Bahagia

1.5K 129 64
                                    

Sinar mentari di pagi hari masuk melalui celah jendela. Seorang wanita tersenyum melihat pria yang dinikahinya sekitar satu tahun lalu masih tertidur nyaman di atas kasur.

Ia melangkah mendekat dan duduk di sisi kasur kemudian jari lentiknya mengelus lembut rambut suaminya.

"Suamiku bangunlah, hari sudah siang. Apa kau tidak akan pergi bekerja?" Suaranya melantun merdu.

Pipinya bersemu merah melihat punggung suaminya yang polos mengingat semalaman mereka bercinta, dan sudah menjadi kebiasaan jika usai bercinta suaminya itu tidak akan memakai lagi pakaiannya sampai bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pipinya bersemu merah melihat punggung suaminya yang polos mengingat semalaman mereka bercinta, dan sudah menjadi kebiasaan jika usai bercinta suaminya itu tidak akan memakai lagi pakaiannya sampai bangun. Dan jika ia akan memakai bajunya, pria itu akan melarang dan akan langsung memeluknya erat membuat keduanya akan tidur tanpa sehelai benangpun sampai pagi.

Oh dan tentu yang pertama kali bangun adalah dirinya, bahkan saat ini ia sudah mandi dan berpakaian.

Cup

"Oh Sehun... Bangunlah."

Mendapat kecupan di pipinya Sehun berbalik merubah posisi tidurnya menjadi terlentang, tapi tangannya kembali menarik selimut.

Seulgi sang istri hanya menggeleng pelan, sudut bibir melengkung membuat senyuman. Menghela napas pelan Seulgi membungkukkan tubuhnya dan bibirnya mulai mengecup-ngecup bibir Sehun.

Cup

Cup

Cup

"Masih tidak mau bangun?"

Kemudian bibirnya memagut lembut membuat Sehun yang masih terpejam tersenyum kecil. Sehun menahan tengkuk istrinya kemudian membalas ciumannya tak kalah lembut.

"Selamat pagi istriku." Sapa Sehun dengan suara serak khas bangun tidur ketika ciumannya terlepas.

"Selamat pagi."

Sehun terduduk dan malah melamun, sedangkan Seulgi tersenyum gemas melihat suaminya seperti bayi. Jangan lupakan kalau rambutnya mencuat kesana kemari.

"Apakah suamiku tidak ingin menyapa calon anaknya?" Celetuk Seulgi yang masih memperhatikan Sehun.

Pria itu tersenyum kemudian menoleh. "Tentu saja aku akan menyapa calon anakku, aku tadi sedang mengumpulkan nyawaku."

Kemudian Sehun mendekat dan membungkuk menciumi perut istrinya yang sudah membuncit.

"Selamat pagi anakku, apa kau baik-baik saja di dalam perut Ibu hmm?"

1210 Story [SEULHUN ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang