Dua Puluh Lima

27 3 0
                                    

Rafa memasuki rumah Aleta dengan perasaan gugup yang luar biasa.

"Kamu duduk dulu ya, aku panggil mama bentar" ujar Aleta berlalu pergi.

Rafa mengangguk kemudian duduk disalah satu sofa yang ada dirumah Aleta. Fikirannya berkelana entah kemana dengan detak jantung yang berbunyi semakin kencang.

"Eh ada Rafa" ujar Dini yang menghampiri Rafa.

Rafa berdiri dari tempat duduknya kemudian menyalami tangan Dini. "Hallo Tante"

Dini mengangguk tersenyum. "Aleta nya lagi ganti baju. Tadi dia bilang kalau Rafa ada disini"

"Eh iya Tante"

Dini menatap Rafa. "Kamu mau minum apa? Biar Tante buatin"

Rafa menggaruk kepalannya canggung. "Emm enggak usah Tan. Rafa cuman bentar kok"

"Kok bentar sih?"

Rafa tersenyum. "Rafa sebenarnya mau mintak izin bawak Aleta malam ini, Tante ngizinin Rafa nggak?"

"Mau kemana?"

"Rencananya mau kepasar malam" jawab Rafa.

Dini mengangguk kemudian melirik Aleta yang baru datang. "Tante izinin . Tapi kamu harus antar Aleta sebelum jam 10"

Rafa menatap Dini dengan senyuman. "Siap Tante. Sebelum jam 10 Aleta udah sampai dirumah"

Dini mengangguk mendengar ucapan Rafa.

"Kalau gitu Rafa balik ya nte. Nantik malam kesini lagi"

Dini mengangguk, "hati-hati pulangnya"

"Iya nte" ujar Rafa kemudian keluar dari rumah Aleta.

Rafa menatap Aleta sambil tersenyum. "Kalau kepasar malam nggak papa?"

"Ha?" Respon Aleta bingung

Rafa terkekeh. "Gue udah dapatin izin nyokap. Tandanya kita jadi keluar, kalau kepasar malam gimana?"

Aleta mengangguk mengerti dengan ucapan Rafa. "Boleh"

"Oke. Entar gue jemput jam 7. Sekarang gue balik dulu" ujar Rafa

Aleta menatap Rafa sambil tersenyum. "Iya. Kamu hati-hati dijalan"

Rafa pun meninggalkan perkarangan rumah Aleta.

---------

Jam menunjukkan pukul 06.45 dan Aleta sudah siap.

"Cie yang mau ngedate" ledek Dini ketika melihat anaknya sudah cantik.

Aleta tersenyum menatap mamanya. "Siapa yang ngedate coba?"

"Anak gadis mama dong" ujar dini lalu membenarkan tatanan rambut Aleta.

Pipi Aleta bersemu merah ketika diledekin mamanya.

Dini terkekeh, "Rafa nya udah sampai, turun gih"

"Eh iya ma. Aleta pergi dulu ya" pamit nya kepada Dini.

Dini mengangguk tersenyum. "Iya hati-hati. Kalian langsung pergi aja ya, mama mau ngangkat telpon papa dikamar"

Aleta mengangguk kemudian menghampiri Rafa.

"Ayok" ajak Aleta

Rafa terpaku melihat penampilan Aleta yang sangat sederhana.

"Rafa" panggil Aleta ketika Rafa hanya diam ditempat.

"Eh iya. Nyokap Lo?" Tanya Rafa yang tersadar dari lamunannya

"Mama lagi telponan sama papa. Kita pergi sekarang aja yok"

QuenbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang