"U-ugh."
"Sayang, akhirnya kamu sadar juga."
"Hngg aku aku dimana?"tanya Hongjoong yang masih menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang menusuk kedua retinanya ini
"Kamu di rumah sayang, bukan rumah kita sih, tapi rumahnya si Yeonjun, aku belum ngabarin soal keadaan kamu ke orang rumah"balas Wooyoung sembari membantu Hongjoong duduk
Hongjoong sendiri hanya mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, kemudian melihat sekeliling dan ruangannya tampak asing tapi ada beberapa foto milik si pemuda Choi yang tertempel di dinding.
Ia juga bisa melihat wajah sang kekasih juga kawan-kawan dari kekasihnya ini yang menatapnya cemas namun juga lega.
Baju yang ia pakai pun sudah berganti menjadi baju yang sangat layak dipakai.
"Apa yang terjadi?"tanya Hongjoong kemudian. Bukan ia tak senang telah pulang dan bertemu kekasihnya ini, ia hanya bingung dan takut kalau ini semua hanyalah khayalan lagi
"Kita nemuin Kak Joong pingsan di tengah hutan, untungnya kita duluan yang nemuin Kakak bukan si Yunho dan antek-anteknya itu"jelas Yeonjun kemudian
Hongjoong benar-benar tak ingat apa yang terjadi, yang ia tau ia sedang bersembunyi, mengalami halusinasi -mungkin- dan semuanya gelap, hingga akhirnya ia bangun di atas sebuah ranjang empuk bukan lagi tanah yang ada rumput liarnya.
"Wooyoung, ini..."
"Guys, mending kita keluar dulu deh, biar Kak Joong ngobrol sama Wooyoung berdua"ucap Serim yang langsung di angguki yang lain. Mereka semua pun segera meninggalkan Hongjoong dan Wooyoung berdua di kamar si pemuda Choi itu
"Woo..."
Wooyoung segera memeluk yang lebih tua, sangat erat, seolah ia akan kehilangan orang yang berada di pelukannya ini jika melepaskannya sedikit saja.
Hongjoong sendiri hanya diam, tak ingin percaya tapi ini terasa nyata, ia benar-benar bingung, apakah ini kenyataan atau bukan.
Wooyoung pun segera melepaskan pelukannya dan menatap sang kekasih yang terlihat kebingungan ini.
"Gue gak lagi mimpi kan?"tanya Hongjoong pelan
"Enggak sayang, kamu gak mimpi, kamu beneran udah pulang ke rumah, dan yang di depanmu ini kekasihmu Jung Wooyoung"balas Wooyoung sembari tersenyum menenangkan yang lebih tua
Hongjoong pun segera menyentuh pipi milik orang yang ada di depannya ini, mengusapnya, memastikan kalau Wooyoung-nya nyata, tak seperti saat di hutan.
"Lu beneran Wooyoung, bukan cuma halusinasi, ini kenyataan kan"ucapnya
Wooyoung pun segera menggenggam tangan yang sedang menyentuh pipinya, kemudian mengecupnya agak lama.
"Bener yang, masa orang ganteng kayak gue cuma jadi halusinasi"balas Wooyoung
Plak
Plak
"Eh anjing, kenapa lu malah gampar gue, lu kerasukan setan hutan apa gimana nih"ucap Wooyoung sembari mengusap-ngusap kedua pipinya yang kena tampar itu. Padahal orang di depannya ini baru sadar setelah seharian pingsan, eh ternyata tenaganya masih aja kuat
Hongjoong tiba-tiba saja menangis kencang membuat Wooyoung kelabakan.
"Eh eh lu kenapa nangis, gue gak marah kok beneran deh, yang jangan nangis"ucapnya panik
Hongjoong sendiri segera memeluk yang lebih muda, membenamkan kepalanya pada bahu yang sering ia jadikan sandaran itu.
Sebenarnya Hongjoong belum benar-benar mempercayai yang terjadi, dia masih terjebak antara ilusi dan kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Partner | Woojoong
Fanfiction[ Slow Update ] "Ngapain lo kesini?."tanya Hongjoong sembari mengangkat sebelah alisnya "Ya mau ngapel lah."jawab Wooyoung sembari menyugar rambutnya ke belakang. Sok ganteng "Emang lo punya pacar?." "Loh, ya jelas punya lah makannya gue bilang mau...