Halo, Reaper kesayangan 😘
Semoga hari kalian Sabtu selalu alias kelabu, ettsss canda - canda semoga harimu penuh dengan senyuman ya😊😍
Tanpa panjang kali lebar kali tinggi, luasnya jangan dikali deh. Yuk lanjut ke cerita 😘☝️
✓
✓
✓
✓
****
Araya berserta keempat sahabatnya sudah sampai di depan kantin, aroma makanan dari dalam sangat menggoda hidung serta perut mereka dan membuat kelima gadis tersebut ingin segera menyantapnya. Namun bukannya makanan yang didapatkan oleh Araya, melainkan tumpahan jus yang mengenai pakaiannya itu. Beberapa detik, dari baju yang berwarna putih berubah menjadi kemerah-merahan karena terkena jus.
"Woy, lo sengaja ya numpahin jus ke gue?" bentak Araya, ia tidak terima jika bajunya sampai kotor seperti ini, apalagi cewek itu dengan sengaja menumpahkan jus ke arahnya.
"Kalau iya, lo mau apa? Mau ngadu sama guru, silakan gue gak takut!" balas Luna [ anak kelas 12 IPS 1 ], ia belum mengetahui siapa pacar Araya sesungguhnya.
"Maaf, gue bukan orang cepu yang biasanya suka ngadu kalau lagi sulit. Gue lebih suka ngadepinnya sendiri, kayak gini contohnya!" ujar Araya mengambil jus milik seseorang dan lalu menumpahkan balik ke luna, akhirnya ia juga mendapatkan hal yang setimpal dengannya.
"WOY?! Gue itu kakak kelas lo, harusnya lo punya rasa hormat!" bentak Luna, ia tidak terima pakaiannya basah karena ulah Araya.
"Siapa yang duluan, gue dateng kesini buat makan enak sama sahabat - sahabat gue bukan berurusan sama lo, kak!" ucapan Araya seketika membuat Luna bungkam, namun bungkamnya itu bukan pertanda ia menyesal dengan tindakannya tadi. Ia malah menjabak rambut milik Araya, dan gadis itu pun ikut menjabak rambut coklat milik Luna.
Pada saat itulah, Bara melihat kerumunan di tengah meja makan kantin. Ia pun segera menghampiri dan melihat Araya dan Luna yang saling menjambak rambut. Bara langsung memisahkan mereka berdua dibantu oleh sahabatnya yang lain.
"Lo berdua ngapain saling jambak rambut kayak gini?" tanya Bara
Luna pun segera menyusun siasat dengan cara pura - pura menangis, agar Bara simpati padanya. "Hiks, ini cewek numpahin jus ke gue sampe baju gue basah kek gini."
"Hilih, lo yang salah sahabat gue yang disalahin. Dasar cewek gak tau diri!" balas Felly
"Jadi mana yang bener, mana yang salah?" tanya Abimanyu menetralisir keadaan disana, pandangannya pun berubah ke arah gadis yang terlihat kalem di antara yang lain. Ia adalah Salsabila, "Sal, kamu mau jelasin yang sebenarnya terjadi gimana?"
Pandangan Salsabila yang sedari tadi menatap ke arah Evan, hanya dalam sekejap saja dapat teralihkan. Gadis berkuncung dua itu secara detail menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi disana. Setelah mendengar penjelasan yang rinci dari Salsabila, Luna merasa keringat dinginnya mengucur deras di sekujur tubuh.
"Jadi lo yang duluan nyari ribut ama pacar gua?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Bara, seketika membuat orang yang berada di area kantin merasa terkejut. Terutama bagi ciwi - ciwi yang sudah dari lama mengaguminya. Seperti tertusuk pedang di bagian jantung, begitulah rasa sakit yang mereka rasakan saat ini.
"HAH!? Jadi dia pacar lo? Gue gak percaya, modelan cewek kek gini yang lo gebet."
"Emang nape? Lo sirik apa gimana, juminten?" ledek Adit, tiba - tiba saja laparnya yang tadi hilang karena masalah ini.
"Emang modelan ciwi paan yang harus di gebet ama Bara? Modelan nenek lampir kek lo gini?" sambung Mario, kedua lelaki tersebut jikalau sudah buka suara pasti membuat orang di sekitarnya tertawa terbahak-bahak.
Karena situasi yang semakin memalukan untuk Luna, ia segera melangkahkan kakinya dengan cepat menuju pintu keluar kantin. Saat itu perhatian orang-orang masih tertuju ke arah Adit dan Mario, inilah saat yang tepat untuk Luna melarikan diri. Namun tidak semudah itu, walaupun ia sudah berhasil keluar dari sana jangan lupakan Bara yang akan membuat perhitungan padanya nanti. Sebenarnya Bara tidak pernah menyakiti seorang cewe, namun ini sudah keterlaluan baginya. Karena Luna, sudah dari kelas 10 selalu membuat kerusuhan di sekolah.
"WOY, lo kenapa kabur!" teriak Mario, yang melihat ke arah pintu keluar.
"Baru segitu aje ciut nyali lo, juminten!"
"Gue bakal ngasi pelajaran ke lo, tunggu aja!" gumam Bara
***
Kejadian di kantin tersebut sudah berlalu 1 jam yang lalu, tetapi bak angin informasi mengenai hubungan Bara dan Araya sudah tersebar ke pelosok sekolah. Banyak orang yang bertanya-tanya, sejak kapan mereka jadian, apakah mereka beneran pacaran atau hanya iseng saja. Araya tidak berpikir bahwa kejadian tersebut akan berimbas ke hubungannya dengan Bara, dia tidak ingin ada yang tahu bahwa ia adalah pacar seorang wakil ketua osis serta ketua dari geng motor yang terkenal. Seperti nasi sudah menjadi bubur, tidak ada yang bisa dilakukan lagi untuk menyembunyikan hubungan mereka berdua sekarang.
"Minum!" Araya mengambil minuman tersebut, dan meneguknya sampai dahaganya hilang.
"Lo gak apa-apa kan, mau gue cariin baju ganti?" tanya Bara yang langsung duduk kursi taman di samping Araya.
"Gak usah." balas gadis itu ketus, matanya sama sekali tidak melihat ke arah Bara.
"Lo kenapa?"
"Gak tau."
"Ngambek?"
"Gak tau."
"Yang bner?"
"Gak tau."
"Apa iye?"
"Dasar gak peka jadi cowok!" Araya melenggang pergi dari sana, namun seperti aktor korea Bara dengan cepat menarik tangan gadisnya dan Araya terjatuh dalam pelukan hangat cowok itu. Mata mereka saling bertatapan satu sama lain, bak seperti judul lagu dari mata. Cinta memang datang dari mata turun ke hati, dan cinta juga berawal dari saling membenci.
Gue baper banget, jadi pengen makan 😢
Maaf baru up lagi ada beban hidup, biasa.
Curhat dikit, nilai gue sekarang anjlok cuy gak tahu kenapa akhir-akhir ini gue banyak masalah ampe ngerembet ke cara belajar. Jadi sekarang gue bertekad buat ambis seambisnya dalam belajar, tapi gue juga bakal usahain buat namatin ini cerita.
Doain juga ya biar nilai gue di semester 2 ini meningkat, makasi
See you sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Sebastian [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA ‼️ Bara Sebastian, seorang ketua geng motor yang mempunyai jiwa kepemimpinan tegas serta bertanggung jawab, memiliki sifat misterius kadang perhatian kadang cuek, dan ia sangat anti dengan bau-bau percintaan. Namun ia dapat d...