Pagi yang cerah menghiasi rumah Lea. Suara kicau burung dan suara ayam menghiasi pagi Lea. Tidak lupa mentari yang mulai naik ke langit.
Pagi ini masih pukul 06.00 tetapi Lea sudah siap dengan tas ransel'nya yang berisi barang-barang untuk kemah. Ia memang lebih memilih untuk memakai tas ransel untuk membawa barang-barangnya, karena barang yang ia bawa memang tidak banyak seperti kata Chelsea kemarin.
"Nah, Molly jaga diri baik-baik ya. Aku mau pergi camping selama tiga hari, jadi kamu nanti diurus sama bang Satria dulu ya" kata Lea sambil mengusap-usap kepala Molly yang sedang makan pagi.
"Bangsat jagain Molly baik-baik! Awas aja kalau waktu aku pulang, Molly jadi kurus karena kelaparan!" Ucapnya sambil menatap tajam mata Satria.
"Iya. Bawel amat sih lo! Yang di khawatir'in Molly terus deh, kapan gua juga di di khawatir'in gitu?"
"Cieee.. masa cemburu sama anjing sih" ucap Chelsea sambil terkekeh.
Chelsea memang ada di rumah Lea karena mereka akan berangkat ke sekolah bersama, jadi Chelsea rela kerumah Lea pagi-pagi.
"Suka-suka gua dong!" Ujar Satria sambil menatap Chelsea dengan sinis.
"Lea, Chelsea, ayo sarapan dulu." Ajak Maya. Mereka pun langsung pergi ke meja makan untuk sarapan.
Acara makan pagi atau sarapan ini pun hanya di hiasi dengan suara sendok dan garpu. Ada beberapa candaan receh juga yang keluar dari mulut Maya dan Lea. Tidak lupa dengan Satria dan Chelsea yang sedang ber-adu mulut itu pun ikut menghiasi sarapan pagi Lea.
Setelah sekitar 15 menit sarapan sambil mengobrol dan ber-adu mulut. Lea dan Chelsea pun bersiap-siap untuk berangkat. Sebelum berangkat, mereka mengecek kembali apakah barang yang dibawa sudah lengkap atau belum.
"Lo udah bawa senter belum, chels? Besok malam kan ada tes keberanian." Ucap Lea saat sedang mengecek tas ransel miliknya.
"Eh, iya lupa! Gimana dong, Le?!"
"Bentar. BANGSAT LO ADA SENTER GAK?!" Teriak Lea dari ruang keluarga. Lea teriak karena Satria berada di lantai dua atau lebih tepatnya di kamarnya.
"ADA" Jawab Satria dari atas. "PINJEM BENTAR BOLEH?" Teriak Lea.
Chelsea yang mendengar itu pun langsung menutup telinganya rapat-rapat. "Le, kecilin dikit bisa gak sih suaranya? Lo itu teriak di telinga gua! Yang ada nanti gua budeg!" Gerutu Chelsea kesal.
Lea yang mendengar itu pun hanya bisa meringis. "Hehe sorry"
"BANGSAT MANA SENTERNYA?!"
"KALAU MAU PINJEM YA NAIK SINI!" Titah satria.
"Bentar ya, chels" kata Lea lalu pergi naik ke lantai dua atau lebih tepatnya ke kamar sang kakak- Satria.
"Mana senternya?" Tanya Lea saat sampai di kamar Satria.
"Buset, main nyelonong aja lo. Kalau masuk tuh ketuk pintu dulu!"
Lea hanya memutar bola matanya malas. "Sorry, mana senternya? Keburu berangkat tau!" Gerutu Lea.
"Noh di rak" ucap Satria sambil menunjuk ke arah rak di samping tempat tidur.
"Ok thanks, pinjem bentar ya buat Chelsea." Ucapnya lalu pergi keluar.
Saat hampir sampai di ujung kamar Satria, Lea berhenti karena Satria memanggilnya.
"Le"
"Ha?" Dahi Lea mengerut saat kakaknya memanggilnya.
"Hati-hati ya, nanti kalau lo pergi pasti rumah jadi sepi. Pasti gak ada yang ngomelin gua tiap hari, pasti gua jadi kangen lo, meskipun cuma tiga hari, tapi tetep aja gua kangen. Gimanapun juga lo itu kan adik gua satu-satunya" ucap Satria sambil menatap Lea dengan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEA ARABELA
Teen FictionSederhana, kisah ini menceritakan tentang seorang Lorenzo Galandra yang mengejar hati seorang Lea Arabela. 🍁🍁🍁 "Ar, jagain mereka baik-baik" "Gua bisa jaga diri sendiri, jadi gak usah dijagain!" ...