18. Galau

16 3 0
                                    

Note :
Bacanya sambil dengerin musik video yaa biar ikut ngerasain caca galau

Pagi ini seseorang sedang sibuk mengemasi barang keperluannya untuk melanjutkan sekolahnya di jenjang yang lebih tinggi.

Ia juga sudah menulis apa saja yang harus ia bawa agar tidak lupa. Sudah hampir setengah barang keperluannya yang ia siapkan dan ia kumpulkan di dekat kopernya agar jika sudah terkumpul barang keperluannya tersebut, agar nantinya bisa langsung menata dengan rapi ke dalam koper barunya.

"Fyuhh"-sebuah helaan nafas seseorang.

"Capek juga yaa"-seseorang yang kelelahan sambil mengerutkan dahinya.

Caca berjalan menuju kasurnya dengan langkah gontai dan berbaring sambil menatap atap kamarnya yang sedang meratapi nasibnya nanti.

"Nanti kalo gue pergi? dirumah ini tinggal ayah sama mama doang dong"

"Kalo gue gak pergi? Sia-sia dong perjuangan gue buat dapetin beasiswa ini"

"Gimana kalo nanti gue gak punya temen? Sedih banget nasib gue"

"Nanti gue bisa gak yaa beradaptasi disana?"

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang ia lontarkan kepada dirinya sendiri.

Lalu, ia melihat ke arah jendela yang begitu cerah cuaca diluar sana. Angin-angin yang sangat semilir itu pun masuk kedalam kamarnya karena jendela kamarnya terbuka lebar sehingga angin tersebut dapat masuk.

Kemudian, caca merubah posisi tidurnya menjadi posisi duduk sambil melihat-lihat setiap inci kamarnya yang selama ini telah menemani ia dan sebagai tempat ternyamannya sejak ia kecil. Dan berakhir ia menghadap ke jendela yang memperlihatkan atap-atap rumah tetangga dan pohon-pohon yang dedaunan nya bergoyang ke berbagai arah yang disebabkan oleh sebuah angin yang cukup semilir. Angin itu masuk kedalam kamar caca yang melalui jendela kamar caca yang terbuka lebar tersebut.

Caca beranjak dari keranjang miliknya lalu berjalan menuju jendela yang dimana suasananya terasa sejuk padahal ini sudah siang hari.

Saat ia merasakan silirnya angin yang masuk ke kamarnya.

Tiba-tiba ada anak kecil yang sedari tadi memperhatikannya dari bawah sana.
"Kak Caca!"-teriak anak kecil itu dari bawah.

Caca menengok kebawah karena merasa dipanggil oleh seseorang.

"Kak Caca ngapain?!"
"Main sama aku yuk!"-tawar anak kecil.

Caca tersenyum lalu membalas tawaran anak kecil tersebut.
"Kak Caca turun kebawah, kamu tunggu disitu yaa?!"

Dibalas anggukan oleh anak tersebut. Dan, Caca langsung menuruni tangga lalu menyusul anak itu.

"Mau main apa keyra?"-tanya Caca

"Masak-masakan yuk kak"

"Ayuk"
"Mau dirumah kak caca apa keyra?"-tanya caca sambil tersenyum.

"Kak caca aja"
"Soalnya lumah kak caca banyak lumputnya"

"Okedeh"-caca sambil tangannya membentuk '👌' kepada keyra.

"Eyla ambil mainan eyla dulu yaa kak"

"Iya keyra"-ucap caca kepada keyra yang beranjak pergi dari hadapannya.
"Jangan lari key!"

"IYA KAK"-jawab keyra yang tetap berlari menuju rumahnya.

Sedangkan, caca menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat kelakuan keyra yang menyuruh dia untuk tidak lari tetapi masih aja berlari.

Caca menunggu keyra kembali ke tempat tadi. Ia melihat depan rumah keyra yang dimana sangat sepi dan keyra tidak muncul juga dari rumahnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyusul keyra ke rumah keyra sendiri karena takutnya ada apa-apa didalam rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jisung's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang