"kita tidur bareng?" tanya Daffa
"tidak, aku akan tidur di kamar sebelah" jawab Melisa
"oh begitu"
"kenapa reaksi nya begitu? kenapa dia ga ngelarang?" batin melisa
"maaf" ujar Daffa
Melisa memberhentikan kegiatan mengambil bantal nya "untuk apa?"
"aku membuat mu risih di rumah ini ,sehingga kamu lebih memilih untuk pisah ranjang dengan ku" ujar Daffa tersenyum
"jika kau mengatakan itu aku akan sangat merasa bersalah" balas melisa melangkah kan kaki nya ke luar kamar itu
Daffa lagi lagi kehilangan kata kata, ia tidak berani untuk menatap mata indah Melisa atau pun melarang apapun yang ia lakukan
"apa sekarang aku menyerah?"
"tidak! Apa apaan kau daf! ini tidak seperti dirimu"
"Kau harus mendapatkan hati Melisa!"
Daffa mengambil laptop nya yang menyala sedari tadi tanpa ia sentuh
"Hari ini melelahkan, sampai sampai aku lupa dengan misi mengambil semua aset yang ayah punya"
Daffa mengotak atik laptop nya sampai jari nya tak lagi bergerak, ia tertidur dengan keyboard laptop menjadi bantalan nya
Tengah malam, melisa terbangun karena lapar, ia keluar dan menemukan kamar Daffa yang masih terang benderang dengan lampu menyala
"sudah jam 2, apa dia belum tidur?" tanya melisa sembari mengucek mata nya
Melisa membuka pintu kamar itu "daf, belum ti-"
"huh, ada ada saja! kalau cape ya tidur kenapa harus fokus banget sama kerjaan"
Melisa mengambil selimut yang menutupi sebagian permukaan kasur, lalu menutupi tubuh Daffa dengan selimut itu
Melisa melirik sebentar isi laptop itu "apa dia bekerja di perusahaan ayah nya?"
"TI-TIGA NONILION?!!" kaget Melisa
"APA BENAR, TIGA NONILION? GAJI NYA BESAR JUGA" takjub Melisa
"Tunggu, dia berusaha MENJUAL PERUSAHAAN AYAH NYA?!"
"dasar cowo bodoh, bisa bisanya dia menjual perusahaan yang dibangun dengan susah payah oleh ayah nya sendiri"
Melisa memukul pelan kepala Daffa, meskipun pelan menurut Daffa itu adalah goncangan badai gempa yang sangat besar sehingga membuat dia terbangun
"Melisa? Kenapa? Apa mau tidur bareng?" Tanya Daffa setengah sadar
Melisa memangku tangan nya "kau mau menjual perusahaan ayah mu untuk mendapatkan tiga nonilion?"
"aku tidak pandai urusan bisnis, jadi aku lebih memilih untuk menjual nya, derga sibuk dengan pekerjaan nya begitu juga mama"
"pasti ada cara lain selain menjual nya! kau kembang kan saja perusahaan ayah mu!" ketus Melisa
"Sudah ku bilang aku tidak pandai urusan bisnis"
"Apa kau lulus SD hasil nyogok? Keliatan banget bodoh nya" Ujar Melisa menjitak dahi Daffa
meski tidak sakit, Daffa berpura pura meringis kesakitan agar Melisa memperhatikan dirinya
"Gausah pura pura, aku bukan ultramen, aku ga mungkin punya kekuatan sebesar itu"
"tapi tau tidak? Kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan ultramen?"
"Memang nya apa?" Tanya melisa penasaran
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFFA
Teen Fictionthink! if you still have brain don't ever copy this story! apa jadinya jika seorang pria pembunuh luluh dan mau berubah demi seseorang yang sangat dicintainya? dan apakah wanita itu bisa menerima sisi gelap nya? bersahabat dengan kriminal tidak meng...