Hermione kehilangan ketenangannya. Dia tidak bisa menghentikan gerakan tangannya yang mengayunkan tongkat sihir ke Abraxas dan menusuk Dolohov. Dia harus keluar dari ruangan yang mencekik itu sebelum dia melakukan sesuatu yang lebih buruk. Beruntung, kakinya menuruti keinginannya untuk pergi.
Dia menaiki tangga menuju lantai utama Hogwarts dan berhenti sejenak untuk bernapas. Dadanya naik turun, campuran dari kemarahan dan kelelahan. Matanya menengadah menatap langit biru yang tenang, berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang kemelut.
Dia teringat kembali perkataan Dolohov. Bahwa dia menghalangi mereka dan menyebabkan Abraxas menderita karena dirinya. Karena Hermione Dagworth-Granger lebih tepatnya.
Hermione ingin berteriak di depan mereka semua dan mengatakan bahwa itu bukan dia, apa pun yang mereka tuduhkan padanya adalah ulah Hermione Dagworth-Granger, bukan dia.
Hermione bahkan tidak tahu pasti apa yang sudah Dagworth-Granger lakukan sampai membuat Riddle menyuruh Dolohov memukul Abraxas. Sialan jika dia tahu!
Memejamkan matanya, Hermione menghitung satu sampai sepuluh untuk menenangkan ledakan emosinya. Dia menghirup napas berlahan dan mengembuskannya. Lagi dan lagi. Sampai dia merasa tenang untuk mengingat kembali percakapannya bersama Profesor Dumbledore di hari pertama dia tiba di timeline ini.
"Sekarang yang perlu kau lakukan adalah mencari tahu."
"Mulai sekarang hilangkan identitasmu sebagai Hermione Jean Granger."
"Hiduplah sebagai Hermione Dagworth-Granger."
Dia adalah Hermione Dagworth-Granger sekarang. Terlepas dari ketidakadilan yang dia rasakan, dia harus mulai menerimanya. Karena itulah dia akan mencari tahu!
.o0o.
"Apa yang merasukimu, Dolohov? Kenapa kau bicara tanpa berpikir dulu!" geram Lestrange.
Dolohov menatap kesal temannya sebelum melemparkan pandangan ke Malfoy yang sedang berjuang untuk berdiri.
"Ini tidak seperti kata-kataku adalah bohong. Malahan, itulah kebenarannya!"
"Itu masih tidak memberimu hak mendahului Riddle. Kau tahu dia akan sangat marah ketika mendengar ini." Lestrange menjatuhkan dirinya di sofa tempat Granger duduk beberapa menit lalu.
"Apa yang sebenarnya kalian katakan padanya?" Abraxas berhasil berdiri dengan kedua kakinya lagi. Jika tatapan bisa membunuh, Lestrange dan Dolohov sudah tamat. "Apa yang kalian katakan pada Hermione?!" teriak Abraxas.
Lestrange menatap balik Abraxas tidak terima. "Jangan melihatku seperti itu. Bukan aku yang memulai masalah, tapi dia!" Dagunya menunjuk pada Dolohov yang menatap datar Abraxas.
"Kau bajingan!" sembur Abraxas, menatap penuh kebencian pada Dolohov. Namun, penyihir rusia itu tak terpengaruh sedikitpun.
"Jika kau tidak bisa mengendalikan penyihirmu, Malfoy, inilah yang akan kau dapatkan." Dolohov mendekati Abraxas dan menggertaknya. "Entah itu kau atau Granger, Riddle akan terus membuat kalian berdua waspada." Dia mendekatkan kepalanya dan berbisik ke telinga Abraxas, "Lewat orang lain atau dirinya sendiri."
.o0o.
Tom Riddle selalu melakukan semuanya dengan sempurna. Dia tahu dia sempurna. Ketika menyadari bahwa dia adalah seorang penyihir, dia tahu dia ditakdirkan untuk sesuatu yang besar.
Sihirnya kuat dan istimewa, itu membuatnya berharap besar di Hogwarts. Namun, setelah hari pertamanya di sekolah sihir ini, Tom menyadari kenyataan pahit. Prasangka darah. Itu awalnya tidak begitu mengganggunya, tetapi lambat laun dia mulai merasakan efeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lord Malfoy
Fanfiction[Lord Series: Book 1] Draco Lucius Malfoy, tidak pernah dalam hidupnya akan membayangkan Hermione Granger sebagai neneknya. Itu adalah hal yang sulit untuk ditanggung, bukan begitu? 🌹 Abraxas Malfoy & Hermione Granger 🌹 ‼️ SLOW UPDATE ⚠️ BELUM DIE...