13. "Putus sama Aryan sekarang juga!"

313 28 4
                                    

"Pokoknya kita harus pura-pura kayak orang pacaran pada umumnya."

Bagaimana bisa mereka berakhir pura-pura pacaran. Hanya dengan membayangkan dirinya beradegan romantis dengan Rania... huek, Aryan tidak bisa membayangkannya. Bukannya apa, tapi selama ini siklus pertemanan mereka lebih banyak perangnya dari pada manisnya. Mereka lebih sering adu genjutsu dari pada suap-suapan. Ya, memang sih selama ini mereka selalu bersama, kemana-mana selalu berdua. Tapi jangan salah sangka, dimanapun dan kapanpun mereka berada, justru kalimat misuh-misuh dan makian yang lebih sering terdengar. Dan kini, mereka diharuskan bersikap senormal mungkin selayaknya orang pacaran.

Pegangan tangan misalnya.

Sejauh yang Aryan tahu, Rania itu orangnya mageran dan jarang mandi. Jangankan mandi, ke kampus tanpa cuci muka pun pernah. Nggak cuma itu, kamarnya saja kayak kapal pecah, bener-bener nggak tertata. Dan sekarang, membayangkan mereka pegangan tangan... iyuh banget. Tangan Rania pasti bau bawang. Apalagi kalau si Rania mager cuci tangan habis boker, sudahlah. Aryan lebih pilih mati saja.

Sekarang rasanya Aryan menyesal mengiyakan tawaran Rania.

Tapi mau bagaimana lagi, semalam kepalanya terlanjur mengangguk. Dan Rania sudah terlanjur koar-koar ke seluruh keluarga kalau mereka pacaran. Mau tahu bagaimana reaksi papa Rania saat tahu mereka pacaran? Epik sekali saudara-saudara. Persis seperti di sinetron azab. Melongo, mau marah tapi nggak bisa, terus sakit jantung.

Oke, yang terakhir Aryan berbohong.

Yang sebenarnya terjadi adalah Papa Rania marah besar. Beliau bilang, "Kamu sudah punya calon suami kenapa malah pacaran? Kamu edan, hah?"

Mendengar suara menggelegar Papa Rania, Aryan hanya bisa menunduk. Mau bagaimana lagi, ia juga tak terlalu paham akar permasalahannya. Malah justru sekarang ia ikut terseret dalam drama keluarga sahabatnya itu. Sepanjang amukan Papa, Aryan hanya bisa menunduk dan berdoa. Berharap besok pagi ia tidak dijadikan ayam rica-rica sama Papa.

Mau tahu bagaimana respon Rania? Cewek tengil itu malah senyum-senyum nggak jelas. Benar kata Papa, Rania edan. Aryan sampai nggak habis pikir bagaimana bisa Rania tenang-tenang saja disaat Papanya marah besar. Gadis itu cuma mengangguk-angguk dan senyum-senyum kayak wong edan. Tahu bagaimana endingnya? Papa sampai kehabisan kata-kata, Aryan? Sudah pasti lelaki itu terkejut setengah mati. Mau tahu apa yang dilakukan Rania? Rania bilang, "Papa saja berani mengatur hidup Nia sesuka Papa. Kenapa Nia nggak?" Yang membuat Aryan tak habis pikir, Rania mengatakan kalimat itu dengan logat santai sekali. Berbanding terbalik dengan raut wajah Papa yang sudah merah padam. Rania seakan nggak punya rasa takut lagi. Rania yang manis dan penurut, kini mulai berani menentang. Bahkan sebelum mengakhiri perdebatan panjang itu, Rania sempat mengatakan, "Berani Papa nyentuh Aryan, besok pagi Papa akan ngelihat mayat Nia."

Wah.
Aryan benar-benar speechless. Ia tidak menyangka akan terseret sampai sejauh ini. Akibat dari peristiwa semalam, Papa menjadi lebih dingin pada Rania, pun pada Aryan. Papa yang sebelumnya bersikap hangat dan ramah, kini berubah dingin dan menyeramkan. Setiap kali melihat Aryan, hanya lirikan tajam yang terlihat. Rasanya Aryan bisa melihat golok di belakang punggung Papa, yang sewaktu-waktu bisa menembus tenggorokannya.

Sama halnya dengan pagi ini. Pacarnya, a.k.a Rania, minta diantar ke kampus pagi ini. Katanya biar kayak orang pacaran pada umumnya. Aryan sebenarnya ingin menolak, takut terkena mental saat bertemu Papa. Namun karena gadis itu yang terus merengek minta diantar, alhasil mau tak mau Aryan mengiyakan.

Pagi ini Aryan sudah siap dengan motor bebek kesayangannya. Sudah ganteng, sudah rapi, sudah wangi. Sudah siap antar-jemput ayang ke manapun tujuannya. Nggak cuma itu, Aryan sudah siap merayu calon mertua dengan sekresek rambutan fresh dari pohon depan rumahnya. Itung-itung sebagai pendekatan agar calon mertua merestui. Aryan sudah siap, mentally and physically.

AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang