90 Days

798 88 15
                                    

"Kau ingin makan apa?" Tanyanya sambil tersenyum manis.

Lawan bicara di depannya menghela napas pelan. "Aku tidak ingin makan, sejujurnya aku mengajakmu bertemu tidak untuk ini."

Ia terdiam sesaat. "Lalu?"

"Aku ingin kita berhenti."

"Maksudmu?" Tanyanya tidak mengerti.

"Hubungan kita— aku ingin kita mengakhirinya hari ini."

Saking kagetnya ia hanya terdiam dengan matanya yang berkedip. "Tapi kenapa? Bukankah selama ini kita baik-baik saja?"

Wanita didepannya kembali menghela napas dan menunduk. "Maafkan aku, tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini."

Sehun, pria yang baru saja diputuskan kekasihnya hanya bisa menelan ludahnya kasar.

"Apa karena aku memberi tahumu bahwa aku—."

Ucapan Sehun yang belum selesai langsung dipotong. "Mungkin ini terdengar jahat tapi itu salah satu alasannya. Aku masih mencintaimu tapi aku tidak bisa menerima keadaannya, maafkan aku."

Meskipun sakit hati dan kecewa Sehun mencoba mengerti dan ia mengangguk. "Aku mengerti, tidak usah meminta maaf."

"Sekali lagi maafkan aku Sehun." Isak gadis itu.

Setelah kejadian siang tadi Sehun hanya menunduk saat masuk ke dalam kamarnya.

Ia sedih tapi tidak bisa berbuat banyak.

Sehun memejamkan matanya merasa pusing dan tidak lama hidungnya kembali mengeluarkan darah hingga menetes ke lantai.

"Ck yak! Berhenti mengeluarkan darah, gara-gara kau aku sering diputuskan kekasihku." Gerutu Sehun sambil menepuk pelan hidungnya yang masih mengeluarkan darah.

&&&

"Sehun..."

Tok

Tok

Tok

"Ini Ibu, apa kau sudah makan?"

"Sehun-ah?"

Karena tidak kunjung dibuka ibunya memberanikan diri untuk masuk dan untungnya kamar anak tunggalnya itu tidak dikunci.

"Ya Tuhan Sehun!"

Ibu berseru khawatir saat melihat putranya yang menggigil dan tubuhnya demam.

"Sehun, kau masih mendengar Ibu?"

Sehun mengangguk lemah. "Rasanya aku ingin mati, tulang-tulangku terasa ngilu Bu."

Ibunya mengangguk sudah menangis. "Apa sakitmu kembali kambuh? Sejak kapan? Kenapa kau tidak bercerita pada Ibu?

"Dua bulan yang lalu." Jawab Sehun lemah lalu kembali memejamkan matanya.

"Ya Tuhan Sehun... Tunggu sebentar Ibu memanggil Ayah dulu dan kita ke dumah sakit."

Malam itu kedua orang tua Sehun membawa putranya langsung ke rumah sakit.

Sudah satu minggu Sehun berada di rumah sakit, demamnya sudah turun dan sekarang lihat dia kembali menyebalkan dan cengengesan melihat ibunya yang mengomel.

"Ayolah Bu aku sudah sembuh, aku tidak demam lagi."

"Aku tahu tapi bukan itu penyebabnya. Dan kau Sehun kenapa tidak mengatakan hal ini pada Ayah dan Ibu."

Sehun mencibir pelan. "Ini bukan masalah besar."

"Apa katamu, bukan masalah besar? Apa kau tidak mengerti kekhawatiran kami akan sakitmu itu?"

1210 Story [SEULHUN ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang