Tidak terasa sudah satu tahun berlalu. Ujian sekolah Anna juga berjalan dengan cukup baik. Ini adalah tahun ajaran kedua bagi gadis itu. Namun, berita tentang virus covid-19 semakin marak dan mengharuskan Anna dan para murid lainnya belajar dirumah masing-masing.
Rasanya akan semakin membosankan karena Anna tidak bisa lagi berinteraksi dengan teman-temannya sesering di kelas. Daren, laki-laki itu juga sudah menjalani kehidupannya di Bali dengan baik. Meski jadwal mereka yang sibuk, sesekali mereka tetap berkomunikasi.
"Sudah menyiapkan jadwal daring untuk besok ?" Tanya Lucanne membuyarkan lamunan Anna.
"E-eumm, udah kok"
"Kenapa melamun, Anna ?"
Anna menghela nafas dan terdiam sejenak.
"Bosen banget terus-terusan di rumah"
"Kangen main bareng temen-temen, kangen suasana di kelas"
Anna menatap Lucanne sengan lesu. Laki-laki itu menyelipkan helaian rambut kebelakang telinga gadis di depannya. Dia tersenyum menatap Anna yang tak semangat menjalani kesehariannya lagi.
"Bagaimana kalau besok kita masak makanan Italia ?"
"Keliatannya seru !" Sahut Anna antusias.
"Besok kita ajak Pakcong dan Misky juga ya?
Lucanne mengangguk meng–iyakan permintaan gadis itu. Meski dia tahu kehadiran Pakcong dan Misky akan menghiasi acara memasak Anna dengan dialog pertengkaran mereka.
Anna membuka ponselnya dan mencari tahu tentang beberapa masakan Italia. Gadis itu menunjukkan beberapa makanan khas Italia kepada Lucanne. Mata laki-laki itu tertuju pada sebuah gambar hidangan penutup bernama "Pistachio Panna Cotta". Makanan ini umumnya terbuat dari gelatin, krim, dan susu. Dalam bahasa Italia, panna cotta artinya krim yang dimasak. Masyarakat Italia menyajikan panna cotta untuk pesta di rumah.
"Mau nyoba masak ini?" Anna menawarkan.
"Sepertinya ini sangat lezat"
"Oke ! Besok kita masak makanan Italia sama dessert ini"
Lucanne terkekeh melihat Anna begitu yang begitu antusias. Mereka melanjutkan aktivitas dan Lucanne juga menyiapkan beberapa jadwal daring Anna besok. Mungkin wabah virus covid sangat merugikan banyak pihak. Tapi baiknya, hubungan Lucanne dan Anna semakin akrab dan intens.
Lucanne banyak menghabiskan waktu dengan Anna. Mulai membantu Anna balajar, mengerjakan tugas, membantu membersihkan kamar atau hal lainnya. Tidak ada acara menunggu gadis itu pulang malam dan yang pasti tidak ada Daren di antara mereka. Meski Lucanne tahu Daren dan gadisnya itu masih berhubungan dengan saling menanyakan kabar lewat media sosial.
"Sudah siap !"
Lucanne memisahkan beberapa buku di sudut meja. Itu buku jadwal daring Anna.
"Terimakasih tuan hantu.."
Anna mengusap-usap rambut Lucanne. Membuat laki-laki itu diam dengan perasaan tak karuan.
"Indah, namun tidak bertahan lama. Bukan hari ini, tapi suatu hari nanti. Kamu hanya perlu percaya, tanpa bertanya"
"Selamat malam, tidur yang nyenyak.."
Anna terseyum pada Lucanne sebelum menutup kedua matanya. Dibenaknya dipenuhi wajah Lucanne. Ada perasaan yang dia tahan tanpa dia tahu sampai kapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCANNE
HorrorBukan cerita horor ! Ini tentang Anna Tasyia yang dipertemukan dengan sosok fatamorgana bernama Lucanne lewat mata batin nya. Tanpa disadari benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya. Mungkinkah mereka untuk bersama ataukah harus saling melepaskan...