.
.
.
Setelah kejadian penculikan saat itu, Sasuke tidak pernah mau meninggalkan Sakura sendirian. Jika ia ada misi, Sakura pasti akan dijaga oleh sahabatnya atau oleh Tsunade dan Kakashi. Alasan nya kita sudah tahu, karena Sasuke tidak ingin kejadian itu terulang kembali. Meskipun Sakura tidak apa-apa dan dalam keadaan baik-baik saja saat pulang di culik saat itu, hati nya tetap merana membayangkan apa saja yang akan dilakukan si wajah bayi tukang main boneka itu, jika saja mereka telat menjemput Sakura.
Namun kini mereka di hadapkan dengan pilihan yang sulit, belum juga masalah ini selesai karena Akatsuki yang belum juga menampakkan kembali batang hidungnya. Masih menjadi buronan ninja Konoha. Kini sudah ada mangsa baru yang mengancam desa, kembali nya manusia peledak dengan memakan korban lebih dari tiga puluh orang dalam satu bulan, yang berarti memakan korban satu jiwa per hari.
Sasuke dibuat galau karena ini, di satu sisi ini memang kewajiban nya sebagai ninja bayangan pelindung Konoha untuk menyelidiki kasus ini, tapi di sisi lain, bagaimana pun keluarga nya adalah nomor satu. Bukan alay atau lebay, tapi setelah kejadian Sakura di culik, Sasuke memang sudah tidak pernah diberi misi berlama-lama di luar desa. Paling lama hanya satu minggu.
Tapi kali ini? Naruto mengatakan ini akan memakan waktu yang lama. Bahkan entah sampai kapan, karena rasa nya keadaan desa kali ini sangat buruk. Membuat Naruto tidak enak pada kedua sahabatnya, namun tugas ini bisa di selesaikan oleh ninja yang mempunyai kemampuan Sharingan dan Rinnegan. Sialnya itu hanya dimiliki oleh Sasuke seorang.
"Teme, aku sungguh berperan jahat sekali disini. Aku tidak bermaksud, tapi kau tahu sendiri. Tidak ada yang bisa melakukan nya selain dirimu". Kata Naruto menyesal. Sasuke hanya mendengus keras. Bukan apa-apa, hanya saja bagaimana cara menjelaskan nya pada Sakura? Ia pasti akan kembali sedih dan menangis, ini semua karena si bodoh ini!
"Aku akan menerima misi ini. Karena bagaimanapun ini adalah tugasku, sebagai pengganti Itachi". Balas Sasuke datar, namun jelas tersirat keraguan disana. Entah ragu meninggalkan Sakura atau ragu menerima misi ini.
"Tapi.... bagaimana jika Sakura-chan mengamuk lagi? Dia sekarang lebih menyeramkan dattebayo". Kata Naruto membayangkan pukulan Sakura yang membuat Kurama pingsan tiga hari saat itu.
"Itu tugasmu. Tugasku hanya memberitahu Sakura bahwa kau kembali memisahkan ku dengan nya". Balas Sasuke datar lagi, lalu pergi darisana. Menyisakan Naruto yang kini menelungkup kan kepalanya pada meja kerja nya.
"Huft. Selalu saja, yang kasar-kasar pasti kena nya padaku". Gimana Naruto pelan.
.
.
.
Setiba nya dirumah, Sasuke sudah memprediksi bahwa istri nya akan menangis seperti ini setelah tau mereka akan kembali di pisahkan. Rasanya memeluk seperti ini masih belum cukup, namun apalagi yang mau di lakukan? Jika menanyakan nya pada Sakura, ia pasti meminta agar dirinya tidak menerima misi itu.
"Hiks.... kenapa....kenapa si bodoh itu selalu mengganggu keten hiks...teraman kita sih? Hikss......". Isak tangis itu begitu memilukan hati sang bungsu Uchiha. Memberikan kecupan bertubi-tubi pada mahkota pink istrinya, namun tetap tidak membuat tangis itu berhenti.
"Apa hiks...dia....dia tidak tahu hiks...sebentar lagi kan hiks...aku melahirkan...hiks...". Lanjut Sakura lagi, Sasuke semakin dibuat tidak berkutik. Bagaimana ini?
"Sssssh...jika bisa aku ingin sekali membawamu. Tapi ini berbahaya Sakura s-sa-sayang, bisakah kau menjadi penurut dulu hari ini hm?". Tanya Sasuke manis sekali. Bahkan dia memanggil Sakura sayang, meskipun seperti Azis gagap:(
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Back My Wife
РазноеSetelah Perang Dunia Shinobi ke 4 Semua Shinobi menjalankan hidupnya masing-masing, Sasuke sendiri melakukan perjalanan dengan berkelana menjelajahi dunia untuk melakukan penebusan dosa yang disepakatinya dengan Hokage ke enam yaitu Hatake Kakashi...