Sebelum lanjut baca jangan lupa
follow akun Instagram
@wp.indahyuuvSiap menuju ending? Siap gak siap harus asiap atuh
****
Di tengah jejeran batu nisan, keempat lelaki itu berjongkok sembari melantunkan doa. Genap 2 minggu mereka berpulang meninggalkan kenangan yang tak terlupakan.
Siang ini sedikit mendung, mungkin akan turun hujan. Mario mengambil sesuatu di tas ranselnya, sebuah buku gambar A5. Ia membuka gulungannya perlahan, banyak kata-kata serta foto mereka berlima.
Bara mengusap foto yang terpasang di sana, "Gua inget waktu itu Adit masang foto kita berlima buat kenangan waktu kelulusan."
"Anehnya kita malah nertawain dan bilang kayak bocil SD." Timpal Abi, mereka sedikit terkekeh.
"Dit, maaf waktu itu kita gak ngedukung. Tapi sekarang kita semua udah ngelanjutin apa yang udah lo buat setahun lalu." Ucap Mario
Tak terasa waktu berjalan
Kita sudah berada di tengah jalan
Tiga tahun kita berteman
Sebentar lagi kita tamat barengan
Stay happy kawan
Walau kehidupan senantiasa suram
Berjalan lah menuju tujuan
Sampai mentok di rumah tuhanTertanda : Adit si paling doyan seblak
Puisi itu menjadi pembuka di kertas gambar tersebut, di sekelilingnya banyak tempelan foto-foto mereka waktu pertama sekolah.
Tetesan air hujan mulai jatuh menimpa dedaunan, angin dan petir menjadi temannya. Keempatnya langsung bergegas meninggalkan kedua makam itu.
Udara dingin menyusup dari sela-sela Ventilasi, Bara sedang duduk di sofa sembari mengelapi rambutnya yang basah. Segeranya ia bangun mengambil handphone yang berada di tas sekolahnya. Lalu dibukanya aplikasi berwarna hijau, ia membuka satu chat yang disematkan paling atas. Dengan keraguan yang masih melanda hatinya, Bara mengetikkan sesuatu lalu mengirimnya.
"Woy!"
Plak
Satu gaplokan itu berhasil mendarat di lengan kekar milik Mario, siapa suruh mengejutkan orang yang sedang serius bermain ponsel.
"Sakit-lah!" kata Mario memegangi lengan kanannya, mungkin saja sekarang lengan itu sudah kemerahan.
"Siapa suruh ngagetin," ucap Bara dengan jemari yang masih sibuk mengetik.
"Soli atuh," balasnya. Mario berjalan mendekati tas ransel, diambilnya buku gambar yang tadi sempat dibuka di pemakaman. "Ini mau dipajang dimana?" Tanyanya.
Abi yang baru saja berganti pakaian langsung menghampiri keduanya, "Di sini aja. Posisinya juga enak buat dipandang."
"Gimana menurut lo?" Abi mengarahkan pandangannya ke sofa dimana Bara telah duduk.
"Bagus tinggal dikasi bingkai biar tahan lama."
"Nih," entah darimana orang itu datang. Evan menyerahkan sebuah bingkai pada Mario.
Mario mengambil bingkai itu dari tangan Evan, "Gercep amat wibu yang satu ini."
Dengan hati-hati, Mario menaruh kertas itu ke dalamnya. Lalu dibaliknya bingkai itu, "Dit kita pasang ini di markas ya."
Evan mengambil paku serta palu, lalu memalu paku di tembok sebagai tempat foto tersebut digantung.
Bara yang tadi sibuk dengan ponsel, langsung menaruh benda tersebut di atas meja. "Kita bakal selalu inget sama lo, Dit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Sebastian [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA ‼️ Bara Sebastian, seorang ketua geng motor yang mempunyai jiwa kepemimpinan tegas serta bertanggung jawab, memiliki sifat misterius kadang perhatian kadang cuek, dan ia sangat anti dengan bau-bau percintaan. Namun ia dapat d...