52. Ciuman perpisahan?

44 1 0
                                    

Tangan Rian memegang stir dengan erat, menyalurkan emosinya yang ingin meledak. Wajahnya merah menahan amarah yang ingin ia luapkan sekarang juga.

Ia tak habis pikir ternyata orang yang memberikan informasi pada Alya ialah temannya sendiri. Yang tak lain adalah Derall. Hal ini Rian simpulkan dari cerita Yola beberapa menit lalu. Gadis itu sudah membeberkan apa saja yang ia tahu selama ini. Rian menyesal sudah menuduh Yola macam-macam, padahal temannya itu akan membantu banyak bila ia tak mengancamnya mendekati mereka.

Derall juga tak ada selama acara berlangsung, temannya itu tiba-tiba menghilang.

Rian kembali memutar ingatannya pada kejadian-kejadian yang hampir membuat kekasihnya celaka. Pertama, saat Tasya hampir ditabrak oleh sebuah mobil pada malam puncak perayaan ulang tahun sekolah mereka. Kedua, kejadian di dufan yang membuat pacarnya hampir kehilangan nyawa. Ketiga, saat mereka pergi ke makam Edo dua minggu yang lalu, mereka seakan diikuti oleh seseorang.

Dan sebelum semua rentetan kejadian itu terjadi, Rian memberitahu Derall karena temannya itu sering menanyakan keberadaannya dimana. Namun sayang, Rian kurang teliti lebih tepatnya terlalu percaya pada temannya padahal tak menutup kemungkinan orang terdekat bisa menghianatinya.

Tuduhan Rian yang menyatakan Derall adalah informan Derall juga dikuatkan dengan pernyataan Resya. Setelah bangun dari pingsannya, Resya menceritakan kejadian di toilet. Sepupunya itu mengatakan orang yang membuatnya pingsan ialah perempuan bergaun hitam persis seperti yang ditunjuk Derall beberapa jam lalu.

"Bisa-bisanya gue juga gak curiga pas Derall bilang kalau ciuman gue sama Tasya jadi ciuman perpisahan? Tapi gue gak akan biarin hal itu terjadi. Gue akan ubah keadaan dengan gue yang berpisah dari lo, Derall. Selama-lamanya"

Rian menginjak gas kencang saat mobil di depannya melaju dengan kencang, menyalip satu per satu kendaraan yang lebih pelan. Kini mereka -- Kevin, Yola dan Rian -- sedang menuju rumah Kakek Alya dengan petunjuk dari Yola yang kini berada di mobil Kevin dengan Rian di belakang membuntuti mereka dengan mobilnya sendiri.

Sedangkan Gibran menanyakan pada panitia acara prom night akan maksudnya mematikan lampu. Mereka curiga panitia juga bekerja sama dengan Alya dan Derall dengan sengaja memadamkan listrik di ballroom agar mereka mudah membawa Tasya tanpa ketahuan.

Resya yang baru sadar tak tinggal diam, ia memarahi bagian keamanan yang bisa-bisanya kecolongan. Baru kali ini keamanan di hotel keluarga mereka melakukan kesalahan terlebih kesalahannya kali ini melibatkan kekasih sekaligus teman dari anggota keluarga Genino. Kelalaian itu juga pastinya akan berdampak pada kredibilitas hotel nantinya.

Sebuah rumah bergaya American style menjadi objek sorotan lampu mobil Kevin dan Rian yang terparkir di depannya. Rumah itu nampak bagus seperti masih dihuni namun tidak ada cahaya membuat rumah tersebut angker ditambah sampah daun dari pohon yang ditanam di sekitar sana menambah kesan horornya.

"Ini benar rumahnya?" Tanya Rian sembari menyalakan flashlight ponselnya kemudian berjalan mendekati pintu.

"iya, rumah ini pernah disewa makanya diperbaiki tapi entah kenapa penyewanya keluar padahal baru dua bulan ditempati" Jelas Yola yang mengikuti dari belakang bersama Kevin.

"Karena ada setannya?" Kevin di belakang Yola bertanya, "mungkin, gue dengar-dengar ada di pohon sana tuh" Tunjuk Yola pada salah satu pohon membuat Kevin meneguk ludah dan menempatkan dirinya di antara Rian dan Yola.

Rian berdecak, "ini bukan saatnya lo takut setan, ingat Tasya dalam bahaya" Kevin memberengut sedangkan Yola terkekeh melihatnya.

Pencarian mereka terus berlanjut ke dalam rumah karena pintu dalam keadaan tidak terkunci. Untuk menghemat waktu, Rian memilih menyusuri lantai dua meninggalkan Yola dan Kevin di lantai satu.

Nona Judes! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang