Dua Puluh Satu

19 2 0
                                    

Aleta melirik jam dinding dikamarnya, jam menunjukkan pukul 22.05 wib. Tapi sampai saat ini Rafa belum mengirimnya pesan sesuai yang diucapkannya tadi.

Pikiran Aleta berkelana kemana-mana, dia sangat takut terjadi sesuatu hal dengan Rafa. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Rafa duluan.

Rafael Abian Dharmendra
Kamu udah sampai?

Setelah beberapa lama menunggu balasan pesan dari Rafa, akhirnya Aleta kalah dengan rasa kantuknya.

Sedangkan Rafa baru memasuki rumahnya pukul 23.07 dan bergegas mencari hp nya yang tertinggal dikamar.

"Sumpah gue teledor bgt, bisa-bisanya ni hp ketinggalan" menolog Rafa ketika menemukan hpnya diatas kasurnya.

Rafa semakin kesal dengan dirinya sendiri ketika melihat Aleta yang mengirim pesan duluan.

Aleta
Gue udah sampai rumah dari tadi.
Maaf baru ngehubungin Lo, tadi gue lagi ada urusan mendadak.

Rafa menunggu balasan dari Aleta, tapi sampai saat ini pesannya belum diread sama sekali.

Aleta
Lo udah tidur?
Selamat tidur Aleta.

Setelah mengirim pesan tersebut, Rafa menyimpan hpnya diatas meja dan bergegas untuk istirahat.

---------

Pagi ini Aleta sudah berada dikelas nya dengan novel yang ada ditangannya.

"Aleta, gue boleh mintak tolong?" ujar Nindi yang baru sampai dikelas.

"Mintak tolong apa?"

Nindi menyerahkan tumpukan double folio kepada Aleta. "Tolong anterin ini kemeja buk Dian ya. Gue mau keruang OSIS dulu, ada urusan penting"

Aleta mengangguk mendengar ucapan Nindi dan bergegas keruangan buk Dian.

Rafa jadian sama Zea?

Kayak nya iya sih, soalnya mereka berangkat bareng.

Secara Rafa enggak pernah goncengan sama cewek kan?

Fix mereka pacaran kalau gini

Zea beruntung banget jadi pacar Rafa
Dahlah, gue iri lihat mereka berdua.

Langkah kaki Aleta terhenti ketika mendengar ucapan beberapa orang mengenai Rafa dan Zea.

Pandangan mata nya pun tertuju mencari objek yang dibicarakan orang-orang. Dan ternyata benar, Rafa yang dipikiran nya sama dengan yang dibicarakan.

Aleta tersenyum sendu melihat Rafa yang sedang digandeng oleh Zea. Pikiran nya berkelana dengan yang terjadi akhir-akhir ini.

"Kamu terlalu tinggi bermimpi Aleta, sehingga mikir Rafa punya perasaan padamu" batin Aleta berucap.

Tidak ingin merasa terlalu sakit, Aleta bergegas menuju kelasnya setelah mengantarkan tugas keruang buk Dian.

Nindi yang melihat Aleta sudah berada dikelas menghampirinya. "Udah?"

Aleta mengangguk dan melanjutkan membaca novelnya.

"Thankyou Aleta ku sayang"

Aleta mengangguk kemudian menutup novelnya ketika mendengar salam dari guru.

---------

"Kantin yok" ajak Nindi ketika guru sudah meninggalkan kelasnya.

Aleta diam sambil berfikir.

"Ayoklah. Lo enggak lapar apa?"

Aleta menggeleng, "aku mau ke perpustakaan. Kamu bisa sendiri kekantinya?"

QuenbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang