36. Pacaran yuk!

17 0 0
                                    

Siska tersenyum, "bukannya itu perlu dicurigai?" Tanyanya "anda pasti sengaja memberikan soal seperti itu agar Nindi saja yang bisa menjawab?"

"Atau anda membocorkan soal kepada keponakan anda?"

Penonton langsung riuh mendengar pertanyaan Siska yang terdengar menantang. Sedangkan keempat anggota timnya menghela nafas melihat kelakuannya.

"Eh, bisa jadi sih"

"Sekarang gue ngeh, mereka ternyata keluarga"

"Pantes aja dia bisa jawab"

"Jawabnya tadi lancar banget, mungkin benar dia dikasi soal sebelum kesini"

"Ck, emang sih keluarga Smith terkenal ambis. Mungkin karena itu dia ngelakuin apa aja supaya tim nya menang, ups"

Bisikan-bisikan itu terus terdengar dan sampai ke telinga Nindi yang kini menahan air matanya. Ketiga temannya dengan sangar memarahi siapa saja yang kedapatan menuduh Nindi. Sedangkan Tantenya hanya bisa mengulas senyum tipis menatap Siska yang menanti jawabnnya.

"Penonton harap tenang" Ujar MC memperingatkan suasana yang mulai tidak kondusif.

"Tadi kamu bilang saya sengaja memberikan soal seperti itu supaya hanya Nindi yang bisa menjawab?" Tanya Nisa yang diangguki oleh Siska. Penonton akhirnya tak bersuara, mereka fokus pada Nisa dan Siska. "sekarang saya tanya, apa ada peserta lain selain Nindi yang tahu jawaban dari pertanyaan tadi?"

Aska, Laskar, Mario, Elin, Regina dan Karen mengangkat tangan mereka. "Apakah perlu kami ulangi jawabannya, supaya saudari Siska bisa percaya?" Tanya Aska semakin meyakinkan.

"Kok aku kayak lihat kamu yang dulu ya, Pi?" Kata Velly pada suaminya yang hanya tersenyum. "Dih sok banget kak Aska" Cibir Lovi yang langsung mendapatkan pelototan dari Papa Mamanya.

"Sepupu kamu emang bisa, emang kamu yang cuma bisa gaya aja" Sindir sang ayah membuat Lovi diam seketika. "Ga" Tegur Fanni melihat anaknya langsung diam.

Gani yang melihat itu menghela nafas, menarik Lovi ke dalam pelukannya membuat anak semata wayangnya menangis. "Papa jahat" Katanya, Gani mengangguk saja sambil mengelus kepala putrinya "iya, iya Papa jahat. Maaf"

Lovi menarik diri, memandang ayahnya dengan mata menyipit. "Lovi maafin Papa kalau Papa ajak Lovi liburan" Gani lagi-lagi menghela nafas "kemarin kan udah liburan, masa sekarang liburan lagi?"

"Ih Papa mah gak ngerti, biar foto liburannya bisa aku posting ke instagram, tauk" Mendengar itu Gani melirik Fanni yang menahan tawa "jangan ketawa aja, bantuin kek"

"Kata Papa iya, kita liburan minggu depan" Gani menatap istrinya tak percaya, bisa-bisanya Fanni mengatakan itu sebelum mendengar persetujuan nya.

Lovi langsung berdiri jingkrak-jingkrak kesenangan, bahkan gadis berseragam khas SMP itu berteriak "semangat kak Aska, Kak Zeelfa mendukungmu!"

"Ciee!" Seru tim SMA Pelita yang tereliminasi saat mendengar teriakan Lovi yang terdengar jelas karena anak itu duduk di kursi tamu bersama kedua orang tuanya yang memang dekat dengan posisi duduk mereka yang tereliminasi.

"Putus aja Zee, sama si patung" Saran Virgo yang diangguki Yola. Aska lain lagi, ia hanya bisa mengumpati sepupunya yang kini terlihat berbicara dengan Papinya.

"Zeelfa siapa, Lov?" Tanya Randy menatap keponakannya penasaran "pacarnya kak Aska lah Om, tanya tante Velly aja kalo gak percaya"

"Mereka gak pacaran, Lovi" Jelas Velly sekaligus menjelaskan suaminya yang terlihat meminta penjelasan "loh tapi aku pernah lihat foto kak Zeelfa di hpnya kak Aska"

Nona Judes! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang