Setelah meletakkan bekal untuk Rafa, Aleta berjalan menuju koperasi sekolah untuk membeli pena yang kebetulan habis.
Langkah kaki Aleta terhenti didekat lapangan basket, matanya tertuju kepada seseorang yang sedang bermain basket dengan lincahnya.
Aleta terpesona dengan cara main Rafa yang sangat bagus tanpa sadar kakinya melangkah mendekat kearah Rafa.
Rafa yang masih sibuk bermain lalu tersenyum ketika lemparannya berhasil masuk kedalam ring.
Rafa tersenyum ketika melihat Aleta berdiri didekat lapangan.
Aleta terkejut ketika Rafa tersenyum dan akan menghampirinya.
"Maaf aku ganggu kamu ya" ujar Aleta ketika Rafa sudah berada dihadapannya.
Rafa menggeleng kemudian mengambil botol minuman ditangan Aleta dan meminumnya.
Aleta kembali terkejut melihat tingkah Rafa.
"Minumnya buat gue kan? Makasih ya"
Aleta mengangguk ragu setelah mendengar ucapan Rafa.
Rafa terkekeh. "Ini kedua kalinya gue minum minuman Lo ya? Gimana sebagai ganti nya entar pas istirahat kita makan dikantin?"
Aleta bingung ingin menjawab apa.
"Lo diam berarti setuju. Entar gue jemput atau ketemu dikantin?"
Aleta tetap diam sambil menatap Rafa.
"Yaudah gue jemput aja entar"
Mendengar ucapan Rafa Aleta tersadar. "Mmmm ketemu dikantin aja gimana?"
Rafa mengangguk kemudian tersenyum. "Gue tunggu dikantin ya, jangan lupa"
Aleta mengangguk menjawab ucapan Rafa.
"Ayok kekelas" ajak Rafa setelah membereskan perlengkapan nya.
Aleta diam tapi tetap mengikuti Rafa yang berjalan didepannya.
Rafa membalikkan badannya menghadap ke Aleta yang dibelakangnya. "Jalannya disamping gue"
Aleta mendongakkan kepalanya menatap Rafa, kemudian berjalan disamping Rafa.
"Gini dong. Kalau Lo dibelakang gue berasa jadi imam"
Aleta menatap Rafa canggung.
"Tamat sekolah baru gue jadi imam Lo, gimana?"
Mendengar ucapan Rafa pipi Aleta tiba-tiba merah.
Rafa tersenyum melihat tingkah Aleta yang sedang malu.
"Gue kekelas dulu ya, gue tunggu dikantin" ujar Rafa mengusap kepala Aleta kemudian menuju kelasnya.
Aleta menatap punggung Rafa yang sudah memasukin kelasnya sambil memegang kembali kepala nya yang baru diusap Rafa.
Jantung Aleta berdegup kencang, bibirnya tersenyum senang dan pipinya masih merah ketika menyadari kalau ini semua nyata.
Tiba-tiba Aleta kepikiran ingin mengirim pesan kepada seseorang.
Ael
Love is the strange bewilderment which overtakes one person on account of another person.Setelah memastikan pesan itu terkirim Aleta kembali menyimpan hp nya kemudian berniat membaca novel.
"Aleta" sapa Nindi tiba-tiba duduk disamping Aleta.
Aleta terkejut dan menatap Nindi bingung. "Tumben kamu datang cepat".
Nindi mengerutkan keningnya dan melihat jam tangan nya. "Ini udah jam 06.52 Aleta"
Aleta diam kemudian ikut melihat jam ditangan Nindi. " Eh iya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Quenby
Teen FictionBagaimana bisa aku mencintai seseorang yang tidak tahu keberadaan ku ada.