Bumi Dimensi Showa

393 44 47
                                    

Durrrr
X mendarat di Bumi, ia segera mengubah dirinya menjadi bentuk manusianya. 

X:"kok jadi rindu Daichi ya..padahal dulu tinggal numpang di hpnya, sekarang harus jalan sendiri"

Beberapa menit kemudian, tanah mulai bergetar, alarm di berbagai tempat langsung dibunyikan. X mulai was-was, sepertinya ada kaiju yang datang. Ia pun langsung berlari ke sumber getaran, namun saat ia melihatnya...ia langsung kecewa.

Taiga:"adededehh..."
X:"heh.."
Taiga:"maap, kepeleset"
X:"...."

Taiga berubah menjadi human formnya. Namun tiba-tiba mukanya murung. 

X:"kenapa?"
Taiga:"rindu Hiroyuki"
X:"ahh..."

Ternyata memang penyakit untuk ultra yang sebelumnya punya human host. 

X:"aku juga, ayo cepet lari, jangan sampe kita ditanya-tanyain sama anggota pasukan keamanan"
Taiga:"okeh"


Mereka berdua masuk, menyusuri kota yang indah. Bisa dibilang dimensi ini paling beruntung, Bumi inilah yang pertama kali terhubung dengan Tanah Cahaya. Ultraman di tempat ini sudah seperti legenda. Banyak sekali patung, film, buku, dan lagu yang menggambarkan para Ultraman sebagai pahlawan. 

Saat melewati toko buku, X melihat salah satu buku.
X:"eh Taiga, liat dah"
Taiga:"kenapa?"
X:"bapakmu itu"
Taiga:"lah iyak, boleh liat sebentar?"
X:"liat aja"

Taiga membuka buku itu, ia mulai membacanya dengan bangga. 

Pada saat itu, ada Ultraman muda yang baik hati, dia adalah Ultraman Taro. 
Ultraman Taro terkenal sebagai Ultraman nomor enam, ia adalah Ultraman yang datang ke enam. 
Berbagai musuh dikalahkannya untuk melindungi Bumi. 
Berbagai cara ia gunakan untuk melawan musuhnya saat itu.

Saat membaca bagian itu, senyum Taiga mulai tergantikan dengan heran. Ia melihat foto ayahnya joget, mengguyur pake ember, getokin kaiju buat bikin mochi, bahkan make tang panjang buat nyabut alien dari pusar kaiju. Di sana ia juga melihat Zoffy yang kepalanya terbakar. 

X:"Taiga?"
Taiga:"wahh"
X:"ahh..ayo kita lanjutkan perjalanan, bukunya kita balikin aja..."

Tiba-tiba Taiga ditelpon oleh Taro.

Taiga:"halo papi"
Taro:"papi.. papi.. kemana kau nak?"
Taiga:"pfft.."
Taro:"Taiga? Kenapa tiba-tiba ketawa?"
Taiga:"nggak apa-apa..."
Taro:"makmu ini nyariin, kemana kamu?"
Taiga:"di Bumi"
Taro:"kenapa udah berangkat duluan? Ini udah dibuatin bekal loh, sayang nggak dimakan"
Taiga"yah, ini udah nyampe di Bumi"
Taro:"sama siapa di situ?"
Taiga:"sama X........senpai"
Taro:"yaudah, minta tolong X buat bikin portal ke sini, ambil bekalmu, sekalian kasih juga buat dia"
Taiga:"tapi yah.."
Taro:"Taiga..."
Taiga:"pfft..aduh, iya papi..Taiga langsung ke sana"

Taiga pun mematikan teleponnya. 

Taiga:"bapak nyuruh aku balik ke sana buat ngambil bekel"
X:"ohh, yaudah ayok"
Taiga:"makasih X"

Mereka pun balik ke Tanah Cahaya. 


Tok tok tok

Taiga:"Bapakk, Taiga pulang"
Taro:"eh anak bapak pulang, nih bekalnya"

Taro memberikan sekotak bekal kepada Taiga.
Taiga:"makasih bapak.."
Taro:"sama-sama...X, tolong jagain ya, nanti kalau laper minta aja sama Taiga, bekalnya banyak"
X:"ahahaha iya, makasih pak"
Taiga:"dadah bapak, Taiga pergi dulu"

X dan Taiga pun kembali ke Bumi. 


Taiga:"kira-kira gimana caranya kita bisa nemuin putri itu di Bumi? Bumi kan luas"
X:"nah itu dia, apalagi kita juga nggak pernah liat putri itu kayak gimana, atau.."
Taiga:"atau?"
X:"kita pergi ke sarang para alien, pasti ada yang udah tau duluan"
Taiga:"apa itu nggak terlalu bahaya? Kita cuma berdua"
X:"nggak apa-apa, kalau mereka nyerang kita langsung lari aja"

Ultraman : Planet of SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang