01

13.2K 418 16
                                    

Tentang rasa yang harus abadi dalam bait aksara. Tentang asmaraloka yang menjadi melakolia. Tentang harsa yang harus menjadi lara.





Mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan kisah cinta seorang Anna Tasyia yang tanpa sengaja bertemu dengan sosok fatamorgana bernama Lucanne lewat mata batin-nya.

Cerita ini dimulai ketika gadis itu memasuki tahun ajaran pertamanya di bangku menengah atas. Kala itu Anna telah memilih sekolah yang ingin dia masuki. Sekolah itu cukup jauh dari rumahnya, membuat dia sedikit cemas jika keputusannya tidak disetujui orangtuanya. Gadis itu hanya diam dengan sendok dan garpu di kedua tangannya. Sang Ayah, Irawan mengamati putrinya itu lalu menatap Istrinya, Melinda.

"Anna ngga suka masakan Bunda?" Kata Bunda Meli memecah keheningan.

"Gimana, udah nemu sekolahnya ?." Sahut Ayah.

"Udah Yah, tapi..."

"Kenapa ? Apa ada fasilitas yang kurang dari sekolah itu."

"Bukan Yah, Anna udah nyari tahu tentang sekolah itu dan Suka" Jelas Anna pelan.

"Terus kenapa kamu gelisah gitu ?" Tanya Bunda Meli penasaran.

"Sekolahnya jauh dari rumah Bun, tapi Anna udah yakin pengen masuk kesana"

Ayah Irawan hanya terkekeh mendengar perkataan putrinya itu. Bunda Meli tersenyum mengusap pelan rambut Anna dan berusaha meyakinkan putrinya jika sang Ayah pasti menyetujui keputusan Anna.

"Lusa Ayah antar kamu cari tempat di sekitar sekolah itu"

"Tuh denger kata Ayah, udah sekarang kamu makan terus tidur." Ujar Bunda Meli melanjutkan makan.

"Beneran Yah ?" Tanya Anna antusias.

Ayah Irawan mengangguk. Mereka melanjutkan acara makan malam. Setelah selesai Anna pergi ke kamarnya. Dia tidak berhenti tersenyum setelah orangtuanya menyetujui keputusannya untuk masuk ke sekolah impiannya, SMA Cakrawala. Gadis itu mengambil ponsel, berniat membuka beberapa aplikasi media sosialnya sebelum tidur.

Anna bukanlah gadis dengan banyak teman pada umumnya. Kebanyakan teman-teman di sekolahnya menganggap dirinya sebagai gadis yang aneh. Sering kali dia dipergoki sedang berbicara sendiri atau bahkan tiba-tiba berteriak histeris tanpa sebab.

Sebenarnya bukan tanpa sebab, itu karena mata batin Anna terbuka. Dimana dirinya bisa melihat sosok tidak kasat mata di sekililingnya. Itu cukup mengganggu untuk kehidupan Anna. Sangat sulit mengendalikan kemampuannya itu. Tidak semua sosok tak kasat mata itu mengganggu. Tapi sebagian ada juga yang usil menganggu Anna. Tiba-tiba muncul di hadapannya atau kadang menunjukkan wajah seram membuat gadis itu ketakutan dan bahkan merasa sangat kuwalahan mengendalikan dirinya.

Gadis itu sering di bully bahkan di jauhi oleh teman-temannya. Dia sendiri lelah dengan kehidupannya yang tidak luput dari hal-hal mistis. Membuat gadis itu berusaha keras membiasakan dirinya dengan kehadiran sosok seperti itu di kehidupan sehari-harinya. Kemampuan Anna yang dapat melihat sosok tak kasat mata bukan bawaan dari lahir atau karena garis keturunan. Mata batin Anna terbuka sejak tragedi kecelakaan saat usianya 6 tahun di Taman Kanak-kanak.

"Aaaaaaaaaaa," Teriak Anna histeris bersamaan dengan sebuah mobil yang melaju ke arahnya.

-
TBC
cerita ini terinspirasi dari kisah nyata
"Anna Tasyia" dengan beberapa perubahan pada cerita

LUCANNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang