42. Cegil-cegil Rian

14 0 0
                                    

"Atau kamu gak berani?" Tebak Tasya, memandang Rian dengan tatapan memicing curiga.

"Aku takut? Nggaklah!" Sangkal Rian cepat, mengulas senyum meyakinkan. Tasya mengangguk "oke, fix, lusa kita bakalan ke dufan. Yey!"

Mampus dah gue!

Bunyi ponsel di saku jaketnya membuat Rian mengumpat kaget. Segera ia mengangkat panggilan yang ternyata dari Derall.

"Sekarang gue kesana" Ucap Rian, memutus sambungan telepon terlebih dahulu lalu menoleh pada Tasya di sampingnya.

"Ayo, aku antar ke tempat yang lain" Ajak Rian menarik pelan tangan Tasya menuju tempat keempat temannya "aku bisa sendiri, mending kamu langsung ke back stage"

"Tapi-"

"Sana. Gak ada yang berani culik aku kalau itu yang kamu takutin" Ucap Tasya mendorong tubuh Rian agar segera beranjak dari tempatnya.

Rian terpaksa mengiyakan. Cowok itu terlebih dahulu melepas jaketnya menyampirkannya pada bahu Tasya. "Nanti telpon Kevin jemput kamu, ngerti?" Suruhnya menepuk kepala Tasya pelan.

Tasya mendengus, apa-apaan ini. Rian seperti Mamanya saja, tak membiarkannya pergi sendiri. Padahal sekarang ia sudah di lapangan, hanya mencari keberadaan keempat temannya saja.

"Iya, iya, sana pergi!" Usir Tasya mengibaskan tangan. Ia menghela nafas lega saat melihat Rian akhirnya pergi. Ia tahu, kekasihnya itu khawatir akan dirinya yang jujur saja sampai sekarang masih syok dengan kejadian di jalan raya tadi.

"Ck, ngelamun ya lo" Tasya menoleh, tersenyum melihat sosok Alya berdiri di sampingnya dan langsung memeluknya.

Cewek dengan gaun span selutut itu melirik belanjaan di tangan Tasya dan memungut belanjaan yang tergeletak di lantai lapangan. "Banyak benar belanjaan lo"

"Hehe, lo mau?" Tawarnya yang dibalas gelengan oleh Alya.

"Gue udah kekenyangan, corndog gue aja belum habis nih" Tunjuk Alya lalu menjejalkannya pada kantung kresek di tangannya "buat lo aja ya? Makan okey"

"Tadi gue lihat lo sama Rian, sekarang kenapa lo sendiri?"

Pertanyaan dari Alya memutus perhatian Tasya yang tadinya fokus menonton pantomim seorang cowok di atas panggung. "Dia ke back stage, Siap-siap, kan dia juga mau perform"

"I see, apa kalian udah jadian?"

Melihat Tasya tersenyum malu, Alya pun terkekeh dan menarik kesimpulan sendiri. "Jadi lo udah jadian? Parah sih lo gak kabarin gue" Omel Alya dengan wajah kesla dibuat-buat.

"Sorry"

"It's okey. Malam ini gue maafin tapi, lo harus makan corndog yang gue kasi" Tasya mengiyakan. Setelahnya mantan dari kekasihnya itu pamit pergi setelah ditelpon temannya.

"Lo kemana aja sih ha?!" Kevin yang tiga menit lalu Tasya telpon, datang-datang menomeli Tasya. "Widih banyak benar, tahu aja gue belum makan apapun" Tasya mendelik, membiarkan Kevin mengambil alih semua belanjaannya.

"Sisain yang lain juga" Kevin mengangguk sambil memekan telur gulungnya.

"Anjir udah dingin" Protesnya, Tasya tak menanggapi karena beberapa detik selanjutnya Kevin berkata "not bad lah"

"Oh ya Gina ud-"

"Annyeong yeorobun!" 

Sapaan berbahasa Korea itu membuat Tasya terdiam. Senyumnya mengembang melihat Gina yang memakai baju kodok berwarna peach membuatnya semakin imut berdiri di atas panggung. Tangan kirinya memegang mic dengan percaya diri.

Nona Judes! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang