Halo Reaper, jangan lupa divomen
****
"Push up 100 kali, dont isi bacot!"
Lelaki diseberang sana sedang menghukum siswa yang lagi - lagi terlambat datang ke sekolah.
"Cowo lo galak juga, Ray."
"Galak sama yang lain, kalo sama gue sih lebih galakan gue kebanding dia."
"Definisi suami takut istri, Hahaha." celetuk Amalia
"Pala bapak kao, Bara sama Araya belum suami istri anjer!"
"Galak bener kan cuma perumpamaan doang, Fel."
"Jangan - jangan dia lagi nerima tamu bulanan, alias PMS!" timpal Lexa
"Ya, makanya jangan mancing emosi gue keluar atau ntar gue makan lo satu - satu!"
"Ternyata Felly suka makan orang, gue jadi takut deket - deket sama dia." ucap Amalia yang bersembunyi di balik tubuh mungil Salsabila.
"Gue gak doyan lidi."
Amelia yang mendengar ucapan temannya tersebut langsung keluar dari persembunyian tadi. "Etdah buset, lo gak tau ya. Tubuh gue ini penuh vitamin dan paling terpenting gue sehat lahir batin."
Diantara kelima gadis itu, mereka berdua memang paling banyak bacot serta tidak mau kalah satu sama lain. Salut sama Araya yang bisa tahan sahabatan sama dua bocah songong, yang bisa dibilang otaknya sudah mereng.
"Daripada lo berdua ribut, mending kita ke kelas nyiapin materi buat jam pertama!" titah Araya, dibalas anggukan keempat sahabatnya. Tidak lupa juga, ia melihat ke arah pacarnya yang masih sibuk menghukum 3 siswa di lapangan sana.
***
Setelah kepergian kelima gadis tersebut, kini Bara telah menyelesaikan hukumannya terhadap 3 siswa yang sudah sering kali terlambat masuk sekolah. Hari ini adalah hari terakhir Bara memberikan hukuman pada mereka. Jikalau kejadian ini terulang kembali, maka lelaki yang berstatus sebagai wakil ketua osis tersebut akan mengambil tindakan, untuk mengadukan hal ini kepada kepala sekolah.
"Baik, camkan baik-baik yang saya tadi katakan kepada kalian!"
"Tidak ada kata ampun, jika kejadian ini terulang kembali!" sambung Bara penuh ketegasan dan ke - 3 siswa tersebut berjanji untuk datang lebih awal ke sekolah.
Bara hanya mengangguk, lalu dari luar lapangan sudah ada keempat inti Blasters yang menanti kedatangan ketuanya.
"Kasian juga itu bocah lo hukum sampe gitu." ucap Abimanyu sembari melihat ke tengah lapangan
"Kalau gak gue hukum, mereka bakal tetep terlambat dan juga gak bakal kapok!"
"Iya juga, tapi rada kasian."
"Bocah - bocah ingusan macam mereka itu, harus dikasi pelajaran." timpal Adit melempar botol air mineral ke arah Bara, dengan sigapnya ketua Blasters tersebut menangkap dan tanpa berpikir panjang ia langsung meneguknya sampai habis.
"Tumbenan otak lo pinter, Dit?" tanya Mario sambil mentoel kepala Adit.
"Otak gua emang pinter dari dulu, ogeb. Lo nya aja yang kagak tau!"
"Idih, gue ingetin ya. Lu itu rengking terakhir di kelas 12 MIPA 5!"
Evan yang sedari tadi hanya diam, merasa kalau kupingnya sudah tidak tahan dengan adegan adu bacot kedua sahabat itu. "Lo juga sama!" Seketika Mario dan Adit terdiam dibuatnya, Abimanyu serta Bara berusaha untuk menahan tawa.
"Van, lo mau kemana? Jam pertama udah mau mulai 30 menit lagi!" tanya Abimanyu yang melihat Evan akan pergi dari sana.
