“Hermione,”
Sebuah suara yang asing memanggilnya.
Hermione masih berdiri diam di tengah ruangan yang penuh dengan anak-anak Gryffindor. Setelah sadar dari lamunannya, matanya mencari-cari ke sumber suara yang memanggilnya.
“Kau Hermione, benar?”
Suara itu terdengar lagi, kali ini datang lebih dekat. Hermione dengan cepat berputar untuk melihat siapa itu.
Dari arah kanannya, terlihat seorang gadis seusianya berjalan mendekatinya. Tapi sesuatu tentang wajahnya…
“Hermione, perkenalkan..”
Tampak tidak asing lagi,
“Aku Minerva McGonagall. Teman sekamarmu yang sering absen.”
Begitu profesor masa depannya menjatuhkan bomnya, Hermione terngangah menatapnya.
“A-Ak.. P-Prof... maksudku, hei!” Hermione merutuki dirinya karena berseru seperti orang bodoh. Dia tidak bisa menahannya. Melihat gambaran profesor masa depannya yang masih sangat muda benar-benar mengosongkan kinerja otaknya dalam membentuk kalimat.
Minerva sendiri tampak geli dengan tingkah canggung Hermione. Dia telah diberitahu oleh Gracelle, yang mengoceh satu jam penuh padanya begitu dia sampai di Hogwarts, tentang kecelakaan kecil yang dialami Hermione.
Tidak diragukan lagi, otak pintar Dagworth terpukul cukup keras sampai membuat gadis itu melupakannya dan teman-temannya yang lain.
“Jadi, aku sudah diberitahu tentang kecelakaan kecilmu.” Godanya pada si brunette.
Hermione meringis mendengarnya, dan berusaha untuk tampil tenang mengingat yang berdiri dihadapannya saat ini tak lain adalah orang yang sangat dia hormati.
“Prof-maksudku.. Minerva, yah.” Gagapnya. Tangannya tanpa sadar membelai kepala lebatnya.
“Ayo, lihat sisi baiknya. Setidaknya kau tidak menumbuhkan dua kepala.” Minerva masih melanjutkan leluconnya. “Satu Hermione sudah cukup sulit, kita tidak membutuhkan dua lagi tentunya.”
“Ha ha ha.” Hermione tertawa garing. Tidak bisa menikmati dirinya sebagai bahan lelucon kali ini. Tidak saat ini menyangkut hidupnya. Dia terjebak di masa ini, demi Merlin!
“Oww maaf, kau tidak menikmati leluconya.” Kata Minerva begitu melihat ekspresi tak senang Hermione.
“Bukan apa-apa, sungguh.”
“Bagus. Sekarang, kenapa kita tidak pergi menemui Caleste dan Ellena? Mereka sedang menunggumu.”
Hermione mengernyitkan alisnya bingung. Kenapa mereka menunggu kehadirannya? Tepat sebelum dia bisa bertanya lebih lanjut ke professor masa depannya, Minerva menjawab.
“Hey, tidak perlu sebingung itu. Ini hanya pesta.” Katanya sebelum melenggang ke kamar mereka. Beberapa detik kemudian, Hermione menyusul langkahnya dan bergumam.
“Pesta?”
.o0o.
Masih bingung dengan keseluruhan situasi, terutama dengan kemunculan baru Minerva McGonagall, tidak menghentikan Hermione untuk tertawa bersama teman-temannya saat Gracelle mengotori wajahnya dengan krim kocok.
Pesta yang dimaksud itu rupanya adalah lanjutan dari pesta saudara Caleste, Allan Prewett. Caleste yang menyayangkan sisa-sisa makanan dan alat kejut pesta akhirnya membawa semuanya ke kamar mereka dan memulai kekacauan ini.
Dan meskipun orang yang berulang tahun tidak hadir (tentu saja pria tidak bisa datang), mereka tetap menganggap pesta itu layak dan bagus. Mereka saat ini membentuk lingkaran kecil di lantai kamar dan menaruh kue-kue dan krim di tengah. Itu cukup mengasyikkan dan menghibur, terutama dengan adegan yang dibuat Gracelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lord Malfoy
Fanfiction[Lord Series: Book 1] Draco Lucius Malfoy, tidak pernah dalam hidupnya akan membayangkan Hermione Granger sebagai neneknya. Itu adalah hal yang sulit untuk ditanggung, bukan begitu? 🌹 Abraxas Malfoy & Hermione Granger 🌹 ‼️ SLOW UPDATE ⚠️ BELUM DIE...