Sepuluh tahun berlalu. Anna kecil tumbuh menjadi gadis cantik dengan usianya yang sudah memasuki enam belas tahun. Hari ini Anna sangat bahagia. Dia pergi dengan sang Ayah untuk survei salah satu rumah susun di dekat sekolahnya yang akan dia tempati. Meski gadis itu masih kesulitan mengendalikan dirinya, dia tetap mencoba tenang dalam situasi apapun saat dihadapkan dengan hal-gal ghaib. Ini adalah awal baru untuk dirinya. Tidak ada lagi Anna yang aneh dan tidak punya teman !
"Huft," Anna menghela nafas.
Dalam hati Anna bertekad untuk bersikap tidak peduli pada hal-hal gaib disekitarnya. Dia terus berpura-pura seakan tak pernah melihat mereka. Gadis itu harus hidup layaknya gadis normal lainnya. Dia juga ingin punya teman.
Sesampainya di lokasi, Anna melihat beberapa kamar yang akan dia tempati. Dan ya ! Mungkin kamar nomor 18 ini sangat cocok untuk Anna. Tidak terlalu banyak 'penghuni' di dalamnya. Jadi Anna tidak perlu banyak berinteraksi dengan sosok seperti itu.
"Ayah, Anna ambil kamar yang ini ya."
Ayah Irawan menyetujui pilihan Anna dan menyewa kamar itu selama tiga tahun ke depan untuk putrinya tempati selama bersekolah disana.
"Ayah urus uang sewanya, besok kamu bisa langsung pindah di sini."
Keesokannya Anna mulai pindah. Dia mengeluarkan barang-barang dari kopernya. Menata beberapa pernak-pernik di kamar barunya agar terlihat seperti kamarnya sendir di rumah. Gadis itu tidak sabar pergi kesekolah barunya dan bertemu dengan teman-teman baru. Anna sangat berharap agar dirinya bisa hidup normal dan memiliki teman. Dia benar-benar lelah dengan kehidupan sebelumnya.
"Pokoknya gue harus bisa ngendaliin mata batin gue !" Batin Anna dengan tegas.
Belum selesai menata barang-barangnya, Anna di kejutkan dengan sosok perempuan berbaju putih dan berambut panjang. Tentu saja itu kuntilanak ! Dan betapa terkejutnya Anna yang melihat matanya kuntilanak itu hilang dan rusak. Dia ingin sekali menjerit, tapi gadis itu dengan penuh keyakinan mengontrol dirinya sendiri untuk tetap bersikap cuek seakan tidak melihat apapun di sudut pintu kamar mandinya.
Anna beraktivitas seperti biasa tanpa menghiraukan kuntilanak itu. Lagi pula sosok itu hanya diam dan tidak mengganggu, jadi Anna sedikit lega. Selesai mandi dan mencuci baju, Anna berniat menjemur pakaiannya di Balkon kamar. Cuaca hari ini sangat cerah dan bagus untuk acara menjemur baju. Tapi lagi-lagi Anna di kejutkan dengan sosok pocong tua dengan wajah rusak berlumuran darah. Sangat menyeramkan dan menjijikan. Anna menghela nafas kasar.
"Sial, panas banget hari ini." Anna mencoba mengalihkan pandangannya.
Tanpa menghiraukan pocong tua itu, Anna menjemur baju-bajunya dengan santai. Pocong tua itu merasa kecewa karena ternyata gadis itu tidak bisa melihatnya. Dia berhenti menjahili Anna dan hanya duduk diam di sudut balkon dan menunduk.
-
TBC
cerita ini terinpirasi dari kisah nyata
“Anna Tasyia“ dengan beberapa perubahan pada cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCANNE
HororBukan cerita horor ! Ini tentang Anna Tasyia yang dipertemukan dengan sosok fatamorgana bernama Lucanne lewat mata batin nya. Tanpa disadari benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya. Mungkinkah mereka untuk bersama ataukah harus saling melepaskan...