"Gua ada urusan sebentar, kalian ke kelas aja duluan ntar gua nyusul." Evan melenggang meninggalkan keempat sahabatnya.
***
Suasana ruangan kelas 11 MIPA 1 masih terlihat sepi, terlihat 5 gadis yang sedang berbincang - bincang satu sama lain. Namun salah satunya, izin pergi entah kemana.
Salsabila mencuci mukanya yang sedikit terasa lengket, karena tadi pagi ia terburu-buru ke sekolah dan tidak sempat untuk mencuci wajahnya serta mandi. Namun untung saja, gadis itu memiliki paras yang cantik. Setiap masalah pasti mempunyai sebab, sama seperti Salsabila yang terburu-buru datang ke sekolah.
"Awwwsssss"
Gadis yang berparas cantik serta cupu itu merasa perih ketika air masuk ke dalam luka yang berada di jari tangannya, ia dengan perlahan membuka hansaplast di jarinya. Tetapi baru saja ingin menempelkan hansaplast yang baru, Salsabila dikejutkan oleh kedatangan seseorang .
Evan berjalan di koridor sekolah dengan hati - hati, pria dengan paras tampan serta sikap sedingin kulkas 2 pintu itu mengendap - endap ke kamar mandi yang berlambang " ♀️ ". Siapa sangka seorang pria yang sikap serta hatinya cuek, tiba - tiba saja masuk ke sana. Tanpa berpikir panjang, ia segera masuk ke dalam dan untung saja tidak ada orang kecuali Salsabila yang sangat terkejut akan kedatangan Evan.
"Haa...!"
Ia langsung berteriak karena saking terkejutnya gadis tersebut, namun Evan dengan segera menempelkan tangan kanan di mulut Salsabila, hampir saja mereka berdua ketahuan berada dalam toilet yang sama.
"Ckrekk." suara pintu depan toilet seperti ada yang membukanya, dengan jantung yang berdegup kencang Evan segera menarik Salsabila ke dalam salah satu kamar mandi. Di sana tersedia 4 kamar mandi, dan mereka berdua bersembunyi di kamar mandi paling ujung.
"Diem, atau kita berdua bakal ketahuan!" titah Evan sambil menempelkan jari telunjuk di mulut.
Sekitar 5 menit, Evan merasa bahwa keadaan di luar sudah kondusif untuk keluar. Perlahan membuka pintu, dan menyuruh Salsabila mengintip ke luar.
"U-udah, enggak ada orang." ucapnya sedikit takut, Evan memastikan ucapan gadis cupu itu. Memang benar situasi di luar sudah aman, pria tersebut langsung keluar dan berkata kepada Salsabila bahwa ia sudah selesai membaca buku milik si cupu itu. Tapi sepertinya Evan belum puas, karena gara - gara Salsabila. Novel yang harus dibelinya terjual habis.
"Gue mau lo beliin novel terbaru di toko buku itu!"
"Kalau gak gue bakal terus ganggu lo kayak gini!" sambungannya mengancam
"T-tapi-."
"Gak ada tapi - tapian, gue enggak suka sama kata tapi. Kalau lo mau gue ganggu mulu, yaudah terserah!" balasnya dan langsung pergi dari hadapan Salsabila. Satu air mata menetes, disusul air mata yang lainnya. Evan tidak mengetahui bagaimana kehidupan gadis yang terlihat cupu tersebut.
"Pa, Salsa boleh ikut kesana enggak? Salsa capek disini, gak ada yang sayang sama Salsa!" batinnya sembari menangis melihat luka di tangannya yang mengeluarkan cairan berwarna merah.
Jangan lupa vomennya sayang
See you sayang ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Sebastian [END]
Подростковая литератураFOLLOW SEBELUM MEMBACA ‼️ Bara Sebastian, seorang ketua geng motor yang mempunyai jiwa kepemimpinan tegas serta bertanggung jawab, memiliki sifat misterius kadang perhatian kadang cuek, dan ia sangat anti dengan bau-bau percintaan. Namun ia dapat d...