adek.

"Nggak usah protes, ntar dimarahin mama kalo pake 'lo-gue'!"

Jendra memutar bola matanya malas mendengar ucapan Haikal. "Adek Haikal bego apa tolol sih?" tanya Jendra dengan suara yang dilembutkan.

"Pa maksud?!"

Jendra mendekati Haikal dan mengangkat tangan kanannya. "Ini apaan? Ini kacamata loh dek, bukan galon!"

Haikal menatap tangannya yang ternyata sudah ada kacamatanya dari tadi. Hidung dan telinganya sontak memerah.

"Cieee, malu ya? Duh, nggak usah malu-malu dugong gitu dong. Sebagai kakak yang baik, saya menyadari kok kalau adek saya ini bego in kuadrat. Nggak papa, nggak usah malu..."
Jendra berpura-pura mengelus kepala Haikal sok prihatin, padahal dalam hati udah pengen meledak ketawanya.

Buk!

Tanpa aba-aba Haikal melayangkan kepalan tangannya ke perut Jendra. "Nggak ada yang malu, gue nggak malu ya anjing!" ujar nya kemudian berlari keluar kamar, tak lupa memakai kacamata nya.

'Sakit juga anjir bogemannya, sejak kapan tuh anak tumbuh berkembang? Tiap hari dikasih pengembang pasti sama bunda.'

"Udah ketemu?"

Haikal mengangguk kemudian merapikan pakaian dan rambutnya sebentar. Tak lama kemudian Jendra keluar dari kamar dengan memegangi perutnya yang nyut-nyutan.

"Astaga, kita cuma mau ke toko punya mama. Bukan ke kantor, ngapain pakai baju kaya gitu?"

Jendra menunjuk kearah Haikal. "Maunya Haikal tuh ma, Jendra ngikut aja daripada anaknya rewel!"

"Kamu kira aku bayi apa?! Pakai acara rewel segala hah?!" tanya Haikal dengan tangan yang mencubit lengan Jendra dengan keras. Jendra cuma bisa tersenyum dibuatnya.

"Terserah deh, yang penting kalian bahagia aja. Yuk berangkat, kasihan pak Asep udah nungguin kita dari tadi." Ujar mama Ita kemudian masuk kedalam mobil duluan, Haikal dan Jendra ngikut di belakang.

🐻🐻🐻

"Woah, rame juga ya ma..." Jendra membuka sedikit mulut nya hingga berbentuk huruf o. Haikal buru-buru menutup mulut sahabat nya dengan tisu yang berada ditangannya.

"Banyak yang lihat, nggak usah malu-maluin."

Mama Ita hanya bisa tersenyum melihat tingkah kedua anaknya. Biasa Bu, anak-anak!

"Mama kebelakang ya, kalau mau makan kue nya ambil aja. Kalau mau bantu melayani pembeli bilang sama mbak Leila, nanti biar dibantu."

Best Friend (01)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang