Jangan lupa divomen
****
"Anda siapa? Lepaskan saya!"
Satu lampu menyorot pria paruh baya yang terikat di sebuah kursi kayu, ia meronta-ronta untuk dilepaskan. Di depannya telah berdiri seseorang yang mengenakan baju hitam.
"Saya sebenarnya tidak ada urusan dengan om, tapi saya ada urusan dengan Bara."
"Jika anda mempunyai masalah dengan anak saya, kenapa harus saya yang kena juga?"
"Karena jika untuk menangkap seekor singa, harus ada umpannya terlebih dahulu."
"Jadi anda menjadikan saya sebagai umpan?"
Lelaki berjubah hitam itu mendekat, "Benar sekali om!"
"Anak om yang membuat saya harus berada di rumah sakit, jadi sekarang saya akan membalas dendam pada orang-orang kesayangannya!"
Arga tersenyum miring, "Anda tidak akan berhasil jika yang sebagai umpannya adalah saya, karena Bara sangat membenci saya."
"Jika seperti itu, saya salah mencari umpan. Seharusnya saya menculik pacarnya saja." Raut wajah marah terukir di wajah Eros
"Pacar?!" balas Arga sangat terkejut
"Apa om tidak tahu, Bara sudah mempunyai seorang gadis?" tanya Eros dan meraup sebuah foto dari saku celananya, lalu memberikannya pada Arga.
"Gadis ini," ujar Arga mengingat kejadian dimana ia bertemu dengan gadis tersebut.
Eros mengambil pistol yang berada di saku celananya yang lain, dan mengarahkan ujungnya pada Arga.
"Om sudah mengetahui niat saya, dan saya harus menutup mulut om sekarang juga!" Ia menarik pelatuknya, dan door.
****
Di ruang tamu milik kediaman Sebastian, Kinan terlihat sangat sedih. Sudah 2 jam berlalu sejak hilangnya Arga dari kantor. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, untung saja Araya berada di sana untuk menemani Kinan.
Sedangkan, Bara keluar mencari ayahnya. Sebenarnya ia tidak ingin, namun karena paksaan Kinan. Maka dengan berat hati, Bara mencarinya pria tersebut.
"Gue butuh bantuan kalian," ujar Bara memasuki markas Blaster
"Araya ngambek atau gimana?" tanya Adit, ia sibuk bermain PS bersama Mario.
"Papa gua belum pulang, dan gua juga dapet surat ancaman."
Mereka berempat langsung terkejut tak kepalang.
"Lo udah nyari di kantornya?" terlihat Abi sangat khawatir, ia mengenakan helm berwarna hitam dengan gambar kelinci putih di sampingnya.
"Udah, tapi nyokap gua kagak ada disana!"
"Kita perlu nyebar anggota sekarang!" saran Evan ia bergegas mengambil ponsel di sakunya, namun Bara menghentikannya. Ini hanya masalah pribadinya bukan masalah Blaster, jadi mengapa harus melibatkan seluruh anggotanya?
"Kita berlima aja udah cukup," ucap Mario menengahi
Mereka berlima bersama-sama melajukan motornya di jalanan yang sedikit ramai, mata Bara tidak hentinya melirik kesana kemari.
Di lain tempat, Araya masih berada di rumah Bara. Ia tengah sibuk membuatkan makanan serta minuman untuk Kinan. Di tengah kesibukannya, terdengar suara bel pintu dari depan yang membuat konsentrasi dirinya buyar. Rasa takut mulai menghampirinya, rasa trauma itu masih berbekas di sekujur tubuhnya. Dengan gerakan yang pelan, Araya membukakan pintu depan betapa terkejutnya ia melihat Arga telah pulang tanpa luka sama sekali.
"Om sudah pulang, silakan duduk om!" ujar Araya mengantar Arga untuk duduk di ruang tamu, Kinan yang melihat suaminya baik-baik saja langsung memeluk dan mencium kening Arga.
"Kau kemana?" tanya Kinan matanya berkaca-kaca.
