02

6.5K 201 5
                                    

Flashback >>>

"Bundaaaaa," Teriak gadis kecil di seberang jalan.

Suara itu milik Anna kecil ketika berusia 6 tahun. Gadis kecil itu menyapa Bundanya yang ada di seberang jalan. Anna kecil yang tak sabar menghampiri sang Bunda, berlari menyeberangi jalan. Tapi sialnya sebuah mobil melaju dari arah kanan Anna dengan kecepatan tinggi dan menyerempet tubuh mungil gadis itu.

"Aaaaaaaaaa" Teriak Anna sebelum akhirnya tubuh gadis itu terhantam mobil.

"ANAAAAAAA," Melinda berteriak histeris kala melihat putrinya tersungkur dan berlumpuran darah tepat di depan matanya.

Melinda menangis sambil menopang tubuh Anna yang sudah tak berdaya. Dengan cakap salah seorang disana menelpon ambulan sehingga tidak butuh waktu lama ambulan pun datang. Sesampainya di rumah sakit Melinda menelpon suaminya dan memberitahu keadaan putri mereka. Wanita duduk di kursi tunggu dengan tubuh lemas sambil menangis sesegukan.

Irawan bergegas menuju rumah sakit dengan tergesa-gesa. Sesampainya di lorong kamar Anna, Irawan melihat Melinda yang tengah duduk sambil menangisi putri kecilnya yang ada di kamar rawat.

"Sayang," Lirih Irawan memeluk Melinda.

Wanita itu semakin terisak di dalam dekapan suaminya, khawatir dengan keadaan sang putri. Dia terus menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian ini. Irawan berusaha menenangkan Istrinya dengan mengeratkan pelukannya. Dia meyakinkan Istrinya bahwa ini murni kecelakaan, bukan salah sang Istri.

Tak lama kemudian dokter keluar dari kamar rawat Anna. Irawan segera menghampiri dokter.

"Dok, gimana keadaan anak saya ?," Tanya Irawan dengan cemas.

"Putri Bapak baik-baik saja, tidak ada luka yang serius. Beruntung anak Bapak dilarikan ke Rumah Sakit tepat waktu sehingga putri Bapak bisa langsung ditangani."

Melinda menghela nafas lega mendengar perkataan dokter. Dia teringat dengan salah satu wali murid di sekolah Anna. Benar, sosok itulah yang membantunya menelpon ambulan. Melinda benar-benar bersyukur dan berterima kasih kepada wanita itu.

"Syukurlah Anna baik-baik saja Yah, Bunda harus berterimakasih sama orang yang bantu Bunda nelfon ambulan tadi."

"Bunda kenal ?."

"Bukan ngga kenal, tapi dia salah satu wali murid juga di sekolah Anna. kalo putri kita sudah boleh pulang, nanti Bunda temuin dia." Melinda bergegas menemui putrinya yang masih terbaring di ranjang.

"Sayang cepet bangun ya, Bunda kangen." Melinda membelai rambut putrinya pelan.

"Anna sayang, Ayah janji sama kamu. Kalau nanti kamu sembuh, Ayah bawa kamu liburan ke Bali." Imbuh Irawan mencium tangan Anna.

1 bulan berlalu, Anna kecil sudah mulai membaik. Gadis itu sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Namun, ada satu hal yang tak biasa. Anna kecil mulai melihat hal-hal yang tidak bisa orang lain lihat. Apakah mata batin Anna terbuka ?

Pagi ini Melinda bertemu salah satu wali murid yang membantunya menelfon ambulan di sekolah. Dia mengucapkan banyak terimakasih kepada wanita itu.

"Ini anak kamu jeng ?"

Wanita itu mengangguk sambil melihat anak laki-laki yang seumuran dengan Anna.

"Bunda ada pocong di pojok sana," Ucap Anna tiba-tiba memeluk Bunda Meli.

Saat itulah dunia Anna mulai berubah.

-
TBC
cerita ini terinspirasi dari kisah nyata
"Anna Tasyia" dengan beberapa perubahan pada cerita

LUCANNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang