"disini kan sudah ada ibu dan kak Derga, jangan cemaskan soal dia" ujar Daffa
"Tapi apa kau tidak merasa iba kepadanya? Dia begini karena kita!"
"Iba apanya, aku muak dengan nya" ujar Daffa dingin
"Kenapa? Bukan kah kau ngotot untuk menikah dnegan nya?" Tanya Melisa
"Itu dulu, sejak aku membuka file berisi rekaman cctv aku muak dengan diri palsu nya itu" ujar daffa dengan raut wajah kecewa
"Aku tau kau kecewa, tapi kan dia melakukan itu dengan alasan"
"Mau dengan alasan atau tidak, aku kecewa dengan nya! Selama ini dia menunjukkan sisi palsu nya terhadap keluarga ku termasuk aku, bagaimana aku tidak marah? Jika kau jadi aku apa kau akan tetap menikahi nya?!"
"T-tidak sih, tapi jangan marah begitu dong!" Ketus melisa
Daffa menghembuskan nafasnya "maaf"
"Maaf? Untuk apa?" Tanya Melisa
"Aku membentak mu tadi, aku benar benar marah" jawab Daffa
Berdebar...
"Apa apaan dia, kenapa tiba tiba berubah" batin Melisa dengan memasang ekspresi malu malu
"yayaya lupakan, aku mau pulang" ujar melisa
"Tunggu disini, ada yang mau kubicarakan pada Gladys" ujar Daffa
"Dia kan pingsan, apa lagi yang mau kau bicarakan pada orang yang tak sadarkan diri?" Tanya Melisa heran
"Glad, aku tau sekarang kamu sedang berpura pura, aku benar benar tak paham atas maksud mu berubah seperti ini dan pastinya aku sangat kecewa terhadap mu! dan... lupakan bahwa aku adalah tunangan mu!" Tegas Daffa
Gladys merinding, Daffa terlalu mengambil keputusan dengan sembrono
"Apa kau tidak akan menyesal?" Tanya Gladys dengan matanya yang masih tertutup
"Tidak, justru aku menyesal telah memilih mu sebagai calon ku"
Jleb.... Tubuh Gladys bergetar seperti tersengat petir, ia tidak berani untuk menatap retina indah Daffa yang berubah menjadi sangat dingin dan kejam
"Aku pergi dulu" pamit Daffa
"Aku juga pergi semuanya, sampai jumpa" sahut Melisa
suara deru motor Daffa semakin buram di telinga, dan saat ia benar benar pergi Gladys membuka matanya
Di samping nya sudah berdiri ibu Daffa dan Derga dengan ekspresi seperti ingin menerkam nya
"Saya benar benar tidak menyangka,anda membuat Melisa merasa kesulitan selama berada disini" ujar ibu Daffa meninggalkan tempat itu
"Kenapa? Kenapa di saat aku sudah dekat dengan kebahagiaan selalu saja ada manusia yang merampasnya" batin Gladys
"Aku tinggal menyingkirkan manusia yang merampas kebahagiaan aku kan?" Batin Gladys
***
"Dari mana kalian?" Tanya Jegar marah
"Memang nya kau siapa? haruskah kami memberi info untuk lelaki penghancur kebahagiaan orang lain?" Tanya balik Melisa meremehkan kakak nya
"LISA! JAGA UCAPAN MU!" bentak Jegar
"Jika kau mau aku menjaga ucapan ku, kau juga harus menjaga perbuatan mu!" ujar Melisa sinis
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFFA
Teen Fictionthink! if you still have brain don't ever copy this story! apa jadinya jika seorang pria pembunuh luluh dan mau berubah demi seseorang yang sangat dicintainya? dan apakah wanita itu bisa menerima sisi gelap nya? bersahabat dengan kriminal tidak meng...