"Jangan khawatirkan saya, saya tadi masih ada rapat dengan klien."
"Rapat? Tapi tadi ada surat ancaman yang memberitahukan kau telah diculik."
"Mungkin itu hanya orang iseng, sudahlah saya ingin mandi dan istirahat!" Arga bangkit dari sofa, meninggalkan kedua perempuan itu di ruang tamu.
"Sayang, hubungi Bara. Kalau papanya sudah pulang ke rumah," pinta Kinan dengan nada sedikit sayu.
Araya mengangguk dan segera menghubungi pacarnya. Hatinya merasa lega karena Arga bisa pulang tanpa ada luka apapun.
****
Air dari shower mengguyur tubuh membuat rasa dingin menyusup ke area kulitnya. Mandi di malam hari memang menyejukkan, namun jangan sampai melakukannya setiap hari. Kini Arga telah merasa lebih baik dari sebelumnya, hawa panas dan rasa ketakutan itu seketika lenyap oleh air tadi. Tetapi kejadian tersebut seolah tidak bisa hilang dari ingatannya, suara peluru masih terdengar di telinganya. Hampir saja ia harus meregang nyawa.
Flashback on :
Suasana di ruangan nan gelap itu seketika hening, karena suara tembakan. Arga memejamkan matanya, ia tidak sanggup melihat peluru tersebut mengenai area jantungnya. Namun Tuhan masih memberikan kesempatan hidup baginya, tembakan tersebut meleset mengenai dinding di belakangnya. Nafas yang sesak, itulah yang dialami oleh Arga Sebastian.
"Lo!?" ujar Eros, pistolnya yang diarahkan tepat di jantung Arga. Seketika meleset mengenai dinding. Itu semua sebab adiknya Rios.
"Bang jangan gegabah, lo harus pikir. Kalau dia benci anaknya jadi ketua Blasters, kita bisa kerja sama buat ngejatuhin Bara!" ucap Rios memberikan sarannya.
"Bener juga ucapan lo, kalau mau ngejatuhin Bara kita harus punya orang dalam."
"Kayaknya hidup om sekarang masih aman," ujar Eros melepaskan ikatan pada Arga.
"Anda mau apa dari saya?"
"Jika om ingin bekerjasama untuk menjatuhkan Bara dari kedudukannya sekarang, maka hidup om akan aman."
"Om juga tidak ingin Bara terjerumus ke geng motor kan? Jadi om harus membantu saya, dan balasannya saya akan membantu om juga!" sambung Eros
"Baiklah, tapi anda juga harus membantu saya untuk menjauhkan anak saya dengan Araya. Jika bisa bunuh saja gadis itu," ucap Arga tanpa belas kasihan sama sekali.
"Deal, kerja sama ini sudah berlangsung!" Mereka berdua saling berjabat tangan dan tersenyum lebar.
Flashback off :
Arga sama sekali tidak tahu, bahwa ia hanya dijadikan sebagai kambing hitam saja. Perbuatannya itu akan membawa anak semata wayangnya dalam bahaya, bukan hanya Bara namun semua orang yang dekat dengan Bara. Rasa takut terbongkarnya rahasia yang sudah ia sembunyikan selama ini, membuat Arga hilang akal. Ia hanya ingin masalah tersebut hilang seperti ditelan bumi, namun sepandai-pandainya tupai melompat juga akan ketahuan.
Apa yang bakal terjadi selanjutnya ya? Kepo gak? Pastinya gak kan?
Kalau kepo, tungguin next chapter okey?!
Maaf kalo aku sering lama updatenya, soalnya aku banyak tugas plus ide cerita ini juga dari my sepupu yang kuliah. Jadi maklumin yaps:)
Vomennya guys jangan lupa, terimakasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Sebastian [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA ‼️ Bara Sebastian, seorang ketua geng motor yang mempunyai jiwa kepemimpinan tegas serta bertanggung jawab, memiliki sifat misterius kadang perhatian kadang cuek, dan ia sangat anti dengan bau-bau percintaan. Namun ia dapat